Pendahuluan Albumin
Albumin adalah produk darah yang digunakan sebagai terapi pengganti pada kondisi hipoalbuminemia, hipoproteinemia, dan hipovolemia. Albumin merupakan komponen protein sirkulasi yang paling melimpah dalam plasma (3,5-5 g/dl), mewakili sekitar 50% dari total kandungan protein.
Albumin adalah protein globular kecil dengan berat molekul 66,5 kDa. Albumin terdiri dari rantai tunggal 585 asam amino yang diatur dalam tiga domain homolog berulang (situs I, II, dan III), yang masing-masing terdiri dari dua sub-domain terpisah (A dan B). Dalam kondisi fisiologis, sekitar 10-15 gram albumin diproduksi oleh hepatosit setiap hari, tanpa penyimpanan intraseluler atau penyimpanan dalam kadar sangat rendah. Sintesisnya dirangsang oleh hormon, seperti insulin, kortisol, dan hormon pertumbuhan, namun dihambat oleh zat proinflamasi seperti interleukin-6 dan tumor necrosis factor-α.[1,2]
Albumin adalah modulator utama distribusi cairan antara kompartemen tubuh. Albumin menyediakan sekitar 70-80% dari total tekanan onkotik plasma. Albumin juga berkontribusi pada stabilisasi lapisan endotel dan pemeliharaan permeabilitas kapiler normal. Oleh karena itulah, penggunaan klinis albumin mayoritas didasarkan pada kapasitasnya sebagai plasma expander.
Terapi albumin ditujukan untuk mengganti kehilangan plasma dalam tubuh akibat hipoalbuminemia, hipoproteinemia, dan hipovolemia. Albumin merupakan terapi lini kedua pada kondisi syok hipovolemik akut, jika terapi cairan dengan kristaloid tidak menghasilkan perbaikan klinis.[1,3-5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Albumin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Asam karboksilik dan derivatnya[6] |
Subkelas | Asam amino, peptida, dan analog[6] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[4] Kategori TGA: tidak diklasifikasikan[7] |
Wanita menyusui | Ekskresi pada ASI tidak diketahui |
Anak-anak | Dapat digunakan pada anak sesuai dosis yang dianjurkan |
Infant | Dapat digunakan pada infant sesuai dosis yang dianjurkan |
FDA | Approved[4] |