Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik USG Sinus general_alomedika 2023-07-18T10:30:03+07:00 2023-07-18T10:30:03+07:00
USG Sinus
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik USG Sinus

Oleh :
dr. Meliyana
Share To Social Media:

Teknik ultrasonografi USG sinus pada rhinosinusitis kronis, dibedakan menjadi penunjang diagnosis dan terapi dengan gelombang supersonik. Selama prosedur berlangsung, pasien dalam posisi duduk atau dapat berbaring jika pasien bedridden. Persiapan alat perlu diperhatikan sebelum tindakan, transduser untuk diagnostik menggunakan frekuensi 3–6 MHz sedangkan untuk terapi 0,7–3,3 mHz.[1,2,5,7]

Persiapan Pasien

Tidak diperlukan persiapan pasien secara khusus sebelum tindakan USG sinus, baik untuk diagnostik maupun untuk terapi. Setelah pasien diberi informed consent terkait tindakan yang akan dilakukan. Pasien dapat duduk atau berbaring pada meja pemeriksaan dan mengikuti instruksi dari operator hingga tindakan selesai dilakukan.

Untuk tujuan terapi, pastikan pasien tidak memiliki kontraindikasi pemberian gelombang supersonik. Kontraindikasi seperti pengguna pacemaker, pasien hamil, dan kelainan anatomi di sekitar sinus.[1,2,4]

Peralatan

Peralatan untuk USG sinus adalah mesin USG yang terdiri dari transducer probe, central processing unit (CPU), monitor,  keyboard dengan tombol kontrol, disk storage devices dan printer. Selain itu diperlukan gel dengan kandungan mineral-oil sehingga tranduser dapat menghantarkan gelombang ultrasonic dengan baik.

Pemeriksaan dapat menggunakan semua jenis tranduser, tetapi yang paling sering digunakan adalah tranduser dengan diameter 8‒12mm dengan frekuensi 3‒6 MHz. Sedangkan untuk terapi ultrasound digunakan frekuensi rendah, yaitu 0,7‒3,3 MHz.[2,7,8]

Posisi

Saat pemeriksaan, pasien dalam posisi duduk menghadap pemeriksa, sehingga pemeriksa akan menempelkan transduser pada wajah, seperti area sinus maksilaris. Pada pasien bedridden, pemeriksaan dilakukan dengan pasien dalam posisi supinasi dan posisi kepala fleksi, sehingga pemeriksa dapat menjangkau area sinus maksilaris saat pemeriksaan.

Prosedur lebih sering dilakukan pada area sinus maksilaris, sesuai dengan patofisiologi rhinosinusitis yang paling sering pada sinus maksilaris. Prosedur ini juga dapat dilakukan pada area sinus frontalis.[1,2,4]

Prosedural

Prosedur tindakan USG sinus dibedakan menjadi prosedur diagnostik dan terapi. Selama prosedur, pasien dapat berbaring atau duduk sesuai dengan kondisi klinis.

USG Sinus untuk Diagnostik

USG sinus sebagai diagnosis berlangsung singkat, setelah operator melakukan penilaian terhadap sinus pasien dapat pulang.  USG sinus menggunakan frekuensi 2‒12 MHz. Semakin rendah frekuensi semakin rendah resolusi, tetapi semakin baik penetrasi ke organ.[9,10]

Sumber: Price D, et al., 2003. Sumber: Price D, et al., 2003.

Gambar 1. Perbandingan Gambaran Normal Sinus Maxillaris (Kiri) dan Sinusitis Maxillaris.

Pada diagnosis rhinosinusitis, pemeriksaan USG sinus dapat memberikan gambaran berupa penebalan mukosa sehingga dinding sinus tervisualisasi dan adanya retensi cairan yang ditandai dengan adanya gambaran cairan di dalam cavum sinus. Akan tetapi, pemeriksaan USG sinus tidak dapat mengidentifikasi detail tulang-tulang, seperti tulang frontalis, ethmoidalis, dan sphenoidalis.[13]

USG Sinus untuk Terapi

Terapi ultrasound sinus biasanya dilakukan 2 kali seminggu, sebanyak 6 sesi. Terapi dapat dilakukan pada sinus maxilaris dan sinus frontal, masing-masing selama 5 menit pada sinus maksilaris dan 4 menit pada sinus frontal.

Pada penelitian Ansari et al, dilakukan terapi ultrasound sinus sebanyak 30 sesi. Dilaporkan perbaikan gejala terjadi sebesar 81,3%. Terapi ultrasound rhinosinusitis biasanya menggunakan frekuensi antara 0,7‒3,3 MHz, sedangkan pada penelitian De Castro et al menggunakan frekuensi 1 MHz.[5,7]

Follow up

Follow up USG sinus dilakukan untuk menilai respon terapi dan perjalanan penyakit pasien. Menilai apakah ada perbaikan gejala selama pengobatan berlangsung, seperti keluhan nyeri wajah dan kepala, gejala obstruksi dan sekret nasal, postnasal drip, hiposmia, batuk dan keluhan lainnya. Pasien dengan sinusitis akan diberikan terapi baik kortikosteroid maupun antibiotik.

Apabila perbaikan gejala terjadi dalam 3 bulan, terapi dilanjutkan dan dilakukan follow up setiap 6 bulan. Pasien sinusitis yang tidak menunjukkan perbaikan gejala setelah pengobatan akan dilakukan pemeriksaan lanjut seperti CT scan dan operasi menjadi pilihan terapi berikutnya.[1,4,12]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Hsu, C.-C., Sheng, C., & Ho, C.-Y. Efficacy of sinus ultrasound in diagnosis of acute and subacute maxillary sinusitis. Journal of the Chinese Medical Association. 2018;81(10): 898-904. DOI: 10.1016/j.jcma.2018.03.005
2. Otilia F. and Carmen A. Ultrasound of Maxilary Sinus. SM Grup. 2015. http://www.smgebooks.com/different-aspects-rhinosinusitis/chapters/DARS-15-02.pdf
4. Zarei E., Bagheri SM. and Tadayon A. Evaluation of Ultrasound Efficiency in the Diagnosis of Acute Maxillary Sinusitis in Comparison with CT Scan Findings in Children Aged 5 to 15 Years. Journal of Research in Medical and Dental Sciences. 2018;6(3):363-7. DOI: 10.24896/jrmds.20186356
5. Young, D., Morton, R., & Bartley, J. Therapeutic ultrasound as treatment for chronic rhinosinusitis: preliminary observations. The Journal of Laryngology & Otology. 2010;124(05):495-9. doi:10.1017/s0022215109992519
7. De Castro R.B., Cruz-Daylo M.A.B. and Jardin M.L.A. Low Frequency Ultrasound in Chronic Rhinosinusitis with Nasal Polyposis and Recovery after Endoscopic Sinus Surgery: A Randomized Controlled Trial. Philippine Journal Of Otolaryngology-Head And Neck Surgery. 2017;32(1):6-13.
8. Powers J. and Kremkau F. Medical ultrasound systems. The Royal Society Publishing. 2011; 1(4): 477–489. DOI: 10.1098/rsfs.2011.0027
9. Lucas, V. S., Burk, R. S., Creehan, S., & Grap, M. J. Utility of High-Frequency Ultrasound. Plastic Surgical Nursing. 2014;34(1):34–8. DOI:10.1097/psn.0000000000000031
10. Carovac, A., Smajlovic, F., & Junuzovic, D. Application of Ultrasound in Medicine. Acta Informatica Medica. 2011;19(3):168. DOI:10.5455/aim.2011.19.168-171
12. Meltzer E.O and Hamilos D.L. Rhinosinusitis Diagnosis and Management for the Clinician: A Synopsis of Recent Consensus Guidelines. Mayo Clinic Proceedings. 2011; 86(5): 427–443. doi: 10.4065/mcp.2010.0392
13. Neagos A, Dumitru M, Vrinceanu D, Costache A, Marinescu AN, Cergan R. Ultrasonography used in the diagnosis of chronic rhinosinusitis: From experimental imaging to clinical practice. Exp Ther Med. 2021 Jun;21(6):611. doi: 10.3892/etm.2021.10043. Epub 2021 Apr 14. PMID: 33936268; PMCID: PMC8082619.

Kontraindikasi USG Sinus
Komplikasi USG Sinus

Artikel Terkait

  • Rasionalisasi Pemberian Antibiotik pada Sinusitis Akut
    Rasionalisasi Pemberian Antibiotik pada Sinusitis Akut
  • Penggunaan Steroid pada Rhinosinusitis Kronis
    Penggunaan Steroid pada Rhinosinusitis Kronis
  • Efek Kortikosteroid pada Rhinosinusitis Akut
    Efek Kortikosteroid pada Rhinosinusitis Akut
  • Efikasi Kortikosteroid sebagai Tata Laksana Anosmia karena COVID-19
    Efikasi Kortikosteroid sebagai Tata Laksana Anosmia karena COVID-19
  • Fisioterapi untuk Rhinosinusitis Kronis
    Fisioterapi untuk Rhinosinusitis Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Februari 2024, 13:12
Penanganan sinusitis dengan hasil CT scan pansinusitis
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Salam dokter sejawat semua. Bagaimana penanganan sinusitis dengan hasil CT scan Pansinusitis+deviasi septum nasi+ hipertropi konkha nasalis dan ostium...
Anonymous
Dibalas 19 September 2023, 08:21
Terapi medikamentosa sinusitis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Hai sejawat sekalian. Saya ada pasien konsul paska dari spesialis THT. Pasien didiagnosa sinusitis akut dari foto waters. Gejala pasien nyeri wajah, hidung...
Anonymous
Dibalas 15 Juli 2022, 14:09
Pilihan Obat Analgetik untuk Nyeri Kepala Berat pada Sinusitis Akut - THT Ask The Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
izin dr. Suyanti, Sp. THT-KL saya ingin bertanya, pada pasien sinusitis akut dengan nyeri kepala hebat dan tidak membaik dengan pemberian paracetamol dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.