Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Laryngoscopy general_alomedika 2023-01-25T09:48:27+07:00 2023-01-25T09:48:27+07:00
Laryngoscopy
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Laryngoscopy

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Indikasi laryngoscopy secara umum adalah untuk visualisasi laring, yakni untuk membantu penegakan diagnosis kanker laring, dan sebagai manajemen jalan napas, yaitu untuk intubasi dan pemasangan endotracheal tube (ETT). Masing-masing jenis laryngoscopy memiliki indikasi dan tujuan tersendiri.

Direct Laryngoscopy

Direct laryngoscopy merupakan bagian dari manajemen jalan napas dengan menggunakan alat laryngoscope rigid di bawah pengaruh anestesi umum. Tindakan ini dapat dilakukan di IGD, intensive care unit (ICU), atau ruang operasi. Indikasi direct laryngoscopy adalah untuk membantu insersi endotracheal tube (ETT) bagi pasien yang tidak bisa mengamankan jalan napasnya sendiri, seperti pasien dengan gagal napas dan penurunan kesadaran; serta pada pasien yang akan menjalani operasi dengan anestesi umum.[2-3,7]

Indirect Laryngoscopy

Indirect laryngoscopy dapat dilakukan pada pasien rawat jalan atau pada situasi gawat darurat di IGD. Tindakan ini berguna untuk evaluasi jalan napas; membantu penegakan diagnosis; dan membantu tata laksana, seperti ekstraksi benda asing atau eksisi nodul. Indirect laryngoscopy merupakan jenis laryngoscopy yang paling sederhana, dengan menggunakan kaca laring.[2,5-6]

Evaluasi Jalan Napas

Evaluasi jalan napas menggunakan laryngoscopy dilakukan pada pasien dalam kondisi gawat darurat, misalnya pasien dengan angioedema, epistaksis yang tidak terkontrol, trauma servikofasial, stridor, atau tertelan benda asing.[1-2,9]

Membantu Penegakan Diagnosis

Laryngoscopy dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasien dengan keluhan batuk kronis, disfonia, disfagia, otalgia persisten, sensasi benda asing dan gejala aspirasi. Laryngoscopy juga berguna dalam membantu diagnosis beberapa penyakit, seperti gastroesophageal reflux disease (GERD), tuberkulosis, sarcoidosis, alergi, atau pada penyakit neurologis.[1,2,9]

Ekstraksi Benda Asing

Evaluasi pasien dengan keluhan benda asing di tenggorokan dapat dilakukan menggunakan laryngoscopy indirect, direct, maupun flexible fiberoptic. Alat bantuan, seperti tongue depressor dan macintosh laryngoscope, dapat digunakan untuk ekstraksi benda asing.[10]

Flexible Fiberoptic Laryngoscopy

Flexible fiberoptic laryngoscopy, atau disebut juga video laryngoscopy, dapat dilakukan di klinik rawat jalan atau IGD. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan fiber optic laryngoscope yang fleksibel, yang dimasukkan melalui mulut atau hidung. Gambar laring yang diperiksa dapat direkam dan ditampilkan pada monitor.[2,8]

Pada pasien dengan karakteristik tertentu yang sulit dilakukan direct laryngoscopy, flexible fiberoptic laryngoscopy dapat menjadi salah satu solusi.

Kondisi berikut merupakan pasien dengan jalan napas yang sulit dilakukan intubasi:

  • Micrognatia
  • Fraktur mandibula
  • Trismus
  • Obstruksi parsial seperti papiloma atau supraglottitis
  • Kebutuhan intubasi dalam keadaan pasien sadar
  • Trauma servikal atau instabilitas servikal
  • Insufisiensi arteri vertebrobasiler
  • Ekstensi leher tidak dapat dilakukan, misalnya pada pasien dengan rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis
  • Riwayat radiasi kepala dan leher
  • Kelainan kraniofasial[8,11]

Bullard Laryngoscopy

Bullard laryngoscopy dilakukan menggunakan fiberoptic laryngoscope jenis rigid yang dirancang untuk pasien yang sulit untuk diintubasi. Laryngoscopy jenis ini memungkinkan visualisasi laring tanpa memerlukan aksis faring, laring, dan oral berada dalam garis yang sejajar. Bullard laryngoscope dapat digunakan pada pasien yang dapat membuka mulut hanya 6 mm.[4]

