Efek Samping dan Interaksi Obat Ketorolac
Ketorolac memiliki beberapa efek samping, antara lain pusing, mual, sakit kepala, iritasi lambung, dan perforasi atau perdarahan pada saluran cerna. Penggunaan ketorolac bersamaan dengan aspirin atau antikoagulan lain dapat meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna.
Efek Samping
Efek samping tersering dari penggunaan ketorolac via oral dan injeksi dapat berupa iritasi lambung, mual, nyeri kepala, rasa mengantuk/somnolen, pusing, diare, dan dispepsia. Efek samping umumnya ditemukan pada pasien yang menggunakan ketorolac dalam jangka waktu panjang.[1,3]
Selain itu, penggunaan ketorolac dapat meningkatkan serum kreatinin dan enzim hati, yaitu aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT). Hematoma intramuskular juga dapat ditemukan pada pasien yang menerima ketorolac intramuskular (IM) jika sedang menjalani pengobatan dengan antikoagulan.[3]
Pemberian ketorolac dapat menyebabkan hipertensi atau perburukan tekanan darah dari pasien yang sudah memiliki riwayat hipertensi. Retensi cairan dan edema juga dilaporkan sebagai efek samping dari penggunaan ketorolac.[2,3]
Efek samping lebih berat yang dapat ditemukan adalah perdarahan, bahkan perforasi pada saluran cerna. Risiko terjadinya perdarahan saluran cerna meningkat sebanyak sepuluh kali lipat pada pasien yang memiliki riwayat penyakit ulkus peptikum sebelumnya atau riwayat perdarahan saluran cerna sebelumnya.[3]
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna adalah riwayat merokok atau mengonsumsi alkohol, umur tua, status kesehatan yang buruk, masalah hati, dan riwayat koagulopati.[3]
Ketorolac juga dapat meningkatkan risiko terjadinya trombus pada sistem kardiovaskuler sehingga mengakibatkan infark miokard dan stroke. Selain itu, pemberian ketorolac juga mungkin menyebabkan terjadinya reaksi berat pada kulit (dermatitis eksfoliativa, Sindrom Steven-Johnson, dan Toxic Epidermal Necrolysis.[3]
Interaksi Obat
Penggunaan ketorolac bersamaan dengan kortikosteroid oral, aspirin, antikoagulan, atau Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI), misalnya fluoxetine, dapat meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna.[3,4]
Selain itu, pemberian ketorolac bersamaan obat antikoagulan lain, seperti warfarin, terutama pada pasien lanjut usia, diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal akut.[15]
Penggunaan ketorolac bersamaan dengan ACE inhibitor, atau Angiotensin II Receptor Antagonist dapat mengurangi efek penurunan tekanan darah. Ketorolac yang digunakan bersama dengan diuretik, seperti furosemide, dapat menyebabkan peningkatan risiko gagal ginjal akibat rendahnya aliran darah ginjal yang disebabkan inhibisi prostaglandin.[3,6]
Interaksi antara ketorolac dengan antikonvulsan, seperti karbamazepin dan fenitoin, dapat mengakibatkan kejang. Absorpsi ketorolac bisa menurun bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu, seperti cholestyramine.[3,4]
Penggunaan ketorolac disertai penggunaan lithium bisa mengakibatkan meningkatnya konsentrasi lithium pada plasma darah. Hal yang sama juga terjadi pada pemberian ketorolac bersamaan dengan methotrexate.[2–4]
Interaksi Dengan Makanan dan Minuman
Pemberian ketorolac dengan makanan dapat mengurangi kecepatan ketorolac diabsorpsi oleh tubuh, tetapi tidak menurunkan jumlah yang diabsorpsi ke dalam tubuh. Pada pemberian dengan makanan berlemak, ditemukan perpanjangan waktu untuk mencapai konsentrasi puncak hingga 1 jam.[3,6]