Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Vitamin B1 (Thiamine) general_alomedika 2022-07-14T15:29:59+07:00 2022-07-14T15:29:59+07:00
Vitamin B1 (Thiamine)
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Vitamin B1 (Thiamine)

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Indikasi suplementasi vitamin B1 atau tiamin, adalah sebagai penatalaksanaan defisiensi vitamin B1. Bentuk klinis defisiensi vitamin B1 dapat berupa penyakit beri-beri, baik beri-beri kering maupun basah, dan sindrom Wernicke-Korsakoff. Selain itu suplementasi vitamin B1 diperlukan pada terapi refeeding syndrome.[1,3,18]

Defisiensi Vitamin B1

Berbagai keadaan dapat menyebabkan pasien mengalami defisiensi vitamin B1, misalnya karena malnutrisi, diare, atau kolitis ulseratif. Pada defisiensi ringan, vitamin B1 dapat diberikan dengan dosis 10 mg per hari selama 1 minggu, diikuti dengan 3–5 mg per hari selama minimal 6 minggu.

Untuk defisiensi berat, dosis tiamin yang disarankan adalah 25–30 mg IV untuk bayi dan 50–100 mg untuk orang dewasa. Dilanjutkan dengan pemberian 10 mg per hari secara IM, kemudian 3–5 mg per hari secara oral, selama minimal 6 minggu.[1,3]

Penyakit Beri-beri

Penyakit beri-beri terbagi menjadi beri-beri kering dan basah. Gejala pada beri-beri kering berupa polineuropati perifer simetris,  yang lebih banyak terjadi di distal, dan berhubungan dengan gangguan sensori motor. Sedangkan beri-beri basah bermanifestasi sebagai gagal jantung kongesti output tinggi.

Pada keadaan beri-beri yang berat, misalnya Shoshin beri-beri, vitamin B1 dapat diberikan dengan dosis 100–300 mg per hari. Kemudian, berikan sebanyak 5–30 mg per hari selama 1 bulan, atau hingga faktor risiko yang menyebabkan defisiensi telah teratasi.

Dosis pediatrik yang digunakan adalah 10‒25 mg intramuskular atau intravena jika pasien mengalami sakit kritis, atau 10-50 mg per oral satu kali sehari selama 2 minggu. Selanjutnya diturunkan menjadi 5–10 mg per hari selama 1 bulan.[18,19]

Sindrom Wernicke-Korsakoff

Sindrom Wernicke-Korsakoff adalah manifestasi neurologis karena defisiensi vitamin B. Ensefalopati Wernicke ditandai dengan trias gejala berupa ataksia, gangguan status mental, dan gejala pada mata, seperti nistagmus dan oftalmoplegia. Sindrom Korsakoff ditandai dengan gangguan memori yang bersifat kronis, persisten, dan berat.

Pada sindrom Wernicke-Korsakoff yang disertai alkoholisme, vitamin B1 diberikan dengan dosis inisial 500–1500 mg secara intravena (IV) atau intramuskular (IM), terbagi dalam 2–3 dosis. Durasi pemberian adalah 5 hari.

Selanjutnya, diberikan 50‒100 mg/hari secara IM atau IV hingga pasien dapat menjalani diet gizi seimbang secara reguler. Jika menggunakan sediaan oral, dapar diberikan dosis pemeliharaan sebesar 300 mg/hari selama 1–2 minggu, kemudian diturunkan menjadi 100 mg.

Jika sindrom Wernicke-Korsakoff tidak disertai dengan alkoholisme, vitamin B1 dapat diberikan dengan dosis 100–300 mg per hari secara IM atau IV.[18,20]

Refeeding Syndrome

Suplementasi tiamin juga diindikasikan untuk pencegahan dan tata laksana refeeding syndrome. Dosis yang disarankan adalah 100–300 mg per hari, selama 10 hari.[18]

Diabetes

Beberapa penelitian berskala kecil menunjukkan pemberian vitamin B1 oral sebanyak 150–300 mg per hari dapat menurunkan kadar glukosa pada pasien diabetes mellitus tipe 2 atau toleransi glukosa terganggu.

Pemberian benfotiamine, bentuk sintetis dari tiamin, sebanyak 120–900 mg per hari dapat mengurangi keparahan gejala neuropati diabetik dan menurunkan ekskresi albumin.[21,22]

Rekomendasi Asupan Harian

Rekomendasi asupan harian vitamin B1 untuk orang dewasa adalah 1,2 mg/hari untuk pria dewasa, dan 1,1 mg/hari untuk wanita dewasa. Pada wanita hamil rekomendasi asupan vitamin B1 adalah 1,3 mg/hari. Rekomendasi asupan untuk bayi sehat menyusui usia 0‒6 bulan adalah 0,2 mg/hari, dan untuk bayi usia 7‒12 bulan adalah 0,3 mg/hari.[1,4]

Rekomendasi asupan harian pediatrik dibagi sesuai usia, yaitu:

  • 1‒3 tahun: 0,5 mg/hari
  • 4‒7 tahun: 0,6 mg/hari
  • 7‒9 tahun: 0,9 mg/hari
  • 10–12 tahun: 1,1 mg/hari untuk laki-laki dan 1,0 mg/hari untuk perempuan[4]

Suplementasi vitamin B1 diberikan apabila asupan diet harian seseorang kurang adekuat untuk memenuhi kebutuhan vitamin B1, atau berisiko untuk mengalami defisiensi vitamin B1. Suplementasi vitamin B1 sebaiknya dimulai segera pada pasien yang diduga mengalami defisiensi. Suplementasi vitamin B1 murah, aman, dan dapat menyelamatkan nyawa.[18]

Faktor risiko terjadinya defisiensi vitamin B1, antara lain ketergantungan alkohol, malnutrisi, usia lanjut, penderita human immunodeficiency virus (HIV), penyandang diabetes, riwayat operasi bariatrik, serta pada berbagai kondisi medis lain, seperti hiperemesis gravidarum, obesitas, penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis, dan kanker.[1,18]

Tolerable Upper Intake Level

Konsumsi tiamin secara oral relatif sangat aman dan jarang menyebabkan efek samping. Belum ditetapkan batas atas asupan tiamin yang dilaporkan menyebabkan toksisitas, menurut Institute of Medicine. Namun, American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) merekomendasikan asupan tiamin per hari untuk orang dewasa sebesar 1,2–10 mg.[7]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Office of Dietary Supplements. Thiamin. NIH. 2021 https://ods.od.nih.gov/factsheets/Thiamin-HealthProfessional/
3. Anonim. Thiamine. Drugbank. 2022 https://go.drugbank.com/drugs/DB00152
4. Kementerian Kesehatan RI. Angka Kecukupan Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;2019.
7. Martel JL, Kerndt CC, Doshi H, et al. Vitamin B1 (Thiamine) StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482360/
18. Polegato BF, Pereira AG, Azevedo PS, Costa NA, Zornoff LAM, Paiva SAR, Minicucci MF. Role of Thiamin in Health and Disease. Nutr Clin Pract. 2019 Aug;34(4):558-564. doi: 10.1002/ncp.10234.
19. Anonym. Thiamine. Medscape. 2022. https://reference.medscape.com/drug/vitamin-b1-thiamine-344428
20. MIMS. Thiamine. MIMS. 2019. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/thiamine/?type=brief&mtype=generic
21. Alaei Shahmiri F, Soares MJ, Zhao Y, Sherriff J. High-dose thiamine supplementation improves glucose tolerance in hyperglycemic individuals: a randomized, double-blind cross-over trial. Eur J Nutr. 2013 Oct;52(7):1821-4. doi: 10.1007/s00394-013-0534-6.
22. Alkhalaf A, Klooster A, van Oeveren W, Achenbach U, Kleefstra N, Slingerland RJ, et al. A double-blind, randomized, placebo-controlled clinical trial on benfotiamine treatment in patients with diabetic nephropathy. Diabetes Care 2010;33:1598-601.

Formulasi Vitamin B1 (Thiamine)
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Penggunaan Vitamin B untuk Penanganan Kasus Kelelahan
    Penggunaan Vitamin B untuk Penanganan Kasus Kelelahan
  • Manfaat Suplementasi Vitamin B pada Pasien dengan Infeksi Virus Akut
    Manfaat Suplementasi Vitamin B pada Pasien dengan Infeksi Virus Akut
  • Dampak Peresepan Vitamin B Kompleks secara Berlebihan
    Dampak Peresepan Vitamin B Kompleks secara Berlebihan
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
  • Peran Vitamin B Neurotropik untuk Neuropati Perifer pada Pasien Diabetes Melitus
    Peran Vitamin B Neurotropik untuk Neuropati Perifer pada Pasien Diabetes Melitus

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 6 jam yang lalu
MRI Pasien Stroke Iskemik - ALOPALOOZA
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
1 Balasan
Alodokter, pasien laki2 56 tahun dgn hipertensi dan diabetes mendadak lemah sisi tubuh kanan. MRI DWI memperlihatkan gambaran berikut. Arteri apa yang...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 9 jam yang lalu
H-7 Webinar ALOMEDIKA: Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh - Selasa, 20 Mei 2025 Pukul 13.00 - 14.30 WIB
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti ALOMEDIKA Webinar - "Peran Dokter dalam Persiapan Haji dan Umroh" untuk memahami peran strategis dokter dalam menjaga kesehatan para jemaah...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 10 jam yang lalu
Jurnal Paling Zonk di Bulan Mei 2025😱
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Selalu tinjau bacaan dokter dengan kritis, karena tidak semua penelitian yang dipublikasikan dapat diandalkan!Penelitian terkait efek konsumsi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.