Indikasi Bullard laryngoscopy adalah sebagai berikut:

  • Pasien obesitas dengan leher yang tebal dan pendek
  • Hipertrofi payudara
  • Insisivus yang menonjol, posisi mandibula yang mundur, laring anterior, massa intraoral, edema, bekas luka, adanya sekret, atau perdarahan
  • Pembukaan mulut terbatas karena masalah struktural, seperti sindrom sendi temporomandibular, ankylosis, lidah besar, atau fraktur pada wajah
  • Tidak mampu untuk memposisikan pasien secara optimal untuk intubasi, seperti pada kelainan dan/atau ketidakstabilan tulang belakang servikal (misalnya, kifosis dengan barrel chest, dan fraktur tulang belakang). Intubasi pada pasien dengan kelainan servikal menggunakan Bullard laryngoscopy dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat daripada dengan flexible fiberoptic laryngoscopy[4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Collins SR. Direct and indirect laryngoscopy: Equipment and techniques. Respiratory Care. 2014; 59 (6): 850-864. doi: 10.4187/respcare.03033
2. East Kent Hospitals University. Laryngoscopy. 2019. https://www.ekhuft.nhs.uk/EasysiteWeb/getresource.axd?AssetID=175400&type=full&servicetype=Attachment
3. Gossman W, Ginglen J, Valenzuela FI, et al. Direct laryngoscopy. Treasure Island: StatPearls Publishing. 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30020596
4. Poduval J. Bullard Laryngoscopy. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1999835-overview#a1
5. Holsinger FC, Kies MS, Weinstock YA, et al. Examination of the larynx and pharynx. New England Journal of Medicine. 2008; 358 (3): e2. doi: 10.1056/NEJMvcm0706392
6. Mau T. Diagnostic evaluation and management of hoarseness. Med Clin N Am. 2010; 94: 945-960. doi: 10.1016/j.mcna.2010.05.010
7. Queensland Ambulance Service. Airway management/direct laryngoscopy. 2017. https://www.ambulance.qld.gov.au/docs/clinical/cpp/CPP_Direct%20laryngoscopy.pdf
8. Verma SP. Video laryngoscopy and fiberoptic-assisted tracheal intubation technique. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/110880-technique
9. Ponka D, Baddar F. Indirect laryngoscopy. Canadian Family Physician. 2013; 59 (11): 1201. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3828097/
10. Pak MW, Lee WC, Fung HK, van Hasselt CA. A prospective study of foreign-body ingestion in 311 children. International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology. 2001; 58(1):37-45. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S016558760000464X
11. Wong J, Lee JSE, Wong TGL, et al. fiberoptic intubation in airway management: a review article. Singapore Med J. 2019; 60 (3): 110-118. https://doi.org/10.11622/smedj.2018081

Pendahuluan Laryngoscopy
Kontraindikasi Laryngoscopy

Artikel Terkait

  • Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi
    Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi
  • Intubasi dan Ventilasi pada Pasien ARDS dengan COVID-19
    Intubasi dan Ventilasi pada Pasien ARDS dengan COVID-19
  • Cara Praktis Menilai Intubasi Sulit
    Cara Praktis Menilai Intubasi Sulit
  • Rocuronium Vs Succinylcholine pada Rapid Sequence Intubation
    Rocuronium Vs Succinylcholine pada Rapid Sequence Intubation
  • Red Flag Suara Serak
    Red Flag Suara Serak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Maria deei lestari
Dibalas 08 April 2024, 08:40
Pasien dengan pernapasan tidak stabil
Oleh: Maria deei lestari
2 Balasan
Pernafasan tidak stabil,gimana cara mengobati dan sebab dr gejala tersebut
dr. Intan Fajriani
Dibuat 07 Maret 2022, 14:07
Live Webinar - Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana. Kamis, 10 Maret 2022 (15.00 - 17.00 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana.."Narasumber:Dr. dr. Retno Asih, Sp. A(K) -...
Anonymous
Dibalas 25 Februari 2019, 20:25
bolehkah antikonvulsan diberikan pada bayi distress nafas?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Bayi usia 6 bulan, dibawah ibunya ke igd dengan mukosa bibir kebiruan. Dari anamnesis didapatkan ada riwayat diare dan demam 2 hari sebelumnya. Riwayat...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.