Indikasi dan Dosis Phenobarbital
Indikasi phenobarbital atau fenobarbital adalah untuk pengobatan kejang, termasuk epilepsi, serta untuk efek sedasi dan hipnotik. Penyesuaian dosis phenobarbital dianjurkan bagi pasien dengan gangguan fungsi hati, ginjal, serta pada pasien geriatri.
Status Epileptikus
Pada pasien status epileptikus, umumnya phenobarbital digunakan setelah penggunaan benzodiazepine, misalnya diazepam, dan phenytoin gagal mengatasi kejang. Phenobarbital diberikan secara intravena untuk mengatasi status epileptikus pada penderita epilepsi.
Dosis Dewasa
Dosis yang digunakan adalah 15–18 mg/kg intravena. Dosis loading diberikan via infus dengan kecepatan 25–60 mg/menit, dapat diulang dalam interval 20 menit jika perlu. Dosis tidak boleh melebihi 30 mg/kg. Selama pemberian, siapkan peralatan untuk bantuan ventilasi mekanik.
Pemberian phenobarbital intravena harus dilakukan perlahan. Lakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan denyut jantung. Persiapkan juga alat resusitasi dan ventilasi mekanik. Kecepatan pemberian intravena tidak boleh melebihi 60 mg/menit.
Dosis Anak
Dosis phenobarbital pada anak adalah 15–20 mg/kg intravena, diberikan via infus dengan kecepatan yang tidak melebihi 2 mg/kg/menit dan tidak melebihi 1000 mg/dosis pemberian. Pemberian dapat diulangi sebesar 5–10 mg/kg bolus setelah 15–30 menit jika perlu. Dosis kumulatif tidak melebihi 40 mg/kg.[9,13,14]
Kejang
Phenobarbital dapat digunakan untuk berbagai tipe kejang, seperti kejang parsial, tonik-klonik, dan kejang mioklonik. Efek antikonvulsan mungkin baru dicapai dalam 2–3 minggu setelah terapi phenobarbital dimulai.[7]
Dosis Dewasa
Dosis dewasa yang diberikan adalah 1–3 mg/kg per hari. Pemberian dapat per oral atau intravena dalam 1–2 dosis inisial terbagi. Kemudian, dosis dapat disesuaikan untuk mempertahankan kadar phenobarbital serum dalam rentang terapeutik. Dosis terapeutik biasanya berkisar antara 10–40 μg/mL.[6,14]
Dosis Anak
Dosis anak berbeda-beda sesuai usia:
- Neonatus: 3–5 mg/kg/hari secara intravena atau per oral dalam 1–2 dosis terbagi
Infant: 5–6 mg/kg/hari secara intravena atau per oral dalam 1–2 dosis terbagi
- 1–5 tahun: 6–8 mg/kg/hari secara intravena atau per oral dalam 1–2 dosis terbagi
- 6–12 tahun: 4–6 mg/kg/hari secara intravena atau per oral dalam 1–2 dosis terbagi
- >12 tahun: 1–3 mg/kg/hari secara intravena atau per oral dalam 1–2 dosis terbagi atau 50–100 mg dalam dosis terbagi, dua kali sehari [6,14]
Hipnotik
Untuk efek hipnotik, phenobarbital dapat diberikan pada pasien dewasa dengan dosis 100–320 mg. Durasi terapi tidak boleh melebihi 2 minggu, karena efektivitasnya akan menurun.[6]
Sedasi
Untuk sedasi, phenobarbital dapat diberikan dalam dosis dewasa 30–120 mg per hari dalam 2–3 dosis terbagi. Dosis tidak boleh melebihi 400 mg/hari. Untuk anak, dosis yang digunakan adalah 2 mg/kg, diberikan 3 kali sehari.[6,14]
Sedasi Preoperatif
Untuk sedasi preoperatif, phenobarbital sediaan phenobarbital natrium dapat diberikan dengan dosis dewasa 100–200 mg, 60–90 menit sebelum operasi. Untuk anak, dosis yang digunakan sebesar 1–3 mg/kg, diberikan secara intravena atau per oral.[6]
Drug Withdrawal
Phenobarbital dapat digunakan untuk mengatasi efek ketergantungan obat hipnotik, baik golongan barbiturat, maupun nonbarbiturat, misalnya benzodiazepine. Dosis yang digunakan adalah 30 mg untuk setiap 100–200 mg dosis obat hipnotik yang digunakan pasien. Pemberian dilakukan 3–4 kali sehari. Jika pasien menunjukkan gejala ketergantungan pada hari pertama, dapat ditambahkan phenobarbital natrium dengan dosis loading 100–200 mg secara intramuskular.
Jika klinis pasien stabil, kurangi dosis phenobarbital natrium 30 mg/hari. Setelah gejala ketergantungan membaik, terus kurangi dosis dengan bertahap dan hentikan secara total dalam 2 minggu.[7]
Penyesuaian Dosis
Penyesuaian dosis phenobarbital diindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati, serta pada pasien geriatri. Pada pasien-pasien ini, sebaiknya kurangi dosis phenobarbital. Namun, belum ada panduan khusus yang dapat dijadikan acuan pengurangan dosis phenobarbital.[7,13]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra