Teknik Injeksi Subkutan
Teknik injeksi subkutan dilakukan dengan cara menyuntikkan obat ke lapisan lemak di antara kulit dan otot. Injeksi subkutan dapat dilakukan dengan jarum berukuran kecil 25–30 G dan disuntikkan dengan arah 45–90 derajat terhadap permukaan kulit. Beberapa obat subkutan tersedia dalam bentuk prefilled syringe, sehingga dapat langsung diinjeksikan.[4,9]
Persiapan Pasien
Sebelum melakukan injeksi subkutan, petugas harus mempersiapkan alat dan obat yang akan diberikan terlebih dahulu, menentukan lokasi injeksi, dan melakukan inspeksi untuk memastikan tidak ada kontraindikasi injeksi subkutan.
Beberapa lokasi injeksi subkutan yang direkomendasikan adalah:
- Abdomen, kecuali radius 5 cm di sekitar umbilikus
- Bagian lateral femur pada pertengahan sendi pinggul dan lutut
- Bagian lateral hingga posterior lengan atas
Saat memilih lokasi suntikan, pastikan bahwa petugas dapat melakukan cubitan pada permukaan kulit sekitar 2,5–5 cm. Petugas juga perlu menjelaskan prosedur injeksi subkutan serta risiko yang mungkin timbul. Setelah itu, minta informed consent dari pasien atau wali.[5,6,8,9]
Peralatan
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan injeksi subkutan adalah:
- Sarung tangan disposable
- Alcohol swab
Syringe yang sudah diisi obat yang akan diberikan
- Jarum suntik dengan ukuran panjang dan gaugeyang sesuai dengan usia dan indikasi. Untuk injeksi insulin subkutan, ukuran jarum yang digunakan adalah 29–32 G dengan panjang 4–13 mm. Untuk obat-obat lain, jarum yang digunakan berukuran 26–31 G dengan panjang 13–16 mm
Containerpembuangan benda tajam.[5,6,8,9]
Posisi Pasien
Posisi pasien dapat disesuaikan dengan lokasi penyuntikkan. Bila injeksi subkutan dilakukan pada lengan atas, tindakan dapat dilakukan dengan posisi duduk. Pasien dapat diposisikan berbaring pada pemberian injeksi di area abdomen atau paha.[5,6,8,9]
Prosedural
Sebelum memulai prosedur, pastikan petugas sudah mencuci tangan dan memakai sarung tangan nonsteril. Langkah-langkah injeksi subkutan adalah sebagai berikut:
- Untuk sediaan obat yang bukan dalam bentuk prefilled syringe, masukkan obat dari ampul atau vial ke dalam suntikan menggunakan jarum steril. Setelah itu, jarum diganti dengan jarum steril baru dengan ukuran yang sesuai
- Lakukan disinfeksi pada lokasi suntikan dengan alcohol swab atau kasa dengan cairan disinfektan. Disinfeksi dilakukan di lokasi suntikan dan area sekitarnya dengan arah dari dalam ke luar. Tunggu sampai disinfektan di kulit kering
- Injeksi subkutan dapat dilakukan dengan atau tanpa mencubit area kulit yang akan disuntik. Cubitan pada kulit bertujuan untuk menghindari jarum masuk sampai ke lapisan otot, prosedur ini umumnya dilakukan pada pasien pediatrik atau dewasa yang bertubuh kurus
- Jarum ditusukkan ke dalam kulit dengan sudut 45–90 derajat. Untuk sebagian besar pasien dewasa, injeksi dilakukan dengan sudut 90 derajat tanpa perlu melakukan pencubitan pada kulit
- Untuk pasien anak dan dewasa dengan tubuh yang cenderung kurus, injeksi subkutan dilakukan dengan sudut 45 derajat dan pencubitan pada kulit yang dipertahankan sampai jarum dikeluarkan dari kulit
- Tidak perlu aspirasi terlebih dahulu
- Setelah jarum ditusukkan, posisi syringe dipertahankan dengan memegang area sambungan antara syringe dan jarum dengan satu tangan, sementara tangan lain menyuntikkan obat secara perlahan
- Setelah obat dimasukkan dan jarum ditarik keluar dari kulit, tekan lokasi suntikan dengan kasa kering. Jika terdapat perdarahan, tutup dengan kasa dan plester
- Jarum suntik dibuang ke containerbenda tajam tanpa perlu ditutup terlebih dahulu untuk menghindari cedera jarum suntik pada petugas
- Lepaskan sarung tangan dan lakukan prosedur hand hygiene.[6-9]
Follow Up
Setelah injeksi subkutan, dokter dapat melakukan pemantauan efek samping lokal, seperti kemerahan, nyeri, atau pembengkakan. Selain itu, waspadai tanda-tanda reaksi alergi atau syok anafilaksis, seperti gatal, sesak napas, dan angioedema yang terjadi setelah pemberian obat.[6]
Perhatian Khusus pada Injeksi Subkutan Insulin
Pada terapi insulin, rotasi tempat suntikan diperlukan untuk mencegah lipohipertrofi dan menjaga konsistensi absorpsi. Saat ini, pasien dianjurkan memilih satu area anatomi (misalnya abdomen) lalu melakukan rotasi di dalam area tersebut agar penyerapan insulin stabil. Perlu dicatat bahwa absorpsi insulin paling cepat terjadi di abdomen, disusul lengan, paha, dan bokong.
Untuk kenyamanan pasien, nyeri injeksi dapat dikurangi dengan:
- Memastikan alkohol pembersih kulit benar-benar kering sebelum injeksi
- Merilekskan otot sekitar area suntikan
- Menggunakan insulin bersuhu ruangan
- Memasukkan jarum dengan cepat.
Panjang jarum juga berpengaruh terhadap kenyamanan, di mana jarum insulin pendek dan lurus terbukti menimbulkan nyeri lebih sedikit dibanding jarum panjang yang meruncing. Selain itu, jadwal pemberian insulin harus dikoordinasikan dengan waktu makan agar kontrol glukosa darah optimal dan mencegah hipoglikemia.[9]
Perhatian Khusus pada Injeksi Subkutan Heparin
Pada pemberian heparin, perhatian khusus terutama terkait risiko perdarahan. Pasien harus dipantau terhadap tanda-tanda perdarahan, termasuk gusi berdarah, hematemesis, hematuria, maupun melena. Pemeriksaan laboratorium parameter koagulasi, seperti activated partial thromboplastin time (aPTT), juga diperlukan.
Sebelum pemberian, lakukan penilaian kondisi pasien, riwayat penyakit, dan interaksi obat, termasuk penggunaan obat lain yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. Heparin subkutan sebaiknya diberikan pada sudut 90 derajat dengan waktu penyuntikan sekitar 30 detik. Pada pemberian low-molecular-weight heparin (LMWH), injeksi dilakukan di sisi kanan atau kiri abdomen dengan jarak minimal 5 cm dari umbilikus untuk mengurangi nyeri dan memar.[9]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha