Pendahuluan N-Acetylcysteine (Mukolitik)
N-Acetylcysteine (NAC) atau N-Asetilsistein digunakan sebagai mukolitik pada penyakit paru, seperti pneumonia, bronchitis, trakeobronitis, dan kistik fibrosis. Selain itu, NAC sebagai terapi utama toksisitas paracetamol. NAC adalah derivat asam amino alami L-sistein (L-cysteine) yang mengandung gugus sulfhidril.[1-3]
NAC dilaporkan dapat memiliki peran pada berbagai keadaan penyakit. Namun, indikasi NAC yang sudah mendapatkan persetujuan U.S Food and Drug Administration (FDA) adalah sebagai terapi utama toksisitas paracetamol dan sebagai mukolitik untuk kondisi pneumonia, bronkitis, trakeobronkitis, kistik fibrosis, dan kelainan paru-paru lainnya.[3]
NAC merupakan prekursor dari glutation tereduksi (GSH). Penggunaan NAC secara klinis pertama kali dilaporkan pada tahun 1967. NAC berbentuk kristal putih dan dapat mencair pada suhu 109‒110℃. Di Indonesia, obat ini tersedia dengan berbagai merek, di antaranya fluimucil, aminosteril, incetyl, dan nytex.[1,4,5]
Struktur kimia: C5H9NO3S [1,4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Koenzim N-Acetylcysteine
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat untuk saluran napas[6] |
Subkelas | Ekspektoran[6] |
Akses | Resep dan/atau OTC[7] |
Wanita hamil | Kategori FDA: B[8] Kategori TGA: B2[9] |
Wanita menyusui | Tidak diketahui apakah metabolit NAC didistribusikan ke ASI[10] |
Anak-anak | Aman diberikan pada anak-anak[8] |
Bayi | Aman diberikan pada bayi[8] |
FDA | Approved[3] |
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani