Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Non-Rebreathing Oxygen Face Mask general_alomedika 2023-12-14T10:50:17+07:00 2023-12-14T10:50:17+07:00
Non-Rebreathing Oxygen Face Mask
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Non-Rebreathing Oxygen Face Mask

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Komplikasi langsung dari penggunaan non-rebreathing oxygen face mask (NRM) atau sungkup oksigen non-rebreathing biasanya bersifat ringan, seperti ketidaknyamanan akibat pemasangan karet sungkup yang terlalu ketat. Komplikasi lain umumnya berkaitan dengan pemberian terapi oksigen, yaitu komplikasi akibat alat ataupun efek terapi oksigen pada tubuh pasien. Terapi oksigen selama ini dianggap tanpa komplikasi, tetapi penelitian menunjukkan bukti sebaliknya.

Terapi oksigen bebas pada kasus tertentu dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas. Hal ini terjadi akibat efek hiperoksemia seperti peningkatan sitokin inflamasi dan reactive oxygen species (ROS), penurunan curah jantung, dan konstriksi pembuluh darah paru.[2]

Komplikasi Alat

Komplikasi alat dapat terjadi akibat kegagalan atau kerusakan alat. Hal ini meliputi kebocoran kantong reservoir, kerusakan patensi katup satu arah, kerusakan flow meter atau humidifier, serta kerusakan pada sumber oksigen.

Tabung oksigen harus dijauhkan dari sumber api. Meskipun bukan gas yang mudah meledak, oksigen bisa memperburuk kebakaran sehingga harus berhati-hati dalam penyimpanan dan penggunaannya.

Ukuran sungkup yang tidak sesuai dapat menurunkan optimasi pemberian terapi oksigen. Ukuran sungkup yang terlalu besar mengakibatkan kebocoran oksigen sehingga kadar oksigen yang dihirup pasien tidak lagi optimal. Ukuran sungkup yang terlalu kecil dapat mengakibatkan cedera pada bagian pipi, hidung, dan dagu pasien.[3]

Komplikasi Terapi Oksigen

Komplikasi terapi oksigen umumnya terjadi akibat terlalu tingginya kadar oksigen pada tubuh disebut dengan hiperoksemia. Hiperoksemia mengakibatkan peningkatan sitokin inflamasi dan reactive oxygen species (ROS), penurunan curah jantung, dan konstriksi pembuluh darah paru.[2]

Hiperoksemia

Hiperoksemia adalah kondisi di mana kadar oksigen pada tubuh tinggi yaitu PaO2 lebih dari ~16 kPa (120 mmHg). Pada kondisi ini, saturasi oksigen tidak akan berubah dari 100%. Efek samping yang dapat terjadi pada tubuh meliputi toksisitas paru, vasokonstriksi pembuluh koroner, penurunan curah jantung, serta peningkatan radikal bebas dan sitokin inflamasi.[2]

Terdapat penelitian yang melaporkan risiko stroke dan infark miokard akibat pemberian oksigen pada pasien non-hipoksemia. Selain itu, pada hewan uji, pemberian oksigen berlebihan diketahui meningkatkan ROS dan mengakibatkan kerusakan alveolus difus, perdarahan, kolaps alveolus, infiltrasi sel inflamasi, nekrosis, apoptosis dan cedera endotelium serta epitelium sel paru.[3]

Risiko Retinopati pada Neonatus

Neonatus yang terpapar kadar oksigen yang tinggi berisiko mengalami retinopati.[1]

Hiperkapnia

Hiperkapnia adalah kondisi meningkatnya kadar karbon dioksida pada tubuh. Hal ini dapat terjadi jika pemberian oksigen aliran tinggi pada pasien dengan penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Peningkatan kadar karbon dioksida mengakibatkan vasodilatasi sehingga pasien mengalami nyeri kepala, kulit kemerahan, efek sedatif yang menurunkan kesadaran pasien.[3]

Mukosa Kering

Pasien yang mendapatkan terapi oksigen aliran tinggi dapat mengalami gejala akibat mukosa saluran napas yang kering. Pasien yang melaporkan keluhan kering dapat diberikan terapi oksigen dengan tambahan humidifikasi menggunakan alat humidifier.[3]

Peningkatan Risiko Mortalitas

Sebuah meta analisis menunjukkan bahwa pemberian terapi oksigen secara bebas meningkatkan risiko kematian dibandingkan dengan cara konservatif dengan nilai risiko relatif (RR) 1,21 pada hari ke-30 dan 1,14 pada periode yang lebih panjang (median 3 bulan). Meta regresi menunjukkan bahwa jika SpO2 meningkat, pemberian terapi oksigen liberal berhubungan dengan mortalitas yang lebih tinggi.[4]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. Weekley MS; BLE. Oxygen Administration. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551617/
2. Li CJ, Gung C, Hospital M, et al. Impact of using non-rebreathing mask in patients with respiratory failure. Journal of the Medical Sciences. Published online 2020. doi:10.21203/rs.3.rs-27717/v1
3. O’Driscoll BR, Howard LS, Earis J, et al. BTS guideline for oxygen use in adults in healthcare and emergency settings. Thorax. 2017;72(6):i1-90. doi:10.1136/thoraxjnl-2016-209729
4. Panchal AR, Bartos JA, Cabañas JG, et al. Part 3: Adult Basic and Advanced Life Support: 2020 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation. 2020;142(16 2):S366-S468. doi:10.1161/CIR.0000000000000916

Teknik Non-Rebreathing Oxygen Fa...
Edukasi Pasien Non-Rebreathing O...

Artikel Terkait

  • Tidak Semua Pasien Sindrom Koroner Akut Memerlukan Terapi Oksigen
    Tidak Semua Pasien Sindrom Koroner Akut Memerlukan Terapi Oksigen
  • Bahaya Penggunaan Oksigen pada Penyakit Akut
    Bahaya Penggunaan Oksigen pada Penyakit Akut
  • Pemberian Oksigen yang Tidak Pada Tempatnya Meningkatkan Mortalitas Pasien
    Pemberian Oksigen yang Tidak Pada Tempatnya Meningkatkan Mortalitas Pasien
  • Kondisi di mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan
    Kondisi di mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan
  • Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi
    Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Desember 2024, 08:30
Neonatus dgn desaturasi SpO2 92-92% apakah ini suatu kondisi yg berbahaya dan perlu ranap
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, sy kemaren kedatangan px neonatus 13 hari, dikatakan pilek oleh ibunya sejak 3 hari terakhir dan ketika tidur nafasnya tampak kurang nyaman....
dr. Muh Bayu Setiono
Dibalas 21 Mei 2024, 06:47
Tipe tabung oksigen
Oleh: dr. Muh Bayu Setiono
2 Balasan
Siapa tau ada yg tau tentang tabung oksigen. Kalau mau tau tabung oksigen yg kita punya tipe D atau E atau H itu bisa lihat dimana ya?Soalnya untuk mengukur...
Anonymous
Dibalas 31 Agustus 2023, 10:36
Nasal canul untuk pemberian oksigen 2-4 lpm
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok, ijin bertanya....Nasal canul utk O2 2-4 lpm....NRBM harus 10-15 lpm....5-9 lpm kita pakai apa dok jika nrbm tidak bisa/tidak boleh? Trmksh

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.