Efek Samping dan Interaksi Obat Flumazenil
Efek samping flumazenil yang paling perlu diwaspadai adalah kejang. Hal ini telah dicantumkan dalam black box warning oleh FDA. Umumnya, interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan flumazenil bersama obat-obatan golongan benzodiazepin.[5,7]
Efek Samping
FDA memberikan black box warning pada flumazenil tentang kemungkinan kejang. Efek samping kejang ini terutama sering terjadi pada pasien yang telah menerima sedasi benzodiazepin dalam jangka waktu panjang dan pada pasien yang menunjukkan tanda overdosis antidepresan siklik serius. Dokter harus selalu siap menangani kejang pada pasien yang menerima flumazenil.
Selain efek samping tersebut, flumazenil juga dapat menyebabkan beberapa efek samping lain. Berikut adalah daftar efek samping tersebut berdasarkan sistem organ yang terpengaruh:
- Gastrointestinal: mual dan muntah (>10%), xerostomia
- Kardiovaskular: palpitasi, tromboflebitis, vasodilatasi
- Neuropsikiatri: ataksia, vertigo, agitasi, kecemasan, insomnia, depresi, disforia, euforia, sakit kepala, hipoestesi, malaise, paranoia, paresthesia
- Dermatologi: diaforesis, ruam kulit
- Endokrin dan metabolik: hot flash
- Neuromuskular: kelemahan, tremor, nyeri di tempat suntikan
- Oftalmologi: penglihatan kabur, lakrimasi
- Respirasi: dispnea, hiperventilasi[5,7]
Interaksi Obat
Interaksi flumazenil umumnya hanya terjadi dengan obat golongan benzodiazepin, misalnya alprazolam, chlordiazepoxide, clobazam, clonazepam, diazepam, estazolam, flurazepam, lorazepam, midazolam, dan lain-lain. Flumazenil akan bersaing dengan benzodiazepin untuk mengikat kompleks reseptor GABA/benzodiazepin. Karena durasi kerja flumazenil lebih pendek daripada mayoritas benzodiazepin, efek flumazenil mungkin menghilang lebih cepat daripada efek benzodiazepin.[1,5,6]