Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Rivaroxaban general_alomedika 2023-01-13T09:47:21+07:00 2023-01-13T09:47:21+07:00
Rivaroxaban
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Rivaroxaban

Oleh :
dr. Vania Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Pengawasan klinis rivaroxaban diperlukan terkait efek samping perdarahan dan kemajuan terapi, seperti pemeriksaan fungsi ginjal dan darah lengkap diperlukan pada saat inisiasi obat dan minimal selama 1 tahun sekali.

Pemeriksaan fungsi hepar mungkin diperlukan secara berkala. Tanda-tanda efek samping perdarahan perlu disampaikan kepada pasien.[4]

Pemeriksaan konsentrasi obat di dalam plasma dan efek antikoagulan tidak rutin dilakukan karena belum ada bukti ilmiah yang menemukan manfaat pemantauan ini dalam meningkatkan prognosis.[2,3,15-17]

Karena therapeutic window yang cukup lebar, rivaroxaban dapat digunakan dengan dosis tetap tanpa pengawasan yang sering. Akan tetapi, pada beberapa kondisi tertentu, pengawasan klinis mungkin diperlukan. Beberapa kondisi tersebut antara lain:

  • Perioperatif atau rencana tindakan invasif, terutama bila pasien mengonsumsi obat dalam 24 jam terakhir

  • Didapatkan adanya perdarahan atau kejadian trombosis berulang
  • Pasien lansia dengan risiko perdarahan yang lebih besar
  • Gangguan fungsi hepar atau ginjal dengan klirens kreatinin <30 ml/menit. Rivaroxaban harus dihentikan pada klirens kreatinin <15 ml/menit
  • Memiliki berat badan yang ekstrim, berat badan terlalu rendah akan meningkatkan risiko perdarahan dan obesitas menurunkan efikasi
  • Mengidentifikasi adanya efek terapi yang berlebih atau suboptimal terkait dengan interaksi obat[2,3,15-17]

Pemeriksaan Prothrombin Time (PT)

Pemeriksaan prothrombin time (PT) tidak dapat digunakan untuk monitoring maupun dasar penyesuaian dosis rivaroxaban.  Pemeriksaan PT kurang sensitif dan tidak spesifik, serta dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti gangguan fungsi hati, penggunaan antikoagulan lain, dan defisiensi vitamin K.[2,15-17]

Pemeriksaan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)

Pemeriksaan APTT tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi efikasi dari rivaroxaban karena hubungannya yang tidak linear. Pemeriksaan APTT kurang sensitif dan didapatkan hasil yang berbeda secara signifikan berdasarkan reagen yang digunakan.[16]

Dilute Russell’s viper venom time

Russell’s viper venom mengandung activator yang poten terhadap faktor X dan II. Pemeriksaan ini bermanfaat dalam menilai efek antikoagulan dari Xa dan inhibitor thrombin. Akan tetapi, pemeriksaan ini memiliki sensitivitas yang rendah dan belum ada validasi dan kalibrasi yang standar.[17]

Chromogenic anti-Xa assay

Chromogenic anti-Xa assay paling direkomendasikan untuk mengestimasi konsentrasi plasma dan efek antikoagulan dari rivaroxaban. Pemeriksaan ini mampu mengukur konsentrasi plasma secara kuantitatif hingga konsentrasi plasma terendah (20-660 µg/l). Oleh sebab itu, tidak didapatkannya aktivitas dari anti-Xa dapat mengeksklusi keberadaan dari rivaroxaban.[2,16,17]

Referensi

2. Samama MM, Contant G, Spiro TE, Perzborn E, Flem LL, Guinet C, Gourmelin Y, Rohde G, Martinoli JL. Laboratory assessment of rivaroxaban: a review. Thrombosis Journal. 2013; 11(11):1-7.
3. Foster A dan Dasgupta D. Oral Anticoagulant Guideline for prescribing, monitoring and management. NHS, 2016. https://www.sps.nhs.uk/wp-content/uploads/2018/02/oral-anticoagulant-oral-guidelines-for-prescribing-monitoring-and-management-v41-2s1.4d-and-2s1.5v-and-5s1.1.d.pdf
4. MIMS. Rivaroxaban. 2020. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/rivaroxaban?mtype=generic
15. Department of Health Queensland Government. Guideline for managing patients on a factor Xa inhibitor. 2014. https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0026/147662/qh-gdl-950.pdf
16. Wu HD, Cao HY, Song ZK, Tang ML, Liu Y, Qin L. Considerations of routine coagulation monitoring with rivaroxaban: A case report and review of the literature. World J Clin Cases. 2019; 7(3):382-388.
17. Ramos-Esquivel A. Monitoring anticoagulant therapy with new oral agents. World J Methodol. 2015; 5(4): 212-215.

Kontraindikasi dan Peringatan Ri...

Artikel Terkait

  • Pencegahan Stroke pada Atrial Fibrilasi: Warfarin vs Antikoagulan Oral Baru
    Pencegahan Stroke pada Atrial Fibrilasi: Warfarin vs Antikoagulan Oral Baru
  • Efektivitas Stoking Kompresi untuk Deep Vein Thrombosis
    Efektivitas Stoking Kompresi untuk Deep Vein Thrombosis
  • Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
    Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
  • Red Flag Keluhan Kaki Merah
    Red Flag Keluhan Kaki Merah
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 01 Maret 2024, 10:05
Efikasi Stoking Kompresi pada Lansia dengan Insufisiensi Vena Kronik untuk Mencegah Deep Vein Thrombosis dan Ulkus Kaki – Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Risiko terjadi insufisiensi vena kronik meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Penggunaan stoking kompresi medis oleh lansia adalah untuk...
Anonymous
Dibalas 17 Januari 2024, 10:39
Interaksi obat rivaroxaban dan neuroaid pada pasien pasca stroke
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Apakah aman Neuroaid dikonsumsi bersamaan dengan rivaroxaban 15 mg pada pasien pasca stroke? Cara dan waktu yang benar untuk mencegah interaksi antara dua...
Anonymous
Dibalas 01 Januari 2024, 15:22
Interpretasi hasil EKG
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Dok, ini pasien 37 thn dtg dengan tidak sadarkan diri, pasien riwayat sakit jantung, baru keluar RS 5hari lalu. TD tidak terukur, nadi 125x/m lemah, SpO2 :...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.