Efek Samping dan Interaksi Obat Tramadol
Efek samping tramadol yang serius dan perlu diwaspadai, antara lain risiko kejang, risiko bunuh diri, sindrom serotonin, reaksi alergi dan anafilaksis, depresi pernapasan serta withdrawal symptoms.[1,4,6] Interaksi tramadol dengan beberapa obat dapat menyebabkan risiko fatal, seperti peningkatan risiko terjadinya kejang dan sindrom serotonin, menurunkan konsentrasi tramadol, meningkatkan risiko depresi pernapasan, serta peningkatan INR (International Normalised Ratio) dan waktu protrombin.[6]
Efek Samping
Efek samping tramadol yang paling serius adalah depresi pernapasan yang dapat menyebabkan kematian.[1,4,6] Efek samping yang paling umum terjadi pada penggunaan tramadol, antara lain nyeri kepala, mual, cenderung mengantuk (somnolen), pusing, konstipasi, muntah, artralgia, mulut kering, berkeringat, asthenia, anoreksia dan insomnia.[6]
Reaksi anafilaktoid yang fatal pernah dilaporkan walaupun jarang. Reaksi hipersensitivitas lain yang bisa terjadi adalah pruritus, urtikaria, angioedema, bronkospasme, toxic epidermal necrolysis, dan sindroma Stevens Johnson.
Risiko sindrom serotonin yang mengancam nyawa akan meningkat jika tramadol digunakan bersama obat serotonergik lainnya, obat yang berkaitan dengan metabolisme serotonin seperti monoamine oxidase inhibitors, atau obat yang mempengaruhi metabolisme tramadol. Penggunaan tramadol juga dikaitkan dengan peningkatan risiko hiponatremia yang membutuhkan rawat inap.[2]
Overdosis
Sama seperti obat opioid lainnya, tramadol bisa menyebabkan opioid use disorder, termasuk overdosis. Manifestasi klinis overdosis tramadol serupa dengan overdosis opioid secara umum, yaitu depresi napas, letargi, flasiditas otot skeletal, koma, kejang, bradikardia, hipotensi cardiac arrest, miosis, muntah, kulit dingin dan berkeringat, kolaps kardiak, dan kematian.[2]
Interaksi Obat
Penggunaan tramadol perlu hati-hati terutama bila digabungkan dengan obat-obatan lain.
Meningkatkan Risiko Kejang dan Sindrom Serotonin
Penggunaan tramadol bersamaan dengan obat-obatan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs), tricyclic antidepressants (TCAs), bupropion, mirtazapine, tetrahydrocannabinol, serta monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) dapat mempengaruhi ambang kejang sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya kejang dan sindrom serotonin.[4,6]
Selain itu, penggunaan tramadol bersamaan dengan inhibitor enzim cytochrome P450, seperti quinidine, fluoxetine, paroxetine, amitriptyline, ketoconazole, dan erythromycin dapat menurunkan klirens metabolik sehingga meningkatkan risiko efek samping yang serius seperti kejang dan sindrom serotonin.[6]
Menurunkan Konsentrasi Plasma
Penggunaan tramadol bersamaan dengan CYP3A4 inducers, seperti carbamezepine dan rifampicin, dapat menurunkan konsentrasi tramadol dalam plasma sehingga efek analgesik dari tramadol berkurang secara signifikan.[4,6]
Meningkatkan Risiko Efek Samping Sistem Saraf Pusat (SSP) dan Depresi Pernapasan
Penggunaan tramadol bersamaan dengan obat-obatan depresan sistem saraf pusat seperti opioid, agen anestesi, narkotika, phenothiazines, tranquilizers, atau sedative hypnotics harus berhati-hati karena dapat meningkatkan risiko depresi sistem saraf pusat dan pernapasan yang dapat menyebabkan kematian.[6]
Peningkatan INR dan Waktu Protrombin
Penggunaan tramadol dengan derivat coumarin seperti warfarin dapat mempengaruhi efek warfarin sehingga meningkatkan INR, waktu protrombin, dan risiko perdarahan.[4,6]