Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Tes Penala general_alomedika 2023-01-11T13:24:10+07:00 2023-01-11T13:24:10+07:00
Tes Penala
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Tes Penala

Oleh :
dr. Nicholas Pratama
Share To Social Media:

Indikasi tes penala atau pemeriksaan tajam pendengaran adalah untuk pasien  yang mengeluhkan penurunan kemampuan pendengaran. Tes Rinne dilakukan bila ada kecurigaan tuli sensorineural seperti presbiakusis, penyakit Meniere, penurunan pendengaran akibat paparan suara keras terus menerus, dan sebagainya.

Sedangkan tes Weber dilakukan untuk mengetahui tuli konduktif, tuli sensorineural, maupun campuran. Keluhan lain seperti nyeri telinga dan keluarnya cairan dari telinga juga menjadi indikasi.

Tuli Konduktif

Penyakit yang dapat menyebabkan tuli konduktif yang sering terjadi adalah obstruksi kanalis eksterna akibat serumen, exostosis, benda asing, otitis eksterna, perforasi membran timpani, otitis media efusi, hingga otosklerosis.

Normalnya hantaran udara lebih cepat daripada hantaran tulang. Maka dari itu, pada tes Rinne akan didapatkan suara tetap terdengar dari telinga luar setelah suara tidak terdengar lagi dari hantaran tulang mastoid.[3,4]

Pada kasus tuli konduktif unilateral murni, terdapat peningkatan suara yang terdengar melalui hantaran tulang karena dua sebab yaitu masking effect dan occlusion effect. Masking effect adalah keadaan di mana suara lebih terdengar pada telinga yang tuli konduktif dibandingkan yang normal, karena telinga yang tuli konduktif kurang terpapar suara dari luar. Maka dari itu, telinga yang mengalami tuli konduktif lebih sensitif suara dari hantaran tulang.[3,4]

Occlusion effect adalah kondisi dimana suara dihantarkan melalui tulang sampai ke koklea. Normalnya, suara berfrekuensi rendah akan keluar dari kanalis auditorius. Akan tetapi, karena adanya gangguan di kanalis auditorius, suara yang seharusnya keluar tidak dapat keluar dan meningkatkan suara yang terdengar di koklea.[3,4]

Tuli Sensorineural

Penyakit yang dapat menyebabkan tuli sensorineural atau noise-induced hearing loss (NIHL) antara lain tumor cerebellopontine, infeksi meningitis atau labirinitis, Meniere, paparan suara keras terus menerus, ototoksik, dan presbikusis.[1]

Tes Weber dilakukan untuk melengkapi tes Rinne dan mendapatkan kesimpulan pemeriksaan. Tes Weber menentukan lateralisasi suara dan sangat penting dalam tuli yang asimetris. Normalnya, telinga kiri dan kanan dapat mendengar secara seimbang Telinga tengah lebih sensitif hantaran udara daripada hantaran tulang.[3,4]

Tuli Campuran

Tuli campuran adalah gabungan kedua tipe tuli konduktif dan sensorineural. Jenis tuli campuran biasanya terjadi pada kondisi dimana terdapat penyakit akibat tuli dan konduktif dan tuli sensorineural dimiliki pasien secara bersamaan.

Tuli campuran ditandai dengan peningkatan konduksi udara dengan selisih ambang dengar udara dan tulang sebesar 15 dB atau lebih. Pada tuli campuran, tes Rinne dan Weber umumnya memberikan hasil inkonklusif, sehingga penegakkan diagnosis tuli campuran dilakukan dengan audiometri nada murni.[6]

Tabel 1. Penyebab Tuli Konduktif dan Sensorineural

Tuli Konduktif
Lokasi Gangguan Riwayat
Membran timpani Perforasi, timpanosklerosis

Barotrauma, trauma kepala dan telinga, otitis media yang baru terjadi atau berulang

Telinga tengah Kolesteatoma Otitis media rekuren dengan riwayat perforasi, penurunan pendengaran bertahap
Gangguan tulang pendengaran Otitis media rekuren, trauma
Otitis media efusi Demam, otalgia
Otosklerosis Penurunan pendengaran bertahap bilateral pada usia 30–50 tahun. Pendengaran lebih baik pada lingkungan yang berisik.
Pinna dan kanalis auditori eksternus Obstruksi akibat serumen Penurunan pendengaran bertahap, otalgia
Obstruksi akibat exostoses (Surfer’s ear)

Penurunan pendengaran bertahap, otalgia
Obstruksi akibat benda asing Penurunan pendengaran bertahap, otalgia
Otitis externa Otalgia, keluarnya cairan dari telinga
Tuli Sensorineural
Gangguan Riwayat
Autoimun Penurunan pendengaran progresif cepat dan bilateral, vertigo

Neoplasma Penurunan pendengaran progresif lambat dan unilateral disertai tinnitus, nyeri kepala
Meningitis/Labirinititis Komplikasi otitis media, penurunan pendengaran yang berkembang
Meniere Rasa penuh pada telinga episodik, vertigo, tinnitus, penurunan pendengaran
Paparan suara keras Paparan suara keras mendadak secara akut (135 dB), dan secara kronik (85 dB)
Ototoxin Penurunan pendengaran berkembang bertahap, adanya paparan ototoksik
Presbikusis Usia tua, riwayat keluarga
Trauma Riwayat trauma pada kepala yang baru terjadi atau pernah terjadi

Sumber: dr. Nicholas, 2020[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Michels TC, Duffy MT, Rogers DJ. Hearing Loss in Adults: Differential Diagnosis and Treatment. AFP. 2019 Jul 15;100(2):98–108.
3. Wahid NWB, Hogan CJ, Attia M. Weber Test. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526135/
4. Kong EL, Fowler JB. Rinne Test. 2022 Feb 2. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 28613725.
6. Liu D-H. 50 - Auditory, Vestibular, and Visual Impairments. In: Cifu DX, Lew HL, editors. Braddom’s Rehabilitation Care: A Clinical Handbook. Elsevier; 2018. p. 355-362.e6. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780323479042000507

Pendahuluan Tes Penala
Kontraindikasi Tes Penala
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 25 Maret 2025, 18:47
Usia berapa bayi atau balita boleh naik pesawat karena resiko snhl akibat tekanan udara
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, mhn arahan....usia brp bayi atau anak boleh naik pesawat? Berkaitan dg snhl krn tekanan udara....apakah hrs memakai earmuff dsb saat naik pswat?...
dr. Nurul Falah
Dibalas 27 Februari 2020, 14:50
Penanganan yang tepat untuk pasien anak dengan tuli sensorineural
Oleh: dr. Nurul Falah
4 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya, pada jurnal jurnal yang Saya baca, anak anak dengan tuli sensorineural, selalu akan menjalani amplifikasi (pemasangan alat bantu...
dr. Nurul Falah
Dibalas 07 November 2019, 11:59
Stem Cell untuk penanganan tuli sensorineural apakah sudah tersedia di Indonesia
Oleh: dr. Nurul Falah
4 Balasan
Alodok, selamat malam, izin bertanya, apakah di Indonesia sudah ada prosedur stem cell untuk terapi Tuli Sensorineural? Karena ada user yang mengatakan bahwa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.