Kontraindikasi dan Peringatan Alteplase
Kontraindikasi penggunaan alteplase adalah perdarahan aktif atau risiko perdarahan aktif yang signifikan, seperti pasien dengan gangguan koagulasi. Peringatan penting termasuk risiko perdarahan, terutama perdarahan intrakranial, serta risiko reaksi alergi berat, termasuk anafilaksis. Selain itu, penggunaan dengan hati-hati diperlukan pada pasien dengan risiko perdarahan tambahan, seperti pasien yang mendapat antikoagulan lain atau antiplatelet.[1,2]
Kontraindikasi
Selain riwayat hipersensitivitas, adanya gangguan hepar derajat berat juga merupakan kontraindikasi penggunaan alteplase.
Kontraindikasi lain meliputi kondisi di mana risiko perdarahan lebih besar dari manfaat alteplase. Ini mencakup kondisi adanya perdarahan internal aktif, riwayat perdarahan intrakranial, adanya neoplasma intrakranial, aneurisma, dan riwayat operasi atau trauma intrakranial atau intraspinal yang baru. Faktor lain mencakup adanya kecenderungan perdarahan yang diketahui, malformasi arteriovenosa, hipertensi yang tidak terkontrol, serta kecurigaan diseksi aorta.
Pada kasus stroke iskemik akut, kontraindikasi termasuk bukti perdarahan internal aktif, perdarahan intrakranial pada evaluasi sebelum pengobatan, kecurigaan perdarahan subarachnoid, serta riwayat perdarahan intrakranial atau perdarahan saluran cerna atau saluran kemih dalam 3 minggu terakhir. Kontraindikasi lain adalah diatesis perdarahan yang diketahui, operasi intrakranial atau intraspinal dalam 3 bulan terakhir, hipertensi tidak terkontrol pada saat pengobatan, malformasi arteriovenosa atau aneurisma, kejang saat onset stroke, dan neoplasma intrakranial.[1,2,10]
Peringatan
Risiko perdarahan merupakan peringatan utama pada penggunaan alteplase. Selain itu, risiko reoklusi koroner dan reaksi alergi juga perlu diwaspadai.[10]
Efek Homeostasis
Alteplase memiliki efek terhadap hemostasis atau pembekuan darah. Meskipun pemantauan rutin terhadap indikator hemostatik, seperti konsentrasi fibrinogen dan waktu thrombin, tidak dianjurkan dilakukan rutin, pemantauan tersebut bisa diperlukan bagi pasien yang mengalami perdarahan. Perdarahan dan komplikasi hemoragik lainnya, termasuk perdarahan intrakranial, lebih umum terjadi pada lansia dan pasien dengan riwayat kejadian serebrovaskular atau hipertensi berat atau tidak terkontrol dengan baik.
Risiko dan manfaat dari penggunaan alteplase perlu dipertimbangkan matang-matang, terutama pada pasien yang memiliki peningkatan risiko perdarahan, misalnya pasien dengan riwayat operasi besar baru, atau pasien dengan kemungkinan besar gangguan hemostatik (seperti akibat penyakit hati atau ginjal yang parah). Risiko dan manfaat juga harus dipertimbangkan pada pasien dengan retinopati hemoragik diabetes atau kondisi oftalmik hemoragik lainnya, serta pada pasien yang menerima terapi antikoagulan oral bersamaan.
Risiko efek samping perdarahan harus diminimalkan dengan pemilihan pasien yang hati-hati dan pemantauan perdarahan potensial. Hindari injeksi intramuskular dan prosedur invasif yang tidak benar-benar diperlukan. Lakukan prosedur vena invasif dengan hati-hati dan sesedikit mungkin. Jika terjadi perdarahan spontan yang serius, segera hentikan terapi alteplase dan mulai terapi hemostatik yang sesuai.[10]
Efek Kardiovaskular
Syok kardiogenik fatal, gagal jantung, ruptur miokard, disosiasi elektromekanis, efusi perikardial, perikarditis, regurgitasi mitral, tamponade jantung, hipotensi, edema paru, tromboembolisme, atau kejadian tromboemboli berulang dapat terjadi pada penggunaan alteplase.
Selain itu, reoklusi arteri koroner juga dapat terjadi. Kejadian reoklusi telah dilaporkan lebih tinggi pada protokol infus standar daripada infus dipercepat. Kejadian reoklusi dapat dikurangi dengan menggunakan antikoagulasi atau terapi inhibitor agregasi trombosit bersamaan.
Selain itu, terdapat juga potensi risiko re-embolisasi akibat lisis trombi vena dalam ataupun kejadian emboli baru, termasuk yang melibatkan pembuluh darah serebral. Hindari penggunaan alteplase pada pasien dengan emboli arteri yang berasal dari sisi kiri jantung, misalnya pada kasus stenosis mitral yang disertai atrial fibrilasi atau trombi ventrikel kiri.[2,3,7,10]
Efek Serebrovaskular
Terdapat risiko stroke pada pasien dengan infark miokard akut yang mendapat alteplase. Meski demikian, risiko tersebut rendah dan dianggap dapat mengimbangi manfaat dari terapi trombolitik.
Pada pasien yang mendapat alteplase untuk stroke iskemik akut, perlu diketahui bahwa stroke hemoragik harus dieksklusi terlebih dulu. Alteplase juga tidak disarankan digunakan pada kasus dimana pasien memiliki tanda infark awal yang signifikan. Selain itu, alteplase tidak disarankan penggunaannya jika onset stroke melebihi 4,5 jam atau pada pasien dengan durasi gejala tidak diketahui.[2,3,7,10]
Embolisasi Kolesterol
Embolisasi kristal kolesterol fatal yang terkait dengan terapi antikoagulan pernah dilaporkan. Fitur klinis embolisasi kolesterol meliputi livedo retikularis, sindrom jari ungu, gagal ginjal akut, gangrene pada jari, hipertensi, pankreatitis, infark miokard, infark serebral, infark medulla spinalis, oklusi arteri retina, infark usus, dan rabdomiolisis.[10]
Aritmia
Aritmia atrial atau ventrikel yang berhubungan dengan reperfusi dapat terjadi pada pemberian alteplase. Aritmia tersebut biasanya bersifat sementara.[2,3,7]
Efek Hepatik
Alteplase dimetabolisme di hati. Gunakan obat ini secara hati-hati pada pasien dengan gangguan hepar.[10]
Reaksi Hipersensitivitas
Reaksi alergi, termasuk urtikaria dan anafilaksis, pernah dilaporkan meskipun jarang. Selain itu, telah ada laporan kejadian edema orolingual pada pasien yang mendapat alteplase dan juga ACE inhibitor secara bersamaan.[2,3,7]