Kontraindikasi Tes Provokasi Bronkial
Kontraindikasi absolut tes provokasi bronkial adalah adanya obstruksi saluran napas berat dengan spirometri, gagal jantung atau stroke dalam 3 bulan terakhir, hipertensi tidak terkontrol maupun hipertensi emergensi, dan aneurisma aorta. Kontraindikasi tes provokasi bronkial dibagi menjadi kontraindikasi absolut, relatif, dan khusus berdasarkan stimulus yang dipakai.
Kontraindikasi Absolut
Kontraindikasi absolut dari tes provokasi bronkial adalah adanya obstruksi saluran napas berat, infark miokard, serangan jantung atau stroke dalam tiga bulan terakhir, serta pada pasien yang diketahui memiliki aneurisma aorta.
Adanya obstruksi saluran napas berat dapat dilihat dari adanya limitasi aliran udara, dengan nilai forced expiratory volume in the first second (FEV1) pada pemeriksaan spirometri <50% atau <1,0 liter. Pasien dengan tekanan darah sistolik (TDS) >200 mmHg atau tekanan darah diastolik (TDD) >100 mmHg juga disarankan untuk tidak menjalankan pemeriksaan ini.[3,7]
Kontraindikasi Relatif
Kontraindikasi relatif untuk tes provokasi bronkial adalah obstruksi saluran napas sedang, eksaserbasi akut asthma, infeksi saluran napas atas dalam dua minggu terakhir, hipertensi tidak terkontrol, kehamilan dan menyusui, epilepsi yang membutuhkan obat rutin, serta pada kondisi di mana pengukuran spirometri tidak memungkinkan untuk dilakukan sesuai standar.
Obstruksi saluran napas sedang dapat diidentifikasi dengan nilai FEV1 <60% maupun <1,5 liter dari pemeriksaan spirometri. Kontraindikasi relatif lainnya adalah pasien dengan terapi inhibitor kolinesterase, seperti myasthenia gravis.[3,5,7]
Kontraindikasi Khusus
Terdapat kontraindikasi khusus untuk masing-masing stimulus yang digunakan dalam tes provokasi bronkial.
Metakolin
Tes provokasi bronkial langsung menggunakan metakolin dikontraindikasikan pada pasien yang sedang dalam terapi inhibitor kolinesterase, seperti pada pasien myasthenia gravis.
Metakolin termasuk dalam kategori C pada kehamilan dan masih belum diketahui apakah diekskresikan ke ASI. Maka dari itu, tidak direkomendasikan pada kehamilan dan menyusui.[3]
Tes Provokasi Olahraga
Pasien yang akan menjalani tes provokasi olahraga, EKG 12 lead perlu dilakukan sebelum pemeriksaan pada pasien usia 60 tahun atau lebih.[3]
Manitol
Kontraindikasi untuk stimulus manitol adalah adanya hipersensitivitas terhadap manitol. Manitol termasuk dalam kategori C untuk penggunaan obat saat hamil dan memiliki potensi diekskresikan ke ASI. Maka dari itu, ibu hamil dan menyusui tidak direkomendasikan untuk menjalani tes provokasi dengan stimulus manitol.[1]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli