Pendahuluan Phenobarbital
Phenobarbital atau fenobarbital adalah obat golongan barbiturat kerja panjang, yang memiliki efek antikonvulsan dan sedatif-hipnotik. Phenobarbital digunakan sebagai terapi kejang tonik klonik dan kejang fokal, termasuk epilepsi. Phenobarbital tersedia dalam formulasi oral dan parenteral.[1–4]
Mekanisme kerja phenobarbital adalah berikatan dan aktivasi reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA) A, sehingga menghambat GABA di otak. Aktivasi dari kompleks phenobarbital-reseptor-ionofor akan meningkatkan frekuensi pembukaan kanal klorida, hiperpolarisasi membran, inhibisi sinaptik, dan penurunan eksitabilitas neuron. Hal ini menyebabkan phenobarbital sesuai digunakan dalam penatalaksanaan epilepsi.[3–5]
Efek samping yang umum terjadi karena penggunaan phenobarbital, antara lain drowsiness, ataxia, sakit kepala, iritabilitas, dan fatigue. Efek samping terutama ditemukan pada pasien geriatri. Efek samping berat, seperti sindrom Stevens-Johnson, juga dapat terjadi, tetapi lebih jarang ditemukan. Interaksi obat dapat terjadi antara phenobarbital dengan obat yang dimetabolisme oleh sitokrom P450, misalnya teofilin dan dexamethasone.[6,7]
Berdasarkan Food and Drugs Administration, phenobarbital termasuk dalam kategori D. Penggunaan pada kehamilan dihubungkan dengan malformasi kongenital dan efek withdrawal pada neonatus. Phenobarbital juga dapat menyebabkan perdarahan postpartum dan gangguan koagulasi pada neonatus. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian vitamin K sebelum ibu melahirkan. Penggunaan pada ibu menyusui juga tidak direkomendasikan.[2,7]
Kontraindikasi phenobarbital adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap phenobarbital atau golongan barbiturat lainnya. Kontraindikasi juga diberikan bagi pasien dengan porfiria, serta pada gangguan hepar dan ginjal yang berat. Peringatan penggunaan diberikan karena potensi phenobarbital menyebabkan ketergantungan, terutama pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan obat sedatif-hipnotik atau amfetamin.[2,7]
Pengawasan klinis diperlukan untuk memantau kadar phenobarbital agar terjaga dalam nilai terapeutik yaitu 10–40 μg/mL. Pemberian phenobarbital per oral dengan dosis di atas 1 gram dapat menyebabkan toksisitas. Gejala toksisitas phenobarbital, seperti gangguan kognitif, penurunan denyut jantung, dan inkoordinasi. Pengawasan juga diperlukan saat menghentikan phenobarbital, agar dilakukan secara bertahap untuk mencegah efek withdrawal.[2,6,7]
Formula molekular phenobarbital adalah C12H12N2O3. Berat molekul phenobarbital adalah 232,23 g/mol. Phenobarbital berbentuk serbuk kristal berwarna putih atau bening dan tidak berbau.[5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Phenobarbital
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiepilepsi[8] |
Sub-kelas | Antikonvulsi[8] |
Akses | Resep[1,8] |
Wanita hamil | Kategori Food and Drugs Administration (FDA) : D[6] Kategori Therapeutic Goods Administration (TGA) : D[7] |
Wanita menyusui | Phenobarbital disekresikan ke dalam air susu ibu. Tidak direkomendasikan untuk diberikan pada wanita menyusui[7] |
Anak-anak | Bisa diberikan untuk anak dan bayi[3] |
Infant | |
FDA | Approved[7] |
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra