Pendahuluan Ibuprofen
Ibuprofen adalah obat anti inflamasi non steroid yang bekerja sebagai antiinflamasi untuk osteoarthritis, rheumatoid arthritis. Obat ini juga berfungsi dalam manajemen demam atau nyeri seperti pada kasus dismenore dan migrain.[1,2,31]
Mekanisme kerja ibuprofen dalam menghambat sintesis hormon prostaglandin merupakan dasar terjadinya efek antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik pada obat ini.[1-3]
Ibuprofen dianggap sebagai obat yang paling aman di antara obat non steroid anti-inflammatory drugs (NSAID) lainnya karena risiko efek samping yang lebih rendah.
Efek samping ibuprofen umumnya berupa efek gastrointestinal, seperti mual, muntah, dan nyeri ulu hati. Efek samping yang lebih berat seperti ulkus peptikum dan perforasi saluran cerna dapat terjadi tetapi frekuensinya sangat jarang.[3]
Pasien berusia 65 tahun ke atas berisiko lebih tinggi untuk mengalami efek samping kejadian gangguan saluran cerna serius, sehingga penggunaannya perlu pemantauan khusus.[3]
Penggunaan ibuprofen dikontraindikasikan pada ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 30 minggu. Hal ini dikarenakan obat golongan NSAID dapat menginhibisi sintesis prostaglandin, sehingga berisiko menyebabkan berbagai gangguan pertumbuhan janin seperti penutupan duktus arteriosus prematur, kerusakan ginjal, serta partus lama.[7,8]
Nama kimia: 2-[4-(2-methylpropyl)phenyl]propanoic acid.
TABEL 1 Deskripsi Singkat Ibuprofen
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Analgesik, antipirai[4,5] |
Subkelas | Analgesik non narkotik dan antipiretik[4,5] |
Akses | Bebas terbatas dan resep[6] |
Wanita hamil | Kategori FDA: Belum dikategorikan Kategori TGA: C[7,8] |
Wanita menyusui | Diekskresikan ke dalam air susu ibu |
Anak-anak | Apabila perlu dan sesuai aturan |
Infant | Apabila perlu dan sesuai aturan |
FDA | Approved[9] |
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri