Pendahuluan Holter Monitoring
Holter monitoring merupakan suatu teknik perekaman aktivitas jantung menggunakan perangkat rawat jalan kecil, portabel, non-invasif, yang digunakan kontinu dalam periode 24-48 jam. Holter monitoring terkadang juga disebut sebagai 'ECG Ambulatory'.
Tidak semua kecurigaan gangguan jantung dapat terdeteksi dengan resting EKG 12-lead yang rutin dilakukan pada banyak fasilitas kesehatan. Holter monitoring memungkinkan pemeriksaan EKG dilakukan secara ambulatory atau portabel sambil melakukan aktivitas rutin sehari-hari, sehingga terdapat kesempatan lebih besar untuk mendeteksi gangguan irama atau penyakit jantung terkait gejala yang dirasakan pasien.
Holter monitor dapat memberikan berbagai informasi medis relevan, termasuk menghubungkan manifestasi klinis, seperti nyeri dada, palpitasi, atau sinkop; terhadap aktivitas listrik jantung pada saat itu. Alat ini juga dapat mencatat adanya aritmia, jenis aritmia yang dialami, berapa lama berlangsung, dan apa kemungkinan pemicunya. Holter monitor juga dapat digunakan untuk mengevaluasi efikasi obat antiaritmia, seperti amiodarone.[1-3]
Holter monitor merupakan alat diagnostik yang paling banyak digunakan untuk melakukan pemantauan EKG non-resting kontinu. Prinsip kerjanya adalah dengan melakukan pemeriksaan kelistrikan jantung sesuai dengan metode Galvanometer Einthoven yang dapat dilakukan secara terus menerus saat beraktivitas atau ambulatory.
Teknik pemeriksaan holter monitoring adalah dengan melakukan perekaman EKG menggunakan alat EKG yang telah dimodifikasi bentuk dan ukurannya selama 12 hingga 72 jam. Pasien diberikan suatu tombol pada perangkat tersebut yang dapat ditekan untuk mengkorelasikan gelombang EKG yang sedang direkam dengan gejala yang dirasakan.
Holter monitoring tidak dapat dilakukan pada pasien yang sedang berada dalam kondisi yang memerlukan intervensi dengan segera dan pemeriksaan holter monitoring dinilai akan menunda tindakan tersebut. Pemeriksaan ini juga tidak disarankan pada kondisi aritmia yang tidak menimbulkan gejala dan tidak direncanakan menjalani terapi lebih lanjut.[1,2]