Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Transplantasi Sumsum Tulang general_alomedika 2023-10-06T20:29:20+07:00 2023-10-06T20:29:20+07:00
Transplantasi Sumsum Tulang
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Transplantasi Sumsum Tulang

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Indikasi transplantasi sumsum tulang atau bone marrow transplant adalah pada kondisi keganasan ataupun non-keganasan yang mempengaruhi fungsi sumsum tulang.

Kasus keganasan yang mempengaruhi fungsi sumsum tulang antara lain:

  • Leukemia: leukemia limfoblastik akut, leukemia nonlimfoblastik akut, hairy cell leukemia

  • Multiple myeloma
  • Limfoma: limfoma Hodgkin dan limfoma non Hodgkin

Pada kondisi non-keganasan, transplantasi sumsum tulang diindikasikan pada kasus:

  • Kelainan hematologi: thalassemia beta mayor, anemia sel sabit, anemia fanconi, anemia aplastik

  • Imunodefisiensi: sindrom Wiskott-Aldrich, reticular dysgenesis, agranulositosis kongenital, sindrom Chediak-Higashi
  • Lainnya: myelofibrosis dan defek pada tulang[1,2,7,9]

Penentuan Kelayakan Pasien yang Perlu Mendapatkan Transplantasi Sumsum Tulang

Terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah pasien cocok untuk mendapatkan terapi transplantasi sumsum tulang. Pada umumnya, transplantasi disarankan pada pasien dengan usia yang lebih muda, memiliki calon donor dengan HLA yang sesuai (bila sumber donor alogenik), penyakit komorbid terkontrol atau masih dapat ditoleransi, menderita penyakit yang responsif terhadap terapi dan dengan risiko yang rendah untuk mengalami relaps setelah transplantasi, serta memiliki status sosio-ekonomi yang baik.[3,4]

Komorbiditas

Sebelum menjalani transplantasi sumsum tulang, diperlukan skrining terhadap fungsi jantung, paru, hepar, dan ginjal. Pasien dengan fungsi organ yang tidak baik sebelum dilakukan transplantasi berisiko untuk mengalami komplikasi akibat prosedur transplantasi.

Paru:

Pada pemeriksaan paru, diharapkan kapasitas difusi paru terhadap karbon monoksida lebih dari 35%.

Kardiovaskular:

Pada pemeriksaan jantung, bila didapatkan ejeksi ventrikel kiri <40%, penyakit arteri koroner dan aritmia tidak terkontrol, serta riwayat penyakit jantung kongestif (NYHA III atau IV), maka pasien tidak disarankan untuk menjalani transplantasi. Hal ini karena pasien yang menjalani transplantasi berisiko untuk mengalami cedera jantung subakut, sehingga faktor risiko kardiak seperti merokok, obesitas, hiperlipidemia, hipertensi, dan hiperglikemia perlu dikendalikan.[3,4]

Ginjal dan Hepar:

Pemeriksaan fungsi ginjal juga diperlukan sebelum prosedur transplantasi. Fungsi ginjal yang adekuat diperlukan karena beberapa regimen yang digunakan bersifat nefrotoksik. Pasien diharapkan memiliki  kreatinin serum <2 mg/dl atau klirens kreatinin >50 ml/mnt.

Pasien dengan gangguan fungsi hati yang disebabkan karena keganasan hematologi, hepatitis, alcohol use disorder, ataupun steatosis hepatik berisiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi post transplantasi seperti sinusoidal obstructive syndrome. Pasien dengan sirosis tidak dianjurkan untuk melakukan transplantasi karena tingginya angka morbiditas dan mortalitas.[3,4]

Status Performa

Status performa merupakan salah satu komponen yang dinilai dalam penentuan pemberian transplantasi sumsum tulang. Status performa yang dinilai cukup untuk menjalani transplantasi sumsum tulang yaitu Karnofsky Performance Status ≥60, dan Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) ≤2.[3,4]

Infeksi

Pasien yang akan mendapatkan transplantasi perlu melakukan skrining terhadap infeksi seperti HIV, hepatitis, dan SARS-COV2. Sebelum transplantasi, infeksi yang diderita pasien harus terkontrol dengan baik terlebih dahulu.[3,4]

