Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Dopamin general_alomedika 2022-08-22T14:28:37+07:00 2022-08-22T14:28:37+07:00
Dopamin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Dopamin

Oleh :
dr. Queen Sugih Ariyani
Share To Social Media:

Farmakologi dopamin berpusat pada stimulasi reseptor dopaminergik, yakni alfa 1 dan beta 1 adrenergik, untuk menghasilkan efek utama meningkatkan curah jantung dan vasodilatasi ginjal.

Farmakodinamik

Farmakodinamik dopamin tergolong unik sebab dopamin bekerja pada tiga reseptor, yakni reseptor alfa 1 dan beta 1 adrenergik, reseptor dopaminergik yang pengaktifannya bergantung pada dosis dopamin yang digunakan.

Dopamin Dosis Rendah

Pada dosis rendah, 0,5–2 μg/kgBB/menit, dopamin bekerja pada reseptor dopaminergik D1 dan D2. Ketika diaktifkan, reseptor D1, memberikan efek vasodilatasi pada otot polos pembuluh darah tertentu yaitu terutama pada pembuluh darah ginjal, otak, mesenterika, dan koroner, sehingga meningkatkan perfusi pada organ yang mendapat vaskularisasinya. Sebagai salah satu hasilnya, aliran darah ginjal meningkat dan diikuti dengan diuresis dan natriuresis.

Efek ini dihasilkan oleh inhibisi Na K ATPase oleh peningkatan cAMP yang diinduksi oleh dopamin, sehingga menurunkan reabsorpsi Na pada tubulus proksimal. Reseptor D2 bekerja pada presinaps saraf simpatis post ganglion, sehingga ketika diaktifkan, reseptor ini akan menginhibisi keluarnya norepinephrine pada ujung saraf simpatis.[2,5,10,11]

Dopamin Dosis Sedang

Pada dosis sedang, 2-10 μg/kgBB/menit, dopamin juga mengaktifkan reseptor beta 1 adrenergik. Reseptor beta 1 adrenergik tersebar di jantung dan sel juxtaglomerulus. Ikatannya dengan dopamin akan memicu pengeluaran norepinephrine dan menghambat reuptake pada ujung saraf simpatis presinaps. Efek yang ditimbulkan adalah peningkatan kontraktilitas jantung, peningkatan nadi melalui stimulasi langsung nodus SA, dan peningkatan impuls elektrik jantung, sehingga curah jantung dapat meningkat.

Dopamin Dosis Tinggi

Pada dosis tinggi, 10-20 μg/kgBB/menit, dopamin menstimulasi reseptor alfa 1 adrenergik. Reseptor alfa 1 banyak tersebar pada otot polos pembuluh darah sehingga efek utama yang ditampilkan adalah vasokonstriksi. Peningkatan resistensi vaskuler yang dibuat oleh dopamin mampu meningkatkan tekanan darah sehingga dopamin banyak digunakan sebagai lini pertama tata laksana hipotensi dan syok.

Pada dosis yang lebih tinggi lagi yakni di atas 20 mg/kgBB/menit, efek vasokonstriksi dari dopamin menjadi dominan sehingga dapat membalikkan efek vasodilatasi ginjal dan mesenterika dari stimulasi dopaminergik.[2,4,11,12]

Farmakokinetik

Farmakokinetik dopamin memiliki onset dan durasi aksi yang cepat, didistribusikan secara luas di tubuh, dimetabolisme di ginjal, plasma, hati oleh perantara monoamine oksidase inhibitor dan diekskresikan di urin sebagai metabolit inaktif.

Absorpsi

Dopamin bersifat tidak aktif jika diberikan secara oral oleh karena itu cara pemberian dopamin dilakukan secara intravena. Cara pemberian ini memungkinkan dopamin diabsorpsi dengan cepat di dalam tubuh sehingga onset yang dibutuhkan untuk dopamin bekerja juga tergolong cepat yaitu lima menit setelah pemberian intravena dengan waktu paruh plasma sekitar 2 menit dan durasi aksi selama 10 menit. Jika pasien mengonsumsi monoamine oxidase (MAO) inhibitor, dopamin akan bekerja lebih lama hingga durasi aksi dapat mencapai 1 jam.

Distribusi

Dopamin didistribusikan di dalam tubuh secara luas namun tidak dapat secara signifikan menembus batas sawar darah.

Metabolisme

Dopamin dimetabolisme menjadi bentuk tidak aktif oleh monoamine oxidase (MAO) dan catechol O methyl transferase (COMT) di dalam hati, ginjal, dan juga plasma. Bentuk metabolit dari dopamin berupa asam homovanilik (HVA) dan 3,4-asam dihidroksiphenilasetat. Sebagian kecil dari dopamin, yaitu sekitar 25%, digunakan pada ujung saraf simpatis untuk dihidroksilasi menjadi norepinephrine.

Eliminasi

Dalam 24 jam, diperkirakan 80% obat diekskresikan di urin dalam bentuk metabolitnya.[1,2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. MIMS. 2019. Dopamine. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/dopamine/?type=brief&mtype=generic
2. Hospira. 2014. Dopamine Hydrochloride and Dextrose 5% injection solution. FDA. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/018132s067,018826s045lbl.pdf
4. American Heart Association. 2018. Pharmacology II: Agents to Optimize Cardiac Output and Blood Pressure. Circulation. 2018;102:I-129–135. https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circ.102.suppl_1.I-129
5. Marinosci GZ, Robertis ED, Benedicts GD, Piazza O. 2012. Dopamine Use in Intensive Care: Are We Ready to Turn it Down? Transl Med UniSa. 2012 Sep-Dec; 4: 90–94. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3728808/
10. Backer DD, Biston P, Devriendt J, Madl C, Chochrad D, Aldecoa C et al. 2010. Comparison of Dopamine and Norepinephrine in the Treatment of Shock. N Engl J Med 2010; 362:779-789. https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa0907118
11. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. 2015. Basic Clinical Pharmacology. 13th Edition. μgrawHill.
12. Overgaard CB, Dzavic V. 2008. Inotropes and Vassopressor: Review of physiology and clinical use in cardiovascular disease. Circulation. 2008;118:1047–1056. https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.107.728840

Pendahuluan Dopamin
Formulasi Dopamin
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 19:30
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 7 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.