Kontraindikasi dan Peringatan Tranylcypromine
Kontraindikasi tranylcypromine adalah hipersensitivitas, skizofrenia, porfiria, penyakit serebrovaskular, penyakit kardiovaskular berat, pheochromocytoma, dikariasia darah, hipertiroid, dan kerusakan hepar. Peringatan saat penggunaan tranylcypromine adalah kemungkinan terjadinya krisis hipertensi apabila tidak mematuhi diet rendah tyramine.
Kontraindikasi
Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini, skizofrenia, porfiria, penyakit serebrovaskular, penyakit kardiovaskular berat, pheochromocytoma, dikariasia darah, hipertiroid, dan kerusakan hepar merupakan kontraindikasi tranylcypromine.
Pasien yang sedang mengonsumsi monoamine oxidase inhibitor (MAOI) lain juga tidak boleh menerima tranylcypromine karena bisa menyebabkan krisis hipertensi ataupun kejang. Selain itu, pasien yang sedang menggunakan simpatomimetik juga tidak boleh menerima obat ini karena dapat meningkatkan efek samping krisis hipertensi, nyeri kepala, dan disorientasi.
Pasien yang sedang mengonsumsi selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) atau selective norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) juga menjadi kontraindikasi karena kombinasi obat-obat ini dengan tranylcypromine diketahui dapat menyebabkan reaksi yang fatal, seperti hipertermia, rigiditas, mioklonus, instabilitas otonom dengan fluktuasi tanda vital, dan perubahan status mental. Tranylcypromine sebaiknya dihentikan 14 hari sebelum memulai SSRI atau SNRI.
Beberapa obat lain seperti dextromethorphan dan bupropion hidroklorida juga menjadi kontraindikasi untuk digunakan bersama tranylcypromine. Ulasan lebih detail mengenai obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan tranylcypromine dapat ditinjau di halaman efek samping dan interaksi obat.
Tranylcypromine diperkirakan dapat memperburuk episode manik pada pasien bipolar. Oleh karena itu, sebelum tranylcypromine diberikan, diagnosis depresi sebaiknya sudah dipastikan sebagai major depressive disorder dan bukan bagian dari bipolar.[2,7,10]
Peringatan
Selama menggunakan tranylcypromine, ada beberapa makanan, minuman, dan obat yang perlu dihindari. Hal ini bertujuan untuk menghindari krisis hipertensi dan beberapa efek samping lainnya.
Obat Lain yang Harus Dihindari
Tranylcypromine sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan agen simpatomimetik amine, MAOI lain, agen antiobesitas, ephedrine, fenilpropanolamin, levodopa, dopamin, analgesik narkotika, dextromethorphan, buspirone, bupropion, dan fluvoksamin. Selain itu, obat ini juga sebaiknya tidak digunakan bersama antidepresan trisiklik, SSRI, dan SNRI. Beri interval 2 minggu antara obat-obat ini dan tranylcypromine.[1,2,10]
Penerapan Diet Rendah Tyramine
Saat mengonsumsi tranylcypromine, pasien sebaiknya diedukasi untuk mengikuti diet rendah tyramine. Tyramine merupakan asam amino yang berperan untuk meregulasi tekanan darah. Tranylcypromine menghambat monoamine oxidase, yaitu enzim yang berperan untuk menguraikan tyramine dalam tubuh. Tranylcypromine dapat meningkatkan kadar tyramine dalam darah hingga 2 minggu setelah penghentian obat. Konsumsi makanan dengan kadar tyramine tinggi dapat meningkatkan tekanan darah hingga level yang berbahaya.
Tyramine ditemukan secara alami pada beberapa jenis makanan atau dapat dihasilkan dari penguraian protein dalam makanan oleh bakteri, seperti makanan fermentasi atau makanan basi. Contoh makanan yang perlu dihindari adalah keju, daging olahan, makanan fermentasi, aneka saus, kacang kedelai dan produknya, kafein, dan minuman beralkohol. Dokter dapat memberikan pamflet atau brosur kepada pasien berisi daftar makanan yang sebaiknya dihindari atau dikurangi.[1,2,10]
Perhatian Khusus pada Beberapa Kondisi Medis
Penyakit seperti epilepsi, diabetes mellitus, hipertiroid, penyakit kardiovaskular, dan ketergantungan narkotika serta alkohol sebaiknya berada dalam kondisi yang terkontrol selama penggunaan tranylcypromine. Bila pasien memiliki gangguan ginjal, kehamilan, atau sedang menyusui, dokter perlu mempertimbangkan manfaat dan risiko yang mungkin terjadi sebelum memutuskan untuk meresepkan tranylcypromine.[1]
Pre-Operasi
Tranylcypromine sebaiknya dihentikan paling tidak 2 minggu sebelum operasi elektif. Namun, hindari penghentian obat secara mendadak karena dapat menyebabkan efek putus obat seperti delirium. Kombinasi tranylcypromine dengan anestesia spinal dapat menurunkan tekanan darah. Anestesia umum juga banyak menggunakan obat golongan simpatomimetik atau opioid yang berpotensi fatal saat pasien mengonsumsi tranylcypromine.[1,2,7]
Risiko Munculnya Ide Bunuh Diri
Perhatian khusus diperlukan pada fase awal penggunaan tranylcypromine. Saat ini tranylcypromine dan obat-obat antidepresan lainnya diketahui mungkin menimbulkan pemikiran bunuh diri pada fase awal terapi. Fenomena ini terutama ditemukan pada kelompok anak-anak, remaja, dan dewasa muda usia 18–24 tahun.[2,7]
Risiko Overdosis
Tranylcypromine sebagai agen antidepresan memiliki potensi untuk disalahgunakan. Oleh karena itu, peresepan sebaiknya menggunakan kuantitas tablet terkecil yang bisa mengurangi risiko overdosis. Gejala overdosis bisa berupa hiperpireksia, kejang, tremor, insomnia, ansietas, agitasi, inkoheren, hipotensi, pusing, lemas, dan rasa mengantuk. Pada kasus berat, dapat terjadi pusing berat hingga syok. Upayakan pasien dapat memuntahkan obat yang telah tertelan atau menggunakan gastric lavage. Namun, terapi utama untuk overdosis tranylcypromine adalah terapi suportif.[1,2]