Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vaksin COVID-19 AstraZeneca
Data keamanan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca pada kehamilan dan ibu menyusui masih terbatas. Pemberian vaksin sebaiknya hanya saat potensi keuntungan melebihi potensi risiko pada ibu dan janin. Belum diketahui apakah vaksin COVID-19 AstraZeneca diekskresikan di air susu ibu.[2,3]
Penggunaan pada Kehamilan
Data mengenai penggunaan seluruh vaksin COVID-19 pada kehamilan masih terbatas, termasuk vaksin ini. Studi preliminary pada hewan tidak mengindikasikan adanya efek berbahaya baik langsung maupun tidak langsung pada kehamilan, perkembangan embrio fetal, persalinan, atau perkembangan bayi.
Akan tetapi, pemberian vaksin harus dipertimbangkan potensi keuntungan melebihi risiko pada ibu dan janin. Salah satu pertimbangan pemberiannya adalah berdasarkan data demografis dan penyebaran infeksi COVID-19 di daerah tersebut.[2,3]
Vaksin ini belum mendapat EUA (emergency use authorization) dari Food and Drug Administration (FDA) sehingga belum ada data kategori penggunaannya pada kehamilan. Sedangkan menurut Therapeutic Goods Administration (TGA), penggunaan vaksin ini pada kehamilan termasuk kategori B2. Data mengenai penggunaannya oleh ibu hamil atau wanita yang hamil setelah divaksin masih sangat terbatas.[7,11,12]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum diketahui apakah vaksin COVID-19 AstraZeneca diekskresikan di air susu ibu. Pemberian vaksin pada ibu menyusui hanya jika keuntungan lebih tinggi daripada risiko pada ibu dan bayi. Akan tetapi, bila vaksin sudah terlanjur diberikan, kegiatan menyusui tetap dilanjutkan, karena vaksin bukan vaksin hidup.[2,3,16,17]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli