Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Vitamin B1 (Thiamine) general_alomedika 2022-07-14T15:27:08+07:00 2022-07-14T15:27:08+07:00
Vitamin B1 (Thiamine)
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Vitamin B1 (Thiamine)

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Farmakologi vitamin B1 atau tiamin, didasarkan pada perannya dalam metabolisme aerobik. Tiamin berperan sebagai kofaktor enzim piruvat dehidrogenase. Enzim ini akan mengubah piruvat yang terkandung dalam glukosa menjadi asetil koenzim A (koA). Kemudian, asetil koA akan memasuki siklus Krebs, untuk menghasilkan energi.[14]

Farmakodinamik

Di dalam tubuh, tiamin akan diubah oleh enzim tiamin difosfokinase menjadi bentuk aktif, yaitu thiamin pyrophosphate (TPP). Bentuk aktif ini akan berperan dalam metabolisme, siklus Krebs, dan jalur pentosa fosfat. TTP bekerja sama dengan enzim-enzim lain dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan branched-chain amino acids.

TPP juga merupakan kofaktor pada beberapa tahap selama proses glikolisis dan dekarboksilasi oksidatif karbohidrat. Tidak hanya itu, TPP bertindak sebagai koenzim untuk α-ketoglutarat dehidrogenase dan piruvat dehidrogenase. Kedua enzim ini sangat penting perannya dalam siklus Krebs dan siklus tricarboxylic acid (TCA).

Defisiensi tiamin menyebabkan penurunan aktivitas berbagai enzim ini, sehingga mengganggu konversi laktat menjadi piruvat, yang mengakibatkan penumpukan asam laktat.[7,14]

Farmakokinetik

Farmakokinetik vitamin B1 secara oral diabsorpsi dengan baik, dan didistribusikan secara luas ke hampir seluruh jaringan. Jika diberikan secara intramuskular, vitamin B1 dapat absorpsi seluruhnya. Metabolisme vitamin B1 terjadi di ginjal, menghasilkan bentuk aktif, paling banyak berupa tiamin pirofosfat (TPP). Ekskresi tiamin terjadi melalui ginjal, dan dikeluarkan pada urin dalam bentuk yang tidak berubah.

Absorpsi

Vitamin B1 atau tiamin dari makanan sumber biasanya dalam bentuk derivat fosfat. Sebelum diabsorpsi, bentuk ini harus diubah menjadi tiamin bebas oleh enzim fosfatase di usus.[15]

Absorpsi vitamin B1 terjadi secara aktif dan pasif pada jejunum, dan ileum. Absorpsi utama terjadi pada jejunum bagian proksimal. Duodenum, ileum, dan bagian usus lainnya tidak begitu berperan. Absorpsi vitamin B1 pada konsentrasi rendah, yaitu  <1 μmol/L, terjadi melalui sistem transport aktif. Pada konsentrasi tinggi, absorpsi vitamin B1 terjadi melalui difusi pasif.[2,16]

Kecepatan absorpsi vitamin B1 dapat berkurang jika dikonsumsi bersama makanan. Namun, konsumsi bersama makanan tidak memengaruhi seberapa banyak jumlah vitamin B1 yang diabsorpsi. Alkoholisme menyebabkan penurunan absorpsi tiamin, hingga mencapai 50%.[6]

Selanjutnya, vitamin B1 akan menuju ke hepar, untuk masuk ke dalam eritrosit dan leukosit. Pemberian vitamin B1 secara intramuskular (IM) akan diabsorpsi seluruhnya.[6]

Waktu paruh vitamin B1 sangat singkat, yaitu 1–12 jam. Selain itu, penyimpanan vitamin B1 dalam tubuh juga sangat terbatas jumlahnya dan hanya bertahan 1–3 minggu. Untuk itu, dibutuhkan asupan dari makanan sumber secara rutin untuk menjaga kadar vitamin B1 dalam jaringan. Bentuk aktif vitamin B1 atau tiamin, adalah tiamin pirofosfat (TPP), berjumlah sebanyak 80% dari total tiamin dalam tubuh.[17]

Distribusi

Sirkulasi vitamin B1 dalam tubuh diperantarai oleh eritrosit, dan akan dihantarkan ke sel-sel dengan tingkat metabolisme tinggi, seperti sel-sel otak, hepar, pankreas, jantung, serta otot polos dan otot rangka.

