Pendahuluan Fusidic acid
Fusidic acid adalah antibiotik yang bersifat bakteriostatik dan efektif dalam penatalaksanaan impetigo, selulitis, dan konjungtivitis bakterial. Antibiotik ini sensitif terhadap bakteri gram positif, seperti Staphylococcus.[1]
Efek terapi fusidic acid berhubungan dengan sifat bakteriostatiknya yang menghambat sintesis protein dan sifat bakterisidalnya dalam dosis tinggi. Fusidic acid memiliki struktur yang menyerupai steroid, namun tidak memiliki efek antiinflamasi seperti steroid.
Di Indonesia, fusidic acid tersedia dalam sediaan topikal untuk kulit dan mata. Fusidic acid tetes mata tersedia dalam bentuk carbomer gel dengan konsentrasi 1%, sedangkan sediaan topikal kulit tersedia dalam bentuk krim dan salep 2%.[2–6]
Efek samping fusidic acid topikal adalah reaksi hipersensitivitas dan iritasi pada area pemakaian. Sediaan topikal tidak signifikan dalam menyebabkan efek samping sistemik. Fusidic acid sistemik memiliki efek samping hepatotoksik, nefrotoksik, dan anemia sideroblastik.[1-10]
Rumus kimia: C31H48O6[4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Fusidic Acid
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi[3] |
Subkelas | Antibakteri, antibiotik, antistafilokokus[6-10] |
Akses | Resep |
Wanita Hamil | Kategori FDA: N[8], kategori TGA: belum terdaftar[11] |
Wanita Menyusui | Tidak diekskresikan dalam ASI, tetapi keamanannya untuk ibu menyusui belum dapat dipastikan[7,12] |
Anak-anak | Dapat digunakan pada anak ≥2 tahun[12] |
Infant | Keamanan dan efikasi belum diketahui, bentuk salep tidak disarankan penggunaannya pada bayi[9,12] |
FDA | Approved[2] |