Pembaruan Pedoman ACLS 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Oleh :
dr.Bedry Qintha

Terdapat pembaruan pada pedoman advanced cardiac life support atau ACLS yang dipublikasikan oleh American Heart Association pada tahun 2024. Dalam pembaruan ini, terdapat sedikit