Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2022-05-27T12:48:24+07:00 2022-05-27T12:48:24+07:00
Codeine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Codeine

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Codeine atau kodein adalah analgesik opiat yang digunakan untuk manajemen nyeri, misalnya untuk nyeri pascaoperasi dan nyeri akibat kanker. Codeine juga digunakan dalam obat batuk kering. Namun, penggunaannya sebagai obat batuk kering perlu dikritisi karena terbatasnya bukti klinis terkait manfaat dan keamanannya.[1]

Codeine merupakan opiat sintetik alkaloid yang tergolong sebagai neurotransmiter peptida, yang bekerja pada reseptor opiat pengikat protein G. Codeine merupakan agonis reseptor opiat yang bekerja menyerupai opiat endogen. Obat ini bekerja pada afinitas yang lebih rendah daripada morfin.

Walaupun efek terapi codeine sebagai analgesik masih belum diketahui dengan pasti, mekanisme kerjanya diduga berkaitan dengan perubahan codeine menjadi morfin yang kemudian berikatan pada reseptor opiat di dalam tubuh. Penggunaan obat ini harus berhati-hati karena berisiko menimbulkan penyalahgunaan dan adiksi opiat.[1,2]

Referensi

1. Kim I, Barnes AJ, Oyler JM, et al. Plasma and oral fluid pharmacokinetics and pharmacodynamics after oral codeine administration. Clin Chem. 2002;48(9):1486–96.
2. National Center for Biotechnology Information. Codeine. Pubchem Compound Database. 2018. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/codeine#section=Molecular-Formula
3. Andrzejowski P, Carroll W. Codeine in paediatrics: pharmacology, prescribing and controversies. Arch Dis Child - Educ Pract Ed. 2016 Jun;101(3):148–51. http://ep.bmj.com/lookup/doi/10.1136/archdischild-2014-307286
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013. KMK No. 312/MENKES/SK/IX/2013 Indonesia; 2013 p.1–65.
5. National Library of Medicine. Codeine. Toxicology Data Network2. 2018. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search2/r?dbs+lactmed:@term+@DOCNO+347
6. Food and Drug Administration. FDA. FDA requires labeling changes for prescription opioid cough and cold medicines to limit their use to adults 18 years and older. FDA Drug Safety Communications. 2018. https://www.fda.gov/Drugs/DrugSafety/ucm590435.htm
7. Weaver JM. New FDA Black Box Warning for Codeine: How Will This Affect Dentists?. Anesth Prog. 2013;60(2):35–6. http://www.anesthesiaprogress.org/doi/abs/10.2344/0003-3006-60.2.35

(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)

Masuk atau Daftar

Masuk dengan Nomor Ponsel

atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Farmakologi Codeine

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
  • Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
    Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
  • Stop Menggunakan Codeine Sebagai Obat Batuk
    Stop Menggunakan Codeine Sebagai Obat Batuk
  • 5 Alasan Tidak Meresepkan Obat Batuk pada Anak
    5 Alasan Tidak Meresepkan Obat Batuk pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Luh Putu Asrini Dewi
Dibalas 13 Agustus 2025, 22:17
Apa anti nyeri yang aman untuk pasien dengan riwayat penyakit jantung?
Oleh: dr.Ni Luh Putu Asrini Dewi
5 Balasan
ALO Dokter, Saya ingin berdiskusi. Saya memiliki pasien pria 58 tahun, punya riwayat penyakit jantung koroner dan minum obat rutin seperti aspirin,...
Anonymous
Dibalas 16 Juli 2025, 20:36
Bagaimana cara membedakan nyeri saraf dan vaskular?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya izin mau bertanya bagaimana cara kita bedakan pasien ini merasakan nyeri pada saraf ataukah vaskular?
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2025, 18:55
Tata cara pemberian tramadol drip
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Selamat siang dokter TS, ingin bertanya untuk kasus nyeri tidak respons dengan pemberian Ketorolac direncanakan menggunakan tramadol drip, bagaimana tata...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.