Formulasi Everolimus
Formulasi everolimus yang tersedia di Indonesia saat ini hanya dalam bentuk peroral.[3,6,9]
Bentuk Sediaan
Everolimus di Indonesia tersedia dalam bentuk tablet dengan kekuatan sebagai berikut:
- 0,25 mg dan 0,75 mg (nama dagang certican®)
- 2,5 mg, 5 mg, dan 10 mg (nama dagang afinitor®)
Kedua nama dagang tersebut sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). [6,12]
Cara Mengonsumsi
Pemberian everolimus oral dapat diberikan bersama dengan atau tanpa makanan. Tablet diminum secara utuh dengan segelas air, tidak boleh digigit dan tidak dianjurkan untuk dipecah. Everolimus dikonsumsi pada waktu yang sama setiap harinya.[5,6]
Everolimus dapat diberikan maksimal 6 jam dari jadwal minum obat yang seharusnya, jika pasien lupa. Namun jika pasien lupa lebih dari 6 jam, maka obat sebaiknya tidak diberikan dan kembali pada jadwal minum obat berikutnya yang normal. Everolimus tidak boleh diberikan dengan dosis ganda pada waktu yang bersamaan.[5,6]
Cara Penyimpanan
Penyimpanan everolimus sebaiknya pada temperatur suhu 25°C. Harus dihindari dari cahaya, panas, dan kondisi lembab.[3,6]
Kombinasi dengan Obat Lain
Sediaan obat everolimus kombinasi dengan obat antikanker lain telah disetujui oleh FDA. Kombinasi kedua obat tersebut adalah everolimus 5 mg dengan lenvatinib 18 mg. Lenvatinib merupakan reseptor tirosin kinase inhibitor. Kombinasi kedua obat ini digunakan untuk pengobatan pasien dengan karsinoma sel renal lanjut (advanced renal cell carcinoma / aRCC) yang sebelumnya diobati dengan terapi antiangiogenik.[13,14]
Mekanisme kerja everolimus dan lenvatinib dapat menimbulkan efek yang sinergis. Kedua obat menghambat terjadinya angiogenesis. Studi efek samping menyimpulkan kejadian yang umum berupa stomatitis, hilang nafsu makan, nausea, muntah, diare, nyeri abdomen, berat badan turun, fatigue, arthralgia/myalgia, hipertensi, edema perifer, batuk, dispnea, rash, perdarahan, dan proteinuria.[13,14]