Pendahuluan Clozapine
Clozapine merupakan obat antipsikotik atipikal yang disetujui oleh FDA untuk tata laksana schizophrenia yang resisten terhadap terapi, psikosis pada penyakit Parkinson, dan perilaku bunuh diri pada schizophrenia. Namun, clozapine bukanlah pilihan terapi lini pertama karena berhubungan dengan efek samping berat dan fatal, termasuk agranulositosis yang memerlukan monitoring berkala.[1-5]
Pada pasien schizophrenia yang resistan terhadap terapi, clozapine dilaporkan efektif dalam mengurangi risiko perawatan di rumah sakit, penghentian terapi sendiri oleh pasien, dan kebutuhan augmentasi dengan antipsikosis lain. Clozapine juga berhubungan dengan penurunan angka bunuh diri pada schizophrenia. Schizophrenia resisten terhadap terapi, artinya adanya delusi atau halusinasi yang persisten setelah gagal dalam dua percobaan obat antipsikotik.[1,3,4]
Sebagai antipsikotik atipikal, clozapine bertindak sebagai antagonis terhadap reseptor dopamin dan serotonin. Clozapine bisa digunakan sebagai farmakoterapi tunggal ataupun ditambahkan sebagai terapi kombinasi bila respons terapi optimal tidak tercapai setelah 4-6 minggu dosis optimal antipsikosis. Clozapine merupakan antipsikosis atipikal yang efektif dengan risiko sindrom ekstrapiramidal yang rendah.[3,4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Clozapine
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Psikofarmaka.[6] |
Subkelas | Antipsikosis.[6] |
Akses | Resep.[7] |
Wanita hamil | Kategori FDA: B.[2] Kategori TGA: C.[8] |
Wanita menyusui | Dikeluarkan ke dalam ASI.[2] |
Anak-anak | Keamanan dan efikasi pada pasien anak tidak diketahui.[2] |
Infant | |
FDA | Approved.[1,3] |