Vitamin B1 tersebar secara luas ke hampir seluruh jaringan tubuh, termasuk ke air susu ibu (ASI). Vitamin B1 tidak disimpan dalam tubuh. Transportasi vitamin B1 terjadi melalui darah, baik pada eritrosit maupun plasma. Sekitar 90–94% vitamin B1 terikat dengan protein.[6,17]

Metabolisme

Vitamin B1 mengalami metabolisme di hepar, dan menghasilkan metabolit-metabolit aktif, yaitu tiamin pirofosfat, tiamin monofosfat, dan tiamin trifosfat. Tiamin pirofosfat (TPP) atau tiamin difosfat (TDP) merupakan metabolit aktif utama, yang bertindak sebagai koenzim dalam proses metabolisme karbohidrat, melalui reaksi transketolasi.

Beberapa jenis obat dapat memengaruhi metabolisme vitamin B1. Obat-obatan tersebut, antara lain antasida, antikonvulsan, misalnya fenitoin, diuretik, misalnya furosemide, antineoplastik, misalnya fluorouracil, dan kontrasepsi oral.[2,3]

Eliminasi

Proses defosforilasi vitamin B1 terjadi di ginjal. Apabila terdapat kelebihan vitamin B1 bentuk bebas, maka akan dikeluarkan melalui urin. Pada pemberian vitamin B1 dosis normal, sebagian besar ekskresinya ke urine adalah dalam bentuk yang tidak berubah.[1,7]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Office of Dietary Supplements. Thiamin. NIH. 2021 https://ods.od.nih.gov/factsheets/Thiamin-HealthProfessional/
2. Pacei F, Tesone A, Laudi N, Laudi E, Cretti A, Pnini S, Varesco F, Colombo C. The Relevance of Thiamine Evaluation in a Practical Setting. Nutrients. 2020 Sep 13;12(9):2810. doi: 10.3390/nu12092810.
3. Anonim. Thiamine. Drugbank. 2022 https://go.drugbank.com/drugs/DB00152
6. American Society of Health-System Pharmacists. Thiamin. Drugs.com. 2021. https://www.drugs.com/monograph/thiamine.html#
7. Martel JL, Kerndt CC, Doshi H, et al. Vitamin B1 (Thiamine) StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482360/
14. Sinaga, M.M., Budipramana, V.S., Nugraha, J. 2021. The correlation of blood thiamine concentrations with lactate acidosis in peritonitis patients with sepsis. Bali Medical Journal 10(1): 214-218. DOI: 10.15562/bmj.v10i1.2237
15. Dhir S, Tarasenko M, Napoli E, Giulivi C. Neurological, Psychiatric, and Biochemical Aspects of Thiamine Deficiency in Children and Adults. Front Psychiatry. 2019.
16. Smith TJ, Johnson CR, Koshy R, Hess SY, Qureshi UA, Mynak ML, Fischer PR. Thiamine deficiency disorders: a clinical perspective. Ann N Y Acad Sci. 2021.
17. Whitfield KC, Bourassa MW, Adamolekun B, et al. Thiamine deficiency disorders: diagnosis, prevalence, and a roadmap for global control programs. Ann N Y Acad Sci. 2018 Oct;1430(1):3-43. doi: 10.1111/nyas.13919.

Pendahuluan Vitamin B1 (Thiamine)
Formulasi Vitamin B1 (Thiamine)

Artikel Terkait

  • Penggunaan Vitamin B untuk Penanganan Kasus Kelelahan
    Penggunaan Vitamin B untuk Penanganan Kasus Kelelahan
  • Manfaat Suplementasi Vitamin B pada Pasien dengan Infeksi Virus Akut
    Manfaat Suplementasi Vitamin B pada Pasien dengan Infeksi Virus Akut
  • Dampak Peresepan Vitamin B Kompleks secara Berlebihan
    Dampak Peresepan Vitamin B Kompleks secara Berlebihan
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
  • Peran Vitamin B Neurotropik untuk Neuropati Perifer pada Pasien Diabetes Melitus
    Peran Vitamin B Neurotropik untuk Neuropati Perifer pada Pasien Diabetes Melitus

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 7 jam yang lalu
MRI Pasien Stroke Iskemik - ALOPALOOZA
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
1 Balasan
Alodokter, pasien laki2 56 tahun dgn hipertensi dan diabetes mendadak lemah sisi tubuh kanan. MRI DWI memperlihatkan gambaran berikut. Arteri apa yang...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 10 jam yang lalu
H-7 Webinar ALOMEDIKA: Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh - Selasa, 20 Mei 2025 Pukul 13.00 - 14.30 WIB
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti ALOMEDIKA Webinar - "Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh" untuk memahami peran strategis dokter dalam menjaga kesehatan para jemaah...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 11 jam yang lalu
Jurnal Paling Zonk di Bulan Mei 2025😱
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Selalu tinjau bacaan dokter dengan kritis, karena tidak semua penelitian yang dipublikasikan dapat diandalkan!Penelitian terkait efek konsumsi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.