Formulasi Phenobarbital
Formulasi phenobarbital atau fenobarbital di Indonesia adalah dalam bentuk sediaan oral dan injeksi. Ketika menghentikan phenobarbital, sebaiknya dilakukan secara bertahap untuk menghindari efek withdrawal.
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan phenobarbital adalah dalam bentuk tablet dan injeksi. Tablet tersedia dalam dosis 30 mg dan 100 mg. Phenobarbital injeksi tersedia dalam ampul dengan kekuatan 50 mg/mL.[12]
Cara Penggunaan
Sediaan phenobarbital dapat diberikan secara oral, rektal, intravena, dan intramuskular, tetapi tidak boleh diberikan secara subkutan karena bersifat sangat basa. Pemberian secara intravena juga perlu dilakukan dengan berhati-hati, karena bisa mengakibatkan hipotensi, syok, laryngospasme, dan apnea.
Injeksi intravena tidak boleh diberikan pada vena berukuran kecil, seperti vena pada bagian dorsal tangan atau pergelangan tangan, sebab berisiko menyebabkan iritasi kulit dan trombosis. Injeksi intramuskular dilakukan pada otot yang besar, dan maksimal sebanyak 5 mL untuk mencegah terjadinya iritasi kulit.
Setelah penggunaan jangka panjang, phenobarbital tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba, karena dapat menyebabkan gejala putus obat. Sediaan injeksi dapat dilarutkan dengan hampir semua jenis cairan infus, contohnya cairan salin normal, ringer laktat, dekstrosa 5% dan ringer asetat.
Phenobarbital sediaan oral sebaiknya diminum saat perut kosong. Saat mengonsumsi phenobarbital, hindari minuman beralkohol, serta kurangi asupan berlebihan kafein. Pasien dianjurkan meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung magnesium, asam folat, vitamin B6, dan vitamin B12.[4,7,13]
Cara Penyimpanan
Phenobarbital sediaan tablet disimpan pada suhu ruang antara 20–25°C. Jauhkan dari kelembapan, cahaya matahari langsung, dan sumber panas. Phenobarbital injeksi juga disimpan pada suhu ruang antara 20–25°C. Jauhkan dari kelembaban, cahaya matahari langsung, dan sumber panas. Jangan dibekukan.[6,7]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra