Pendahuluan Ketorolac
Ketorolac merupakan obat antiinflamasi non-steroid atau OAINS yang memiliki indikasi sebagai tata laksana nyeri akut intensitas sedang–berat. Terapi dengan ketorolac bersifat jangka pendek, maksimal 5 hari. Ketorolac dapat digunakan melalui injeksi intravena (IV), injeksi intramuskular (IM), dan secara oral.[1,2]
Ketorolac merupakan OAINS non-selektif yang menghambat aktivitas enzim siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1 dan COX-2) dalam mengubah asam arakidonat menjadi prostaglandin. Efek antiinflamasi dari ketorolac terutama disebabkan oleh kemampuannya menghambat enzim COX-2.[2,3]
Penggunaan ketorolac perlu dilakukan secara berhati-hati dan dalam pengawasan karena kemungkinan efek sampingnya. Ketorolac memiliki beberapa efek samping, antara lain perdarahan gastrointestinal, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, dan reaksi hipersensitivitas.[2,4]
Terdapat beberapa kontraindikasi pemberian ketorolac, antara lain pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas akan ketorolac, perdarahan saluran cerna, dan sebagai analgesik perioperatif pada coronary artery bypass graft (CABG).[4,5]
Ketorolac tidak boleh diberikan pada anak-anak/pasien yang berusia <17 tahun. Penggunaan ketorolac tidak diindikasikan pada nyeri intensitas ringan, atau nyeri yang kronik.[4,5]
Nama kimia dari senyawa ketorolac adalah (±)-5-Benzoyl-2,3-dihydro-1H-pyrrolizine-1-carboxylic acid compd. with 2-Amino-2-(hydroxymethyl)-1,3-propanediol (1:1). Formula molekul dari ketorolac adalah C15H13O3•C4H11NO3.[2]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Ketorolac
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Analgesik[1] |
Sub-kelas | Analgesik non-opioid[1] |
Akses | Obat resep[1] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C, menjadi D bila digunakan dalam jangka waktu panjang atau pada kehamilan trimester ke-3[6] |
Wanita menyusui | Diekskresikan melalui ASI[1,2] |
Anak-anak | Tidak dianjurkan untuk pasien berumur kurang dari 17 tahun[1,2] |
Infant | Tidak dianjurkan[1,2] |
FDA | Approved[1] |