Pendahuluan Acetazolamide
Acetazolamide merupakan obat yang digunakan untuk pengelolaan glaukoma, dan altitude sickness. Obat ini juga digunakan secara off label untuk hipertensi intrakranial idiopatik, gagal jantung kongestif, paralisis periodik, sleep apnoea, dan epilepsi. Acetazolamide adalah obat golongan diuretik penghambat karbonik anhidrase. Pada altitude sickness, obat ini digunakan sebagai modalitas pencegahan.[1-4]
Perlu diperhatikan bahwa ada kejadian kematian yang telah dilaporkan, meskipun jarang, pada pasien yang mengalami reaksi berat terhadap sulfonamid seperti acetazolamide. Reaksi ini mencakup sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis, nekrosis hati fulminan, agranulositosis, anemia aplastik, dan diskrasia darah lainnya. Jika tanda-tanda hipersensitivitas atau reaksi serius lain muncul, hentikan penggunaan obat ini.
Penggunaan acetazolamide dengan aspirin dosis tinggi memerlukan perhatian khusus. Penggunaan kedua obat ini secara bersamaan telah dilaporkan menyebabkan anoreksia, takipnea, lesu, koma, dan kematian.[5-7]
Efek samping yang paling sering dilaporkan akibat penggunaan acetazolamide berupa parestesia, disgeusia, poliuria, dan fatigue. Beberapa efek samping tersebut diduga berhubungan dengan kondisi asidosis metabolik yang disebabkan karena penumpukan bikarbonat di ginjal.
Efek samping lain yang juga sering dilaporkan berhubungan dengan gangguan gastrointestinal, seperti anoreksia, mual, muntah, dan diare. Pemberian acetazolamide setelah makan dapat membantu mengurangi efek samping ini.[3,5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Acetazolamide
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Diuretik[7,8] |
Subkelas | Penghambat Karbonik Anhidrase[7,8] |
Akses | Resep[9,10] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[7] Kategori TGA: B3[11] |
Wanita menyusui | Acetazolamide dapat melewati air susu ibu, sehingga penggunaannya tidak direkomendasikan[6,7] |
Anak-anak | Efikasi dan keamanan pada anak usia kurang dari 12 tahun tidak diketahui[7] |
Infant | Efikasi dan keamanan tidak diketahui[7] |
FDA | Approved[9] |
Penulisan pertama: dr. Intan Ekarulita