Indikasi MRI Jantung
Indikasi pemeriksaan MRI jantung atau Cardiac Magnetic Resonance (CMR) antara lain untuk evaluasi dan diagnosis penyakit jantung iskemik, infark miokard, gagal jantung, kardiomiopati, inflamasi miokard, aritmia, penyakit jantung bawaan, kelainan katup jantung, dan penyakit vaskular. MRI jantung merupakan modalitas pencitraan non-invasif dan bebas radiasi yang memberikan gambaran parameter fungsi dan anatomi jantung.[4]
Penyakit Jantung Iskemik
MRI jantung direkomendasikan sebagai pemeriksaan kelas I untuk mengevaluasi nyeri dada akut atau cedera miokardium pada pasien dengan arteri koroner yang tidak tersumbat. Selain bermanfaat sebagai alat diagnostik, pemeriksaan MRI jantung pada penyakit jantung iskemik juga memiliki manfaat prognostik.[4,6]
Infark Miokard
MRI jantung dapat digunakan untuk mendeteksi infark miokard yang tidak terdeteksi. Infark yang tidak terdeteksi didefinisikan dengan adanya LGE (late gadolinium enhancement) yang konsisten dengan gejala infark miokard tanpa adanya riwayat penyakit sebelumnya.[5,6]
Gagal Jantung
MRI jantung berperan penting dalam evaluasi pasien dengan gagal jantung. Pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai pemeriksaan awal sebelum evaluasi invasif pada pembuluh koroner dilakukan, serta dapat digunakan untuk mengevaluasi area jantung yang sulit divisualisasikan secara jelas dengan ekokardiografi, seperti apeks ventrikel kiri atau ventrikel kanan.[4]
MRI jantung dapat memberikan informasi etiologi serta prognostik gagal jantung. Ini dapat meliputi kardiomiopati iskemik, kardiomiopati dilatasi, miokarditis, kardiomiopati peripartum, dan amiloidosis jantung.[1]
Kardiomiopati
Pedoman dari The American College of Cardiology-American Heart Association 2020 mengeluarkan rekomendasi penggunaan MRI jantung untuk diagnosis kardiomiopati hipertrofi.[5]
MRI jantung memiliki kemampuan untuk menghitung karakteristik jaringan, salah satunya yaitu parameter relaksasi yang dapat digunakan sebagai biomarker diagnosis dan panduan terapi pada kardiomiopati akibat kelebihan besi. Pengembangan pencitraan T2 memungkinkan penghitungan besi hepar dan miokard non-invasif dan memudahkan inisiasi dan titrasi terapi kelasi besi sehingga menurunkan risiko kematian akibat gagal jantung pada pasien dengan thalassemia.[4]
MRI jantung juga menjadi alat diagnostik penting untuk Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy (ARVC) yang memiliki karakteristik aritmia ventrikel dan temuan patologis berupa hilangnya miosit dan fibrosis pada ventrikel.[5]
Tabel 1. Rekomendasi Penggunaan MRI Jantung pada Kardiomiopati
Sumber: dr. Siti Solichatul Makkiyyah, Alomedika, 2024.[5]
Inflamasi Miokard
Pedoman European Society of Cardiology (ESC) merekomendasikan MRI jantung sebagai pemeriksaan kelas I untuk evaluasi pasien dengan dugaan inflamasi miokard. Miokarditis dapat didiagnosis jika didapatkan edema dan inflamasi atau cedera jaringan pada pencitraan T2 dan T1, pada distribusi non-iskemik. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari AHA 2020 mengenai miokarditis fulminan.[4,5]
Aritmia
MRI jantung berperan penting dalam identifikasi pasien dengan peningkatan risiko aritmia. MRI jantung dapat mengidentifikasi area jaringan fibrotik dan membantu menentukan titik target gangguan elektrofisiologi jantung.
MRI jantung banyak digunakan untuk merencanakan prosedur ablasi aritmia. Pencitraan anatomi 3 dimensi dapat membantu menentukan jumlah vena pulmonal dan derajat remodeling fibrosis atrium yang mempengaruhi keberhasilan prosedur.[4]
Penyakit Jantung Bawaan
Penggunaan MRI jantung pada penyakit jantung bawaan memiliki berbagai manfaat, terutama tidak adanya efek radiasi yang berbahaya bagi pasien usia muda serta tidak terbatasnya pencitraan akibat acoustic window yang buruk yang sering terjadi pada ekokardiografi. Penilaian ukuran dan fungsi ventrikel serta aliran darah yang akurat dan presisi memungkinkan penentuan waktu dilakukannya intervensi bedah.[4]
Kelainan Katup Jantung
MRI jantung berperan penting dalam memberikan penghitungan akurat dari fraksi ejeksi ventrikel yang diperlukan untuk menentukan waktu intervensi bedah pada kondisi kelainan katup jantung. Meskipun pemeriksaan ekokardiografi doppler masih menjadi modalitas pemeriksaan utama, namun penggunaan MRI jantung dapat mendukung temuan ekokardiografi.[4]
Penyakit Vaskular
MRI jantung bermanfaat memberikan gambaran pembuluh darah besar dan aorta, serta evaluasi plak koroner, yang seringkali memerlukan intervensi pada pasien dengan kelainan katup jantung. Selain itu, prosedur invasif seperti kateterisasi juga dapat dilakukan dengan bantuan panduan Magnetic Resonance, sehingga meminimalisir radiasi.[4]