Kontraindikasi dan Peringatan Ranitidin
Kontraindikasi ranitidin adalah penggunaan pada pasien dengan alergi terhadap obat ini atau sediaannya. Peringatan mengenai ranitidin adalah adanya temuan kontaminasi N-nitrosodimethylamine (NDMA) pada sediaan ranitidin yang menyebabkan obat ini telah ditarik dari pasaran di Amerika Serikat. Di Indonesia, obat ini masih boleh beredar.[3,4,12]
Kontraindikasi
Ranitidin dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap ranitidin atau kandungan lain dalam sediaan.[3]
Peringatan
Sediaan ranitidin telah dilaporkan mengandung NDMA yang bersifat karsinogenik. Di Amerika Serikat, obat ini telah ditarik dari pasaran. Di Indonesia, ranitidin sempat ditarik tetapi telah diijinkan untuk beredar kembali.[4,12]
Kontaminasi NDMA
FDA Amerika Serikat menarik ranitidin dari pasaran karena adanya kontaminasi N-nitrosodimethylamine (NDMA). Paparan NDMA telah dilaporkan berkaitan dengan peningkatan risiko kanker, mencakup kanker pankreas, kanker anus, kanker lambung, kanker faring, dan kanker kolorektal.[4,5]
Defisiensi Vitamin B12
Malabsorpsi vitamin B12 dapat terjadi pada penggunaan ranitidin. Dalam jangka panjang, hal ini akan meningkatkan risiko defisiensi vitamin B12. Dosis yang lebih tinggi, usia yang lebih muda, dan jenis kelamin wanita lebih berisiko mengalami hal ini.[3]
Penggunaan pada Pasien GERD
Pada pasien GERD atau gastroesophageal reflux disease, jika tidak didapatkan respon adekuat dalam 6-8 minggu penggunaan ranitidin, maka dosis tidak boleh ditingkatkan. Ranitidin perlu digantikan dengan proton pump inhibitor (PPI) seperti omeprazole.[3]
Keganasan Lambung
Adanya perbaikan gejala setelah penggunaan ranitidin tidak dapat menjadi patokan untuk eksklusi keganasan lambung.[3]
Gangguan Ginjal dan Hepar
Penyesuaian dosis diperlukan pada pasien dengan klirens kreatinin kurang dari 50 ml/menit.[7]
Ranitidin dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, termasuk peningkatan enzim hati, pada dosis yang tinggi atau penggunaan secara intravena. Lakukan pemantauan hepatotoksisitas.[3]
Penulisan pertama oleh: dr. Khrisna Rangga Permana