Pendahuluan Vaksin COVID-19 Sinopharm
Vaksin sinopharm merupakan vaksin untuk mengontrol coronavirus disease-19 (COVID-19). Vaksin ini dikenal sebagai BBIBP-CorV, dan termasuk tipe inactivated whole virus vaccine. Dikembangkan oleh Beijing Bio-Institute of Biological Products, anak perusahaan China National Biotech Group (CNBG).[1-3]
Vaksin sinopharm telah memasuki uji fase ketiga, yang dilakukan di Uni Emirat Arab dan beberapa negara lainnya, dengan jumlah subjek sebesar 42.000. Telah menjadi salah satu vaksin yang mendapatkan sertifikat emergency use of authorization (EUA) dari badan kesehatan dunia WHO pada tanggal 7 Mei 2021. Selain itu, badan pengawas obat dan makanan (BPOM) juga telah merekomendasikan sertifikat EUA untuk vaksin sinopharm, sehingga dapat digunakan di negara Indonesia untuk membentuk herd immunity terhadap COVID-19.[1,2]
Vaksin sinopharm diberikan 2 dosis dengan jarak 3−4 minggu. Efektivitas vaksin diperkirakan mencapai 79%. Efek samping yang dilaporkan bersifat lokal, yaitu nyeri, kemerahan, gatal, dan indurasi pada tempat suntikan. Sedangkan efek samping sistemik yang serius jarang terjadi.[2,4,5]
WHO tidak merekomendasikan vaksin sinopharm untuk individu berusia di bawah 18 tahun.[2,4]
Nama lain: SARS-CoV-2 Vaccine (Vero Cell), BBIBP-CorV[2,3,6]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Vaksin Sinopharm
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Vaksin[5-7] |
Subkelas | Inactivated vaccine[6,7] |
Akses | Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM[2] |
Wanita hamil | Data keamanan dan efikasi pada wanita hamil belum cukup[4,6] |
Wanita menyusui | Vaksin sinopharm aman diberikan pada wanita yang menyusui, karena merupakan jenis inactivated vaccine[4,6] |
Anak-anak | Efikasi dan keamanan tidak diketahui[6] |
Infant | Efikasi dan keamanan tidak diketahui[6] |
FDA | FDA belum mengeluarkan EUA[8] |
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari