Farmakologi Cairan Salin Normal
Secara farmakologi, cairan salin normal atau NaCl 0,9% memiliki komposisi yang mirip dengan cairan ekstraseluler tubuh. Cairan ini bersifat isotonik dan memiliki tekanan osmotik yang sama dengan cairan tubuh. Cairan salin normal tersedia dalam bentuk parenteral dengan konsentrasi natrium dan klorida sebesar 154 mEq/L, osmolaritas 308 mOsm/L, dan pH sekitar 4,7.[4,9]
Farmakodinamik
Cairan salin normal terdiri dari sodium dan klorida yang terdisosiasi dalam air. Sodium merupakan kation utama pada cairan ekstraseluler yang berperan dalam keseimbangan cairan, pengontrolan distribusi cairan, dan kestabilan tekanan osmotik cairan tubuh.
Pada pengaturan keseimbangan asam basa cairan tubuh dalam ginjal, peran sodium juga dipengaruhi oleh klorida dan bikarbonat. Klorida adalah anion ekstraseluler utama yang memengaruhi metabolisme natrium dan keseimbangan asam basa. Klorida juga merupakan agen buffer dalam paru-paru dan jaringan, yang memfasilitasi ikatan antara oksigen dan karbon dioksida terhadap hemoglobin.[2,7]
Komponen air dalam cairan salin normal juga penting untuk pengaturan keseimbangan cairan tubuh. Dua pertiga dari total berat badan manusia terdiri dari air yang diatur oleh paru-paru dan ginjal.
Perpindahan air tergantung pada kadar sodium dan klorida di berbagai kompartemen tubuh. Sodium berperan untuk menjaga homeostasis dan distribusi air dalam berbagai kompartemen. Oleh karena itu, cairan salin normal umumnya dapat memperluas volume intravaskular tanpa mengganggu konsentrasi ion, kecuali bila diberikan dalam volume terlalu besar.[2,7]
Farmakokinetik
Salin normal yang diberikan secara intravena memiliki bioavailabilitas 100%. Sodium tidak berikatan dengan protein plasma dan akan dieliminasi melalui ginjal.
Absorbsi
Pemberian cairan salin normal secara intravena akan langsung masuk ke pembuluh darah, sehingga masing-masing komponen aktifnya memiliki bioavailabilitas 100%. Bila cairan ini tertelan ke sistem gastrointestinal, sebagian besar cairan dan garamnya tidak akan diserap di lambung dan usus kecil melainkan di usus besar.[7-9]
Distribusi
Sodium yang terdistribusi tidak berikatan dengan protein plasma. Volume distribusinya adalah sekitar 0,64 L/kg. Cairan ini umum digunakan pada kasus syok hipovolemik, dehidrasi, dan alkalosis metabolik yang disertai kehilangan cairan.[7,9]
Metabolisme
Cairan salin normal tidak mengalami metabolisme khusus.[7,9]
Eliminasi
Eliminasi utama sodium terjadi melalui urine, sedangkan sisanya terjadi melalui keringat dan feses. Sodium yang mengalami filtrasi di glomerulus ginjal akan diserap kembali (sekitar 60–70%) di tubulus proksimal bersama air dan bikarbonat. Sekitar 25–30% direabsorbsi di loop Henle bersama air dan klorida.
Ambang batas renal untuk ekskresi sodium adalah sekitar 110–130 mEq/L. Hanya <1% sodium yang difiltrasi akan diekskresikan di urine. Pada prinsipnya, tubuh akan selalu menjaga keseimbangan sodium klorida. Jika absorbsi melebihi jumlah yang diperlukan, ginjal akan berusaha mengeluarkannya.[7-9]
Penulisan pertama oleh: dr. Immanuel Natanael Tarigan