Indikasi dan Dosis Betaxolol
Indikasi betaxolol dalam bentuk tetes mata adalah sebagai terapi untuk tekanan bola mata yang tinggi, yang sering ditemukan pada glaukoma dan hipertensi okuli. Sedangkan sediaan oral digunakan untuk tata laksana hipertensi, pasca infark miokard, dan angina pektoris stabil. Namun, sediaan tablet belum tersedia di Indonesia.
Betaxolol Topikal
Betaxolol topikal diberikan dengan dosis pemberian adalah 1 tetes untuk sediaan suspensi atau 1 sampai 2 tetes untuk sediaan solusio pada mata yang terindikasi setiap 12 jam. Indikasi pemberian adalah sebagai berikut.[2,4,10-13]
Glaukoma
Betaxolol merupakan salah satu pilihan utama dalam terapi glaukoma, khususnya glaukoma sudut terbuka primer. Betaxolol akan mengurangi produksi humor akuos sehingga tekanan intraokular (TIO) menurun. Hal ini akan mencegah progresifitas kerusakan sel saraf mata.
Selain itu, betaxolol dengan sifat lipofilik akan terakumulasi dalam sel membrane dan menyebabkan mekanisme penurunan influx Na+. Hal ini berperan sebagai neuroprotektif dan pencegahan iskemia sel saraf.[13,14]
Dosis: 1 tetes 0,5% betaxolol, diberikan 2 kali sehari.
Hipertensi Okuli
Hipertensi okuli berkaitan dengan produksi humor akuos yang meningkat, sehingga TIO meningkat tanpa disertai kerusakan saraf mata. Oleh karena itu, betaxolol yang memiliki mekanisme menurunkan produk humor akuos menjadi pilihan utama dalam mengatasi hipertensi okuli.
Betaxolol tetes mata juga bersifat neuroprotektif yang akan mencegah progresivitas hipertensi okuli menjadi glaukoma.[13,14]
Dosis: 1 tetes 0,5% betaxolol, diberikan 2 kali sehari.
Betaxolol Oral
Sediaan betaxolol oral tidak tersedia di Indonesia, tetapi beberapa indikasi penggunaannya adalah hipertensi, pasca infark miokard, dan angina pektoris stabil. Dosis dapat dimulai 10 mg sekali sehari, selama 7‒14 hari.
Betaxolol bisa dikombinasikan dengan terapi lainnya, sehingga efektivitas pengobatan lebih optimal. Mekanisme kerja betaxolol adalah menurunkan tekanan darah, nadi, serta cardiac output.[6,9]