Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Terapi Pasangan monika-natalia 2023-04-04T13:59:00+07:00 2023-04-04T13:59:00+07:00
Terapi Pasangan
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Terapi Pasangan

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Terapi pasangan atau couple therapy tidak menyebabkan komplikasi langsung secara fisik. Meski demikian, komplikasi psikologis dapat terjadi, misalnya pseudocrisis.

Kegagalan Terapi

Terapi pasangan tidak menjamin hasil yang diharapkan oleh pasangan tersebut. Banyak sekali faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan terapi pasangan, termasuk di dalamnya partisipasi dari pasangan yang terlibat. Sebagai contoh, terapi conjoint tidak dapat dilakukan apabila salah satu pasangan tidak hadir.[1,8,9]

Perburukan Permasalahan dalam Hubungan

Terapi pasangan juga bisa memperburuk permasalahan yang menjadi hambatan dalam relasi. Sebagai contoh, memilih terapi conjoint ketika masing-masing pasangan belum cukup siap untuk dipertemukan malah dapat menyebabkan komunikasi yang tidak efektif dan menimbulkan rasa berat hati pada satu atau kedua pasangan. Terapi pasangan juga bisa memicu perburukan dari permasalah psikologis yang mendasari persoalan dalam relasi, misalnya memicu relaps dari depresi atau kecemasan yang dialami pasien.[1,4,8-10]

Pseudocrisis

Pseudocrisis adalah salah satu cara untuk membangun relasi lebih dalam dengan klinisi. Bentuk dari pseudocrisis misalnya menelepon klinisi di luar pertemuan dan menceritakan rahasia yang tidak diketahui pasangan lainnya. Klinisi perlu hati-hati dalam menyikapi kejadian ini dan menegaskan bahwa relasi klinisi dan pasien adalah profesional, serta rahasia salah satu pasangan akan dipaparkan di dalam sesi.[1,4,7,10]

Sesi yang Tidak Produktif

Terapi pasangan bersifat repetitif dan berpotensi berlarut-larut tanpa kemajuan berarti. Klinisi perlu menyelidiki niat dari pasangan ketika sesi bersifat tidak produktif, apakah ada usaha untuk membuat rasa putus asa terhadap relasi pernikahan.

Penting bagi klinsi untuk memaparkan bahwa pasangan perlu menyetujui target dari terapi pasangan. Sesi yang tidak produktif juga dapat disebabkan adanya emosi negatif dari salah satu pasangan, misalnya kemarahan. Untuk menyikapi ini, klinisi perlu memberikan batasan jelas akan ungkapan emosi yang dapat ditoleransi.[1,4,10]

Referensi

1. Canadian Agency for Drugs and Technologies in Health. Couples Therapy for Adults Experiencing Relationship Distress: A Review of the Clinical Evidence and Guidelines. 2014. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK253324/
4. Bodenmann G, Kessler M, Kuhn R, Hocker L, Randall AK. Cognitive-Behavioral and Emotion-Focused Couple Therapy: Similarities and Differences. Clin Psychol Eur. 2020 Sep 30;2(3):e2741. doi: 10.32872/cpe.v2i3.2741. PMID: 36398146; PMCID: PMC9645475.
7. Gurman AS, Burton M. Individual therapy for couple problems: perspectives and pitfalls. J Marital Fam Ther. 2014 Oct;40(4):470-83. doi: 10.1111/jmft.12061. Epub 2014 Apr 29. PMID: 24773422.
8. Lebow J, Snyder DK. Couple therapy in the 2020s: Current status and emerging developments. Fam Process. 2022;61(4):1359–85
9. Shah A, Nagpal A, Manjula V, Rynjah IL. Combined Couples’ Therapy: A Qualitative Study of Individual and Conjoint Sessions. J Fam Psychother. 2016;27(2):99–108
10. Bodenmann G, Kessler M, Kuhn R, Hocker L, Randall AK. Cognitive-Behavioral and Emotion-Focused Couple Therapy : Similarities and Differences Brief Review of the Theoretical Underpinnings of CBCT and EFCT. Clin Psychol Eur. 2020;2(3):1–12. https://cpe.psychopen.eu/index.php/cpe/article/download/2741/2741.pdf/

Teknik Terapi Pasangan
Edukasi Pasien Terapi Pasangan

Artikel Terkait

  • Panduan Praktis Klinis Cara Menggali Latar Belakang Seksual Pasien
    Panduan Praktis Klinis Cara Menggali Latar Belakang Seksual Pasien
  • Cara Komunikasi dengan Pasien tentang Seksualitas
    Cara Komunikasi dengan Pasien tentang Seksualitas
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 April 2022, 10:03
Efek medis apakah yang ditimbulkan dari Masturbasi dan onani
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi. Apakah ada efek nya? Baik atau tidak jika dari segi medis, sangat bnyak pertanyaan tentang ini dok🙏..
dr. Abi Noya
Dibalas 19 Mei 2021, 13:57
Terapi hormon untuk pasien transgender - Andrologi Ask The Expert
Oleh: dr. Abi Noya
1 Balasan
Alo, Prof. Wimpie,  Izin bertanya. Beberapa user di Alodokter sempat menanyakan mengenai pemberian terapi hormon bagi pasien transgender, termasuk kaum...
dr. Reren Ramanda
Dibalas 18 Maret 2021, 05:29
Pandangan mengenai perubahan orientasi seksual pada pasien yang normal secara fisik - Jiwa Ask The Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo, dokter Nova, izin bertanya dok, bagaimana ya dok pandangan dunia psikiatri saat ini mengenai perubahan orientasi seksual yang tidak memiliki...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.