Pengawasan Klinis Streptokinase
Pengawasan klinis pada penggunaan streptokinase utamanya terkait risiko perdarahan. Pada penggunaan streptokinase, dapat juga terjadi peningkatan serum transaminase dan bilirubin.
Pengawasan klinis yang dilakukan selama penggunaan streptokinase adalah sebagai berikut:
- Pemantauan tanda vital
- Pemantauan EKG diperlukan untuk menilai adanya reperfusi atau efek samping kardiovaskular dari pemberian streptokinase
- Pemantauan tanda klinis yang menunjukkan perdarahan, seperti hematuria, perdarahan gusi, hematemesis, nyeri perut, nyeri sendi, dan penurunan kesadaran. Pemantauan dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama terapi. Kemudian, dilanjutkan setiap 15–30 menit selama 8 jam berikutnya
- Pengawasan gejala yang mengarah pada komplikasi tromboemboli, misalnya emboli paru dan deep vein thrombosis
Antisipasi Risiko Perdarahan
Sebelum memulai terapi, pasien perlu melakukan pemeriksaan waktu activated partial thomboplastin time (aPTT), waktu prothrombin (PT), hematokrit, dan jumlah trombosit untuk mengetahui status hemostasis pasien. Setelah terapi, dapat terjadi peningkatan aPTT, dan PT yang akan kembali normal beberapa jam (12–24 jam pada infark miokard dan 3–4 jam pada indikasi lain) setelah pemberian streptokinase dihentikan.[6,7,10,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono