Farmakologi Vaksin Influenza
Farmakologi vaksin influenza adalah dengan menginduksi produksi antibodi spesifik untuk meningkatkan kekebalan efektif terhadap virus influenza.[1-3,7]
Farmakodinamik
Virus influenza mengekspresikan dua jenis antigen, yakni hemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA). Gabungan dari antigen H dan N akan mengalami drift dan pergeseran antigenik, sehingga menghasilkan variasi antigenik dan membutuhkan jenis strain vaksin yang sesuai.[1-3]
Vaksin influenza menginduksi kekebalan terhadap virus influenza dengan merangsang produksi antibodi khusus. Antibodi terhadap NA bertindak dengan menggabungkan virus pada permukaan sel dan mengurangi jumlah virus yang dilepaskan dari sel yang terinfeksi. Di sisi lain, protein HA pada permukaan virus mengandung dua elemen struktural, yakni kepala dan tangkai. Bagian kepala sebagai target utama antibodi yang memberikan perlindungan protektif.[1,3]
Inactivated Influenza Vaccines (IIVs)
Vaksin influenza inaktif (inactivated influenza vaccines atau IIVs) menggunakan virus influenza tidak aktif, dengan menumbuhkan virus influenza pada telur ayam yang telah dibuahi atau kultur sel yang berasal dari mamalia sehingga tidak terjadi replikasi virus. Antigen masuk ke dalam tubuh melalui injeksi akan dibawa ke nodus limfe pada aksila melalui beberapa cara, seperti bergerak sebagai antigen bebas, proses opsonisasi, serta dibawa oleh sel dendritik atau sel pembawa antigen.[13,14]
Peningkatan titer antibodi sebesar 90% ditemukan dalam waktu 2 minggu setelah injeksi dengan efikasi vaksin tergantung pada beberapa faktor inang seperti usia, status dasar kesehatan pasien, status genetik, dan kecocokan antigenik antara vaksin dan virus yang beredar.[1,7,13,14]
Live Attenuated Influenza Vaccine (LAIV)
LAIV mengandung virus influenza hidup yang bereplikasi di nasofaring setelah pemberian secara intranasal. LAIV intranasal akan menginduksi serum dan antibodi sekretorik nasal dan respon imun yang diperantarai sel. Respon protektif terhadap influenza didapatkan setelah 14 hari setelah pemberian dengan adanya peningkatan IgA yang diproduksi oleh mukosa.[13,15]
Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan tidak mengandung telur dan virus influenza, namun mengandung protein rekombinan hemagglutinin (HA) yang berfungsi sebagai antigen untuk menginduksi respon imun humoral yang diukur dengan antibodi penghambatan hemaglutinin (HAI).[4,13]
Farmakokinetik
Belum ada data yang jelas mengenai aspek absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi dari vaksin influenza.
Absorpsi
Onset peningkatan titer antibodi vaksin influenza diketahui dalam waktu 2 minggu setelah vaksinasi dengan respon puncak 6-42 hari dan durasi selama 1 tahun setelah pemberian dosis tunggal.
Perlindungan yang diberikan oleh vaksin influenza hanya efektif terhadap strain dari vaksin yang dibuat secara khusus, menurun setelah 1 tahun vaksinasi, dan respon antibodi lebih rendah pada usia >65 tahun atau imunosupresi sehingga direkomendasikan vaksinasi setiap tahunnya.[7,11,14]
Distribusi
Vaksin influenza terdistribusi di rongga hidung, lambung, otak, dan paru-paru (0,4%).[7,11,14]
Metabolisme
Tidak ada data metabolisme vaksin influenza.
Eliminasi
Tidak ada data eliminasi vaksin influenza.
Penulisan pertama oleh: dr. Giovanni Gilberta
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta