Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Episiotomi general_alomedika 2023-01-11T14:57:40+07:00 2023-01-11T14:57:40+07:00
Episiotomi
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Episiotomi

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Komplikasi jangka pendek episiotomi dapat berupa ruptur perineum, perdarahan, edema, infeksi lokasi sayatan, kerusakan sphincter anal dan mukosa rektum, trauma uretra, trauma kandung kemih, hematoma, nyeri, dan dehisensi luka. Sementara itu, komplikasi jangka panjang episiotomi dapat berupa infeksi kronis, disfungsi anorektal, inkontinensia urine, prolaps organ pelvis, disfungsi seksual, dan rasa nyeri.[5]

Ruptur Perineum

Ruptur perineum ke derajat yang lebih parah adalah komplikasi umum dari episiotomi. Dilaporkan bahwa risiko ruptur derajat 3–4 adalah sebanyak 1% pada wanita tanpa episiotomi, 9% pada episiotomi mediolateral dan 20% pada episiotomi medial. Teknik episiotomi medial merupakan faktor risiko terbesar untuk terjadinya ruptur yang dapat mencapai mukosa rektum.[4]

Dehisensi Luka

Dehisensi luka episiotomi didefinisikan sebagai luka terbuka lebih dari 0,5 cm atau terpisahnya epitel secara lengkap pada setidaknya 50% panjang episiotomi. Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya dehisensi luka adalah teknik penjahitan episiotomi, pilihan benang yang digunakan, obstetric anal sphincter injury, panjang perineum, dan berat lahir janin.[2]

Infeksi

Tanda-tanda terjadinya infeksi luka episiotomi adalah sekret purulen atau seropurulen pada luka dan terjadinya demam. Infeksi adalah penyebab terbanyak dehisensi luka episiotomi. Sebuah penelitian menunjukkan sebanyak 67% kasus dehisensi telah terinfeksi. Faktor risiko terjadinya infeksi adalah higiene perineum postpartum yang buruk dan hematoma pada bekas jahitan episiotomi.[2]

Nyeri Perineum

Episiotomi adalah penyebab umum nyeri perineum postpartum. Intensitas nyeri bergantung pada derajat luka, penggunaan alat bantu persalinan, durasi persalinan, teknik penjahitan, dan penggunaan analgesik. Nyeri setelah episiotomi didapatkan pada 97% wanita pada hari pertama postpartum dan pada 71% wanita setelah 7–10 hari postpartum.[2]

Disfungsi Seksual

Setelah persalinan dengan episiotomi, sekitar ⅔ wanita kembali melakukan hubungan seksual dalam jangka waktu 3 bulan. Wanita yang menjalani episiotomi memulai hubungan seksual lebih lambat daripada wanita yang tidak menjalani episiotomi. Beberapa keluhan yang dirasakan wanita setelah episiotomi adalah dispareunia dan kekeringan vagina.[2,14]

Referensi

2. Kalis V, Rusavy Z, Prka M. Childbirth trauma. Springer. 2017. ebook ISBN: 978-1-4471-6711-2. doi:10.1007/978-1-4471-6711-2
4. Lappen J. Episiotomy and repair. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/2047173-overview
5. Gün İ, Doğan B, Özdamar Ö. Long- and short-term complications of episiotomy. Turk J Obstet Gynecol. 2016;13(3):144-148. doi:10.4274/tjod.00087
14. Ejegård H, Ryding EL, Sjogren B. Sexuality after delivery with episiotomy: a long-term follow-up. Gynecol Obstet Invest. 2008;66(1):1-7. doi:10.1159/000113464

Teknik Episiotomi
Edukasi Pasien Episiotomi

Artikel Terkait

  • Episiotomi Rutin VS Episiotomi Selektif pada Persalinan Pervaginam
    Episiotomi Rutin VS Episiotomi Selektif pada Persalinan Pervaginam
Diskusi Terkait
dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
Dibalas 31 Agustus 2023, 15:52
Luka sobek di vagina, apakah harus dijahit?
Oleh: dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
4 Balasan
ALO dok, izin berdiskusi, pasien wanita usia 17 tahun datang dengan keluhan luka robek di bagian luar vagina sejak beberapa jam yll, luka didapat karena...
Anonymous
Dibalas 20 Mei 2021, 10:05
Episiotomi apakah harus selalu dilakukan - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Thomas Malonda, Sp.OGSaya ingin bertanya, Dok. Pada proses persalinan spontan pervaginam, apakah episiotomi harus selalu dilakukan? Karena ada...
dr.Liganda Endo Mahata
Dibalas 10 Mei 2018, 11:09
penanganan ruptur perineum derajat 3-4
Oleh: dr.Liganda Endo Mahata
7 Balasan
dok , ada user yang menanyakan apakah perineal repair pada ruptur perineum derajat 3-4 yg sudah ditangani terlebih dahulu oleh dukun beranak baru bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.