Hematologi

Pada pasien transplantasi yang mendapatkan donor autolog, perlu dilakukan pemeriksaan hematologi. Pada pemeriksaan sumsum tulang tidak boleh ditemukan adanya kelainan myelodisplasia. Pasien yang mendapat transplantasi sumsum tulang autolog memerlukan waktu paling tidak 2 minggu sampai akhirnya sel sumsum tulang mampu menghasilkan sel-sel baru.[4]

Faktor Lain

Status nutrisi dan berat badan pasien turut mempengaruhi luaran transplantasi sumsum tulang. Pasien dengan gizi buruk atau obesitas berisiko memiliki luaran yang lebih buruk yang lebih buruk bila dibandingkan dengan pasien berat badan ideal. Hal ini karena penurunan aktivitas fisik, peningkatan insidensi infeksi, dan terapi agresif pada transplantasi dapat menyebabkan wasting dan keseimbangan nitrogen negatif.

Selain itu, pasien dengan status sosioekonomi rendah dilaporkan memiliki tingkat keberhasilan transplantasi yang rendah. Hal ini diduga akibat ketidakmampuan untuk melakukan perawatan kesehatan secara rutin. Pasien yang tinggal di daerah padat juga lebih berisiko mengalami komplikasi infeksi.[3,4]

Referensi

1. Khaddour K, Hana CK, Mewawalla P. Hematopoietic Stem Cell Transplantation. [Updated 2021 Jul 1]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536951/
2. Simpson E, Dazzi F. Bone Marrow Transplantation 1957-2019. Front Immunol. 2019;10:1246. Published 2019 Jun 5. doi:10.3389/fimmu.2019.01246
3. Deeg HJ, Sandmaier BM. Determining eligibility for allogenic hematopoietic cell transplantation. Uptodate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/determining-eligibility-for-allogeneic-hematopoietic-cell-transplantation
4. Holmberg LA, Deeg HJ, Sandmaier BM, Chao NJ. Determining eligibility for autologous hematopoietic cell transplantation. Uptodate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/determining-eligibility-for-autologous-hematopoietic-cell-transplantation
7. Sánchez-Guijo FM, Orfao A, Del Cañizo MC. Bone marrow transplantation extends its scope. Adv Exp Med Biol. 2012;741:121-34. doi: 10.1007/978-1-4614-2098-9_9. PMID: 22457107.
9. Mogul MJ. Guide to Pediatric Stem Cell Transplantation. University of Florida School of Medicine. https://silo.tips/download/guide-to-pediatric-stem-cell-transplantation

Pendahuluan Transplantasi Sumsum...
Kontraindikasi Transplantasi Sum...

Artikel Terkait

  • Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
    Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
  • Efikasi Kemoterapi Oral pada Pasien Kanker
    Efikasi Kemoterapi Oral pada Pasien Kanker
  • Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
    Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
  • Pengaruh Usia Donor Transplantasi Sel Punca Hemopoietik pada Kasus Leukemia Akut
    Pengaruh Usia Donor Transplantasi Sel Punca Hemopoietik pada Kasus Leukemia Akut
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 29 Agustus 2024, 08:36
Terapi bronkopneumonia pada pasien ALL/acute lymphoid leukimia
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter Izin bertanya dok, untuk kasus bronkopneumonia pada pasien ALL apakah tatalaksananya sama seperti bronkopneumonia biasa? Kemudian apabila anak...
Anonymous
Dibalas 24 Oktober 2023, 19:02
Membedakan pasien CML fase krisis dengan AML
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertny dok pasien CML fase krisis blas bagaimana membedakan dg AML dan apa terapinya?
Anonymous
Dibalas 16 Februari 2023, 09:23
Bisitopenia et leukositosis dengan curiga AIHA
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Saya mendapatkan laki laki usia 59thn pre-op hernia inguinalis, ternyata hasil lab didapatkan seperti ini. Klinis splenomegali schufner 2-3. Pemeriksaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.