Pendahuluan Vaksin Influenza
Vaksin influenza merupakan vaksin yang digunakan sebagai pencegahan infeksi virus influenza yang disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae pada semua individu berusia 6 bulan ke atas. Virus influenza diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan perbedaan antigenik yang signifikan, antara lain influenza A, influenza B, dan influenza C.[1-3]
Beberapa jenis vaksin influenza yang tersedia saat ini, antara lain virus influenza yang sudah diinaktivasi (inactivated influenza vaccines atau IIVs), virus influenza hidup yang dilemahkan (live attenuated influenza vaccine atau LAIV), dan vaksin rekombinan. Jenis vaksin yang direkomendasikan disesuaikan dengan usia dan kesehatan individu.[2,3]
Vaksin influenza inaktif (IIV) terdiri dari 2 jenis, yaitu vaksin trivalen (2 strain virus influenza jenis A dan 1 strain virus influenza jenis B) dan vaksin kuadrivalen (2 strain virus influenza jenis A dan B). Vaksin influenza hidup yang dilemahkan (LAIV) tersedia dalam bentuk quadrivalen. Sedangkan, vaksin influenza rekombinan berisi protein hemagglutinin (HA) yang mewakili virus influenza tipe A dan B, yang diindikasikan pada individu dengan alergi telur dan digunakan pada individu berusia ≥ 18 tahun.[1,3,4]
Di Indonesia, IDAI merekomendasikan pemberian vaksin influenza dimulai pada usia 6 bulan dan diulang setiap tahunnya sebagai pencegahan dan pengendalian virus influenza.[5]
Vaksin influenza ada dalam merek dagang Fluarix® dan Euvax B®.[8]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Vaksin Influenza
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Imunologikal[6] |
Subkelas | Vaksin[6] |
Akses | Resep[8] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C (nasal/ parenteral); B (intradermal) Kategori TGA: B2[7,9] |
Wanita menyusui | Tidak diketahui apakah dikeluarkan ke ASI[10] |
Anak-anak | Penggunaan disarankan pada bayi usia ≥6 bulan[5] |
Infant | |
FDA | Approved[7,11,12] |
Penulisan pertama oleh: dr. Giovanni Gilberta
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta