Pendahuluan Dextrose
Dextrose atau dekstrosa merupakan monosakarida yang dapat digunakan sebagai terapi hipoglikemia, baik pada pasien dewasa maupun pediatrik. Larutan ini juga dapat berfungsi sebagai sumber energi, pengganti cairan nonelektrolit, serta pelarut bagi obat lain.[1]
Dextrose berperan dalam berbagai proses metabolisme seperti glukoneogenesis, glikogenesis, pentose phosphate pathway, dan lipogenesis. Melalui perannya dalam proses glikolisis, dextrose dapat menghasilkan adenosine triphosphate (ATP) dan NADH, yang merupakan energi bagi tubuh.[2]
Dextrose tersedia dalam bentuk oral maupun parenteral. Dextrose oral dapat berbentuk tablet atau gel. Di Indonesia hanya terdapat sediaan dextrose parenteral. Pada pemberian intravena, bioavailabilitas dextrose adalah 100%. Pemberian dextrose per oral pada pasien hipoglikemia akan menyebabkan kenaikan gula darah setelah 10–20 menit, dan mencapai puncaknya dalam 40 menit.[2–4]
Efek samping pemberian dextrose intravena, antara lain gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti hipokalemia, hipomagnesemia, dan hipofosfatemia. Pemberian dextrose intravena yang terlalu cepat dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi. Kecepatan pemberian di atas 0,5 g/kg/jam berisiko menyebabkan hiperglikemia dan glukosuria.[1,5]
Penggunaan dextrose pada ibu hamil termasuk ke dalam kategori C berdasarkan Food and Drugs Administration (FDA), sehingga obat hanya boleh diberikan jika besarnya manfaat melebihi potensi obat merugikan janin. Pada ibu menyusui, belum diketahui apakah dextrose diekskresikan ke dalam air susu ibu. Penggunaan sebaiknya dilakukan dengan berhati-hati.[5–7]
Kontraindikasi pemberian dextrose adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap dextrose atau produk berbahan jagung, serta pada pasien dengan cedera kepala dalam 24 jam terakhir. Peringatan diberikan terkait kemungkinan dextrose menyebabkan sindrom hiperglikemia dan hiperosmolar, overload cairan, dan toksisitas aluminium.[5,6]
Selama terapi dengan dextrose perlu dilakukan pemantauan kondisi klinis pasien dan pemeriksaan laboratorium, misalnya pemeriksaan elektrolit, pemeriksaan asam basa, dan fungsi hepar. Pemantauan klinis terutama diperlukan pada penggunaan dextrose jangka panjang.[1,6]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Dextrose
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Larutan elektrolit dan nutrisi[8] |
Subkelas | Larutan nutrisi parenteral[4] |
Akses | Resep dan dijual bebas[4] |
Wanita hamil | FDA kategori C[6] |
Wanita menyusui | Penggunaan harus dilakukan dengan berhati-hati[6] |
Anak-anak dan Bayi | Dextrose dapat diberikan terhadap anak-anak dan bayi. Namun, pemberian terhadap bayi memerlukan pemantauan, terutama pada bayi prematur dengan berat lahir rendah[1,6] |
FDA | Approved[2,6] |
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra