Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Pemeriksaan Sistem Motorik general_alomedika 2022-10-07T07:37:22+07:00 2022-10-07T07:37:22+07:00
Pemeriksaan Sistem Motorik
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pemeriksaan Sistem Motorik

Oleh :
dr.Yeni Purnamasari
Share To Social Media:

Teknik pemeriksaan sistem motorik meliputi penilaian sikap badan atau postur, bentuk dan ukuran otot, gerakan abnormal otot yang tidak terkendali, tonus otot, kekuatan otot, dan gerakan ekstremitas. Pemeriksaan ini dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, atau berbaring.[9,10]

Persiapan Pasien

Lakukan anamnesis secara detail sebelum memulai pemeriksaan sistem motorik dan jelaskan langkah-langkah pemeriksaan yang akan dilakukan dengan tata bahasa yang mudah dipahami pasien.[9]

Pastikan ruangan pemeriksaan tertutup, sehingga dokter dapat menjamin kerahasiaan pasien. Pastikan ruangan memiliki penerangan baik dan minta dampingan perawat untuk bertindak sebagai saksi. Berikan instruksi kepada pasien untuk mengatur posisi sesuai bagian tubuh yang hendak diperiksa.[9]

Peralatan

Pada pemeriksaan sistem motorik, peralatan tambahan tidak diperlukan.[9]

Posisi Pasien

Untuk pemeriksaan sistem motorik, pasien dapat diposisikan berdiri maupun duduk, tergantung pada jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Namun, apabila pasien tidak dapat berdiri atau duduk, pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara berbaring.[9]

Prosedural

Pemeriksaan sistem motorik mencakup inspeksi, palpasi, penilaian gerakan pasif dan gerakan aktif, serta penilaian kekuatan otot.[10]

Inspeksi

Inspeksi dilakukan dengan memperhatikan sikap badan (postur), bentuk dan ukuran otot, dan gerakan abnormal otot yang tidak terkendali.[9]

Saat inspeksi sikap badan dan gait, amati sikap badan secara keseluruhan dan sikap setiap anggota tubuh. Pemeriksa harus mengamati sikap pasien saat berbaring, berdiri, duduk, bergerak, dan berjalan.[9]

Saat inspeksi bentuk dan ukuran otot, bandingkan dengan sisi yang sehat, baik dalam keadaan otot beristirahat maupun otot berkontraksi. Pengamatan dilakukan sistematis mulai dari kepala dan wajah hingga ekstremitas bawah. Perhatikan adanya perubahan bentuk otot (atrofi, hipotrofi, atau hipertrofi). Pada kasus kelumpuhan sejak usia anak, ukuran anggota gerak atas atau bawah yang mengalami kelumpuhan akan terlihat lebih pendek daripada anggota gerak yang sehat.[9]

Saat inspeksi gerakan abnormal tidak terkendali, dokter mungkin menemukan tremor (fisiologis, halus, kasar), khorea, atetosis, ballismus, tik, fasikulasi, dan spasme.[9]

Palpasi

Sebelum palpasi, minta pasien untuk tenang dan mengistirahatkan otot-ototnya agar tidak terjadi kesalahan penilaian. Palpasi otot-otot ekstremitas bagian atas mencakup otot triseps, otot biseps, dan otot-otot lengan bawah. Sementara itu, palpasi otot-otot ekstremitas bawah mencakup otot-otot paha dan betis.[9]

Penilaian dilakukan dengan cara:

  • Membandingkan otot yang sakit dengan otot yang sama di sisi tubuh yang sehat
  • Memeriksa otot yang sehat terlebih dahulu
  • Melakukan palpasi dengan pemijatan otot untuk menilai apakah tonus normal, hipotoni, atau hipertoni
  • Menanyakan apakah pasien merasa nyeri saat dipalpasi[9]

Pemeriksaan Gerakan

Pemeriksaan gerakan dilakukan untuk menilai luas gerak persendian. Pemeriksaan ini dibagi menjadi pemeriksaan gerakan pasif dan gerakan aktif. Sebaiknya, lakukan pemeriksaan pasif terlebih dahulu baru pemeriksaan secara aktif.[9]

Pemeriksaan Gerakan Pasif:

Pasien diminta untuk tenang dan mengistirahatkan ekstremitas yang akan diperiksa. Pemeriksa kemudian menggerakkan ekstremitas pasien (tungkai atau lengan) pada persendian hingga ekstremitas berada dalam keadaan fleksi. Lalu, ekstensikan kembali dengan gerakan yang bervariasi, mulai dari gerakan cepat, kemudian lambat, lalu cepat kembali, lalu lebih lambat, dan seterusnya bergantian secara berulang-ulang.[9,10]

Pemeriksaan dilakukan pada ekstremitas yang sehat terlebih dahulu baru ekstremitas sisi yang sakit. Sambil mengerjakan ekstremitas, nilai ada tidaknya tahanan (kekakuan), baik berupa spastisitas maupun rigiditas. Pada keadaan normal, jika pasien benar mengistirahatkan persendian, tidak ada tahanan.[9,10]

Pemeriksaan Gerakan Aktif:

Memeriksa range of motion (ROM) pada ekstremitas atas dan bawah dengan cara mengatur posisi pasien, yakni duduk atau berbaring bagi pasien yang tidak mampu duduk. Pemeriksaan ROM juga bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas pasien dengan gangguan gait.[9]

Pada pemeriksaan ekstremitas atas, lakukan rotasi lengan pada persendian bahu dan minta pasien menggerakkan bahu ke atas, bawah, depan, dan belakang. Bila pasien tidak dapat menggerakkan lengan, minta pasien untuk menggerakkan sendi-sendi kecil pada jari tangan saja atau menggeser lengannya. Bandingkan sisi sehat dan sakit.[9]

Pada pemeriksaan ekstremitas bawah, mulai pada tungkai yang sehat terlebih dahulu kemudian tungkai yang sakit. Minta pasien menggerakkan tungkai pada persendian paha setinggi mungkin ke arah belakang, samping kanan, dan kiri. Apabila pasien tidak dapat mengangkat tungkai, minta pasien menggerakkan sendi-sendi kecil pada jari kaki atau menggeser tungkai. Bandingkan sisi sehat dan sakit.[9]

Pemeriksaan Kekuatan Otot

Pemeriksaan kekuatan otot dilakukan untuk menilai disfungsi kekuatan otot. Derajat kekuatan otot dinyatakan dalam skala pengukuran menggunakan angka, dimulai dari angka 0 hingga 5. Semakin kecil angka, semakin lemah kekuatan otot. Semakin besar angka, semakin besar kekuatan otot.[11]

Berikut interpretasi pengukuran derajat kekuatan otot:

  • Derajat 0: tidak ada kontraksi otot sama sekali atau lumpuh total
  • Derajat 1: ada sedikit kontraksi otot tetapi persendian tidak bisa digerakkan
  • Derajat 2: pasien bisa menggerakkan ekstremitas tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat, misalnya pasien bisa menggeser lengan tetapi tidak dapat mengangkatnya
  • Derajat 3: kekuatan otot sangat lemah tetapi anggota tubuh dapat digerakkan melawan gaya gravitasi
  • Derajat 4: kekuatan otot lemah tetapi anggota tubuh dapat digerakkan melawan gaya gravitasi dan dapat menahan sedikit tahanan yang diberikan
  • Derajat 5: tidak ada kelumpuhan maupun kelemahan (kondisi normal)[11]

Pemeriksaan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas:

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam berbagai posisi, baik posisi duduk, berdiri, atau berbaring. Pemeriksa menahan gerakan otot untuk menilai kekuatan otot. Pemeriksaan dilakukan pada sisi yang sehat terlebih dahulu baru dibandingkan dengan sisi yang sakit. Pemeriksaan kekuatan otot-otot ekstremitas atas adalah:

  • Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi otot lengan bawah
  • Pemeriksaan kekuatan adduksi dan abduksi otot lengan
  • Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
  • Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi sendi metakarpal
  • Pemeriksaan kekuatan abduksi dan adduksi jari tangan
  • Pemeriksaan kekuatan menggenggam[9-11]

Pemeriksaan Kekuatan Otot Ekstremitas Bawah:

Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu lalu bandingkan dengan sisi yang sakit. Nilai kekuatan otot dengan cara menahan gerakan otot lalu merujuk pada derajat kekuatan otot. Pemeriksaan kekuatan otot-otot ekstremitas bawah adalah:

  • Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi otot paha
  • Pemeriksaan kekuatan adduksi dan abduksi otot tungkai
  • Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi persendian lutut
  • Pemeriksaan kekuatan dorsofleksi dan plantarfleksi otot-otot kaki[9-11]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

9. Takakusaki K. Functional neuroanatomy for posture and gait control. Journal of Movement Disorders. 2017 Jan;10(1):1.
10. Nicholl DJ, Appleton JP. Clinical neurology: why this still matters in the 21st century. J Neurol Neurosurg Psychiatry. 2014;86(2):229–33.
11. Bohannon RW. Considerations and Practical Options for Measuring Muscle Strength: A Narrative Review. BioMed Research International. 2019.

Kontraindikasi Pemeriksaan Siste...
Komplikasi Pemeriksaan Sistem Mo...

Artikel Terkait

  • Terapi Endovaskular Tidak Manfaat untuk Stroke Akibat Oklusi Pembuluh Darah Sedang dan Distal – Telaah Jurnal Alomedika
    Terapi Endovaskular Tidak Manfaat untuk Stroke Akibat Oklusi Pembuluh Darah Sedang dan Distal – Telaah Jurnal Alomedika
  • Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
    Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
  • Anak Muntah Setelah Cedera Kepala: Perlu CT Scan atau Tidak
    Anak Muntah Setelah Cedera Kepala: Perlu CT Scan atau Tidak
  • Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
    Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
  • Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
    Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 13 Mei 2025, 14:15
MRI Pasien Stroke Iskemik - ALOPALOOZA
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
1 Balasan
Alodokter, pasien laki2 56 tahun dgn hipertensi dan diabetes mendadak lemah sisi tubuh kanan. MRI DWI memperlihatkan gambaran berikut. Arteri apa yang...
dr.dr Ahmad krinein
Dibalas 14 April 2025, 09:18
Apa pertolongan pertama (berupa obat) pada pasien dengan cidera kepala GCS 10
Oleh: dr.dr Ahmad krinein
2 Balasan
Alo Dokter. Saya memiliki pasien cidera kepala dfn gcs 10 untuk pertolongan pertama apa obat yv saya kasih
Anonymous
Dibalas 30 Desember 2024, 09:12
Stroke dengan tanda sulit diajak bicara dan lidah mencong ke kiri
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya apabila pasien sulit untuk diajak bicara sejak 1 hr yll. Lidah mencong ke kiri.Untuk hemisphere yg terkena apakah yg kiri?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.