Indikasi dan Dosis N-Acetylcysteine (Mukolitik)
Indikasi N-Acetylcysteine (NAC) atau N-Asetilsistein sebagai mukolitik digunakan pada penyakit paru dengan mukus, seperti pneumonia, bronchitis, trakeobronitis, dan kistik fibrosis. Selain menurunkan produksi mukus, NAC berperan untuk menurunkan viskositas mukus sehingga mudah dikeluarkan.[3,11,12]
NAC juga sudah mendapatkan persetujuan U.S Food and Drug Administration (FDA) untuk terapi utama toksisitas paracetamol. Dosis NAC sebagai antidot dijelaskan pada artikel obat tersendiri.
Dosis Dewasa
Dosis NAC sebagai mukolitik pada pasien dewasa adalah:
- Sediaan granul: 200 mg 2‒3 kali/hari
- Tablet effervescent: 600 mg 1 kali/hari
- Durasi bervariasi tergantung keparahan gejala[13,14]
Dosis Anak
Dosis NAC untuk terapi batuk berdahak pada anak adalah:
- Usia 2‒6 tahun, granul: 100 mg 2‒4 kali/hari
- Usia >6 tahun sama seperti dosis dewasa[13,14]
Penggunaan Dosis Tinggi
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui efikasi dan keamanan NAC dosis tinggi pada beberapa penyakit paru. Zhang et al melakukan penelitian pemberian NAC 900 mg 2 kali/hari dibandingkan dengan plasebo pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan bronkitis kronik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok NAC dan plasebo.[15]
Hasil di atas sejalan dengan hasil penelitian oleh Johnson et al, yang membandingkan penggunaan NAC 1.800 mg 2 kali/hari vs plasebo pada pasien dengan penyakit yang sama. Namun, penelitian ini diberhentikan lebih awal karena isu keamanan, di mana dilaporkan proliferasi tumor pada hewan uji dan sel in vitro pada pemberian NAC dan vitamin E. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian NAC dosis sangat tinggi tidak menunjukkan manfaat klinis.[16]
Penggunaan NAC dosis tinggi pada pasien COVID-19 diteliti oleh Garcia de Alencar et al. Pada penelitian ini, NAC dosis sangat tinggi (21 g atau 300 mg/kg) diberikan pada pasien COVID-19 dengan gejala berat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa NAC dosis tinggi tidak memengaruhi perjalan penyakit COVID-19 gejala berat.[17]
Perbandingan Agen Mukolitik
Terdapat meta analisis yang membandingkan efikasi beberapa agen mukolitik peroral pada pasien PPOK, yaitu erdosteine 600 mg/hari, carbocysteine 1.500 mg/hari, dan NAC 1.200 mg/hari. Hasil analisis mendapatkan hanya erdosteine yang menurunkan risiko timbulnya eksaserbasi akut PPOK dan risiko rawat inap. Peringkat keefektifan terapi dalam penelitian ini adalah pertama erdosteine, kedua carbocysteine, dan terakhir NAC.[18]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani