Efek Samping dan Interaksi Obat Clopidogrel
Efek samping utama clopidogrel adalah peningkatan risiko perdarahan. Selain itu, interaksi obat juga dapat terjadi pada penggunaan bersama antiplatelet lain seperti aspirin, yang kemudian semakin meningkatkan risiko perdarahan.
Efek Samping
Efek samping utama dari clopidogrel adalah peningkatan risiko perdarahan. Namun, ada juga beberapa efek samping lain yang tidak berkaitan dengan perdarahan. Berikut adalah bermacam efek samping yang mungkin timbul akibat clopidogrel:
- General: perdarahan luka, demam, dan fatigue
- Sistem kardiovaskular: nyeri dada, hipotensi, vaskulitis
- Sistem respiratorius: infeksi saluran pernapasan atas, influenza-like symptoms, rhinitis, sinusitis, bronkitis, batuk, sesak, dan pneumonia
- Sistem gastrointestinal: nyeri abdomen, dispepsia, diare, konstipasi, mual, perdarahan gastrointestinal, ulkus peptikum, peningkatan kadar enzim hepar, bilirubinemia, fatty liver, hepatitis noninfeksius, dan gagal hati akut
- Sistem urinarius: infeksi saluran kemih dan gagal ginjal akut
- Sistem saraf: nyeri kepala, pusing, sinkop, hipoestesia, neuralgia, parestesia, vertigo, dan perdarahan intrakranial
- Psikiatri: depresi, kebingungan, dan halusinasi
- Dermatologi: ruam, pruritus, eksim, urtikaria, angioedema, Stevens-Johnson syndrome, toxic epidermal necrolysis, dan lichen planus
- Hematologi dan sistem limfatik: purpura, epistaksis, hematoma, hemarthrosis, hemoptysis, penurunan platelet, anemia, agranulositosis, granulositopenia, leukemia, leukopenia, neutropenia, thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP)
- Muskuloskeletal: nyeri sendi dan nyeri punggung
- Metabolik dan nutrisi: hiperkolesterolemia, gout, dan hiperurisemia[1,7]
Interaksi Obat
Clopidogrel diketahui mengalami metabolisme oleh beberapa sitokrom yakni CYP2C19, CYP1A2, CYP2B6, CYP2C9, dan CYP3A4. Inhibitor maupun inducer dari sitokrom ini diketahui akan memengaruhi efek clopidogrel.
Meningkatkan Efek Obat
Statin, terutama atorvastatin, menginduksi CYP2B6 dan CYP2C9 serta secara tidak langsung mengaktivasi CYP3A4 melalui pregnane X receptor (PXR). Pemberian 80 mg atorvastatin secara signifikan meningkatkan bioaktivasi dan efikasi clopidogrel. Statin juga menunjukkan efek positif terhadap aktivitas antiplatelet.[2]
Beberapa obat seperti rifampicin adalah ligan poten dari PXR dan constitutive androstane receptor (CAR) yang juga secara signifikan meningkatkan aktivitas clopidogrel.
Pemberian triple agent yakni antikoagulan, clopidogrel, dan aspirin dapat meningkatkan efek antitrombotik, tetapi hal ini diikuti dengan peningkatan risiko perdarahan.[2]
Clopidogrel sendiri juga dapat meningkatkan konsentrasi obat tertentu, misalnya obat ombitasvir, paritaprevir, ritonavir, dan dasabuvir dengan cara mengurangi metabolisme obat-obat ini. Hal ini dapat menyebabkan prolongasi gelombang QT jantung.[3]
Menurunkan Efek Obat
Beberapa obat proton pump inhibitor (PPI) seperti omeprazole, esomeprazole, dan lansoprazole diketahui merupakan inhibitor CYP2C19 sehingga dapat menginhibisi bioaktivasi clopidogrel. PPI sering digunakan bersama antiplatelet dengan tujuan untuk mengurangi risiko perdarahan saluran cerna. Namun, hal ini harus dilakukan dengan memilih jenis PPI yang inhibisinya terhadap CYP2C19 minimal.[2,7]
Beberapa obat calcium channel blockers (CCB), termasuk amlodipin, nikardipin, dan verapamil adalah substrat dan inhibitor CYP3A4. Obat-obatan ini menyebabkan penurunan potensi antiplatelet dari clopidogrel dan meningkatkan risiko kardiovaskular pada pasien penyakit arteri koroner.[2]
Obat-obatan lain seperti sulfonilurea (substrat dari CYP2C9), phenprocoumon (substrat dari CYP3A4 dan CYP2C9), dan inhibitor CYP3A4 (ketoconazole, eritromisin, dan troleandomisin) juga menyebabkan penurunan efek antiplatelet clopidogrel.[2]