Farmakologi Acyclovir
Farmakologi acyclovir melibatkan efek antivirus dengan cara menghambat sintesis DNA sehingga mencegah replikasi virus.
Farmakodinamik
Farmakodinamik acyclovir dimulai saat acyclovir masuk ke dalam sel, kemudian dikonversi menjadi acyclovir monofosfat oleh enzim thymidine kinase yang diproduksi virus. Hal inilah yang menjelaskan bagaimana acyclovir dapat bersifat selektif dan tidak mengganggu replikasi sel normal.
Acyclovir monofosfat akan dikonversi menjadi acyclovir difosfat oleh enzim guanylate kinase. Acyclovir difosfat akan dikonversi menjadi acyclovir trifosfat oleh enzim-enzim intrasel. Acyclovir trifosfat akan berikatan dengan enzim DNA polimerase virus. Hal ini dimungkinkan karena acyclovir trifosfat bersifat sebagai analog nukleosida. Acyclovir trifosfat memiliki afinitas tinggi terhadap DNA polymerase virus. Proses ini menyebabkan terminasi replikasi DNA virus.[5,8]
Tabel 2. Aktivitas In Vitro Acyclovir.
Virus | Konsentrasi inhibisi (mcg/ml) |
HSV-1 | 0,02-1,9 |
HSV-2 | 0,3-2,9 |
Varicella-Zoster | 0,8-5,2 |
Cytomegalovirus | 2-57 |
Epstein-Barr | 1,6 |
Human Herpesvirus tipe 6 | 7-23 |
Human Herpesvirus tipe 8 | 15-17 |
Sumber: dr. Dizi Bellari Putri, Alomedika. 2022. Diadaptasi dari Mandell principles and practice of infectious diseases.[9]
Farmakokinetik
Farmakokinetik acyclovir meliputi absorpsi yang cukup buruk di gastrointestinal yang kemudian didistribusi dalam jaringan dan cairan tubuh. Acyclovir selanjutnya dimetabolisme dan kemudian diekskresikan melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus ginjal.
Absorpsi
Bioavailabilitas acyclovir tidak terlalu baik, yaitu sekitar 10-30% dan semakin menurun seiring peningkatan dosis pemberian. Acyclovir diserap secara buruk dari traktus gastrointestinal. Sediaan topikal dapat diserap dalam jumlah kecil.[5]
Distribusi
Acyclovir terdistribusi dengan baik dalam jaringan dan cairan tubuh, termasuk cairan serebrospinal. Volume distribusi adalah 0,8 L/kg (63,6 L). Sekitar 9 hingga 33% yang berikatan dengan protein plasma.[5,10]
Metabolisme
Acyclovir sebagian kecil dimetabolisme di hati. Selain itu, acyclovir juga dikonversi menjadi acyclovir monofosfat oleh enzim thymidine kinase yang diproduksi virus.[10]
Eliminasi
Waktu paruh eliminasi acyclovir adalah 2,5 – 3,3 jam pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Waktu paruh pada pasien anuria adalah 19,5 jam. Hemodialisis mengeliminasi 33-60% obat ini. Dialisis peritoneal hanya mengeliminasi dalam jumlah sangat sedikit.[5,9]
Acyclovir diekskresikan melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus ginjal. Ekskresi mayoritas dalam bentuk utuh. Kurang dari 15% ekskresi dalam bentuk metabolit, yaitu 9-karboksi-metoksi metil guanina. Berikut merupakan informasi mengenai konsentrasi acyclovir dalam tubuh setelah konsumsi obat.[5]
Tabel 3. Konsentrasi Acyclovir dalam Tubuh setelah Konsumsi Obat.
Dosis | Konsentrasi |
200 mg – 800 mg per oral 4-5 kali sehari | 0,6-1,6 mcg/ml (plasma) |
200 mg per oral (peak concentrations) | 0,83 mcg/ml (plasma) |
400 mg per oral (peak concentrations) | 1,21 mcg/ml (plasma) |
800 mg per oral (peak concentrations) | 1,61 mcg/ml (plasma |
5-10 mg/kg intravena setiap 8 jam | 10-20 mcg/ml (plasma) |
50 mg muco-adhesive buccal tablet | 440 mcg/ml (saliva) |
Sumber: dr. Edwin Wijaya, Alomedika. 2022.[5]
Resistensi
Resistensi virus terhadap acyclovir telah dilaporkan oleh beberapa studi. Karena memiliki mekanisme kerja yang sama dan merupakan prodrug dari acyclovir, valacyclovir tidak dapat dijadikan alternatif pada kasus yang telah resisten acyclovir.
Biarpun telah dilaporkan adanya resistensi, fenomena ini jarang ditemukan dan tidak banyak diteliti sehingga mekanisme terjadinya resistensi belum terlalu dipahami secara mendetail. Ada tiga mekanisme yang diduga berperan dalam resistensi obat ini, yaitu:
- Kadar enzim thymidine kinase yang menurun atau hilang
- Aktivitas enzim thymidine kinase yang berkurang
- Perubahan pada enzim DNA polimerase sehingga afinitas acyclovir terhadap DNA polymerase berkurang
Resistensi ini diperkirakan didapat melalui mutasi spontan pada virus. Di sini lain, kasus resistensi lebih sering ditemukan pada individu yang immunocompromised termasuk pasien dengan HIV, diduga terkait penggunaan acyclovir berulang atau jangka panjang. Pada kelompok ini, juga sering ditemukan resistensi silang dengan obat lain dari golongan yang sama, misalnya ganciclovir. Foscarnet merupakan alternatif antivirus pada kasus resistensi acyclovir.[11]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri