Pengawasan Klinis Lemborexant
Pengawasan klinis lemborexant terutama diperlukan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami efek samping berat, seperti perilaku tidur kompleks, perburukan depresi dan ide bunuh diri, penyalahgunaan dan ketergantungan obat. Lemborexant aman dikonsumsi hingga 12 bulan, belum ada data keamanan untuk konsumsi jangka lebih panjang dari 1 tahun.[1]
Overdosis
Hingga kini belum ada data klinis mengenai overdosis lemborexant. Uji farmakologi klinis menunjukkan peningkatan risiko somnolen yang bergantung dosis setelah konsumsi dosis berlipat hingga 75 mg.
Tidak ada antidotum khusus untuk tata laksana overdosis lemborexant. Lemborexant terikat kuat protein sehingga dialisis diduga tidak dapat digunakan untuk eliminasi lemborexant.[2]
Pengawasan Efek Samping
Lemborexant dapat menimbulkan efek samping berat seperti munculnya perilaku tidur kompleks, perburukan depresi dan ide bunuh diri, penyalahgunaan dan ketergantungan obat. Seluruh pasien yang menerima terapi lemborexant penting untuk mengetahui potensi efek samping yang dapat terjadi dan instruksikan pasien untuk memantau gejala secara mandiri.
Jika efek samping berat seperti tersebut di atas terjadi pada pasien, instruksikan pada pasien untuk segera menghentikan pengobatan dan datang ke layanan kesehatan.[2]
Perburukan Insomnia
Gangguan tidur dapat terjadi akibat penyakit atau kondisi medis lain sehingga pengobatan insomnia hanya dimulai setelah evaluasi terhadap pasien menunjukkan tidak ada penyebab lain dari insomnia.
Kegagalan perbaikan insomnia setelah 7 hingga 10 hari pengobatan, perburukan insomnia, atau munculnya abnormalitas perilaku atau kognitif baru mengindikasikan adanya kondisi primer medis atau psikiatri yang harus dievaluasi.[2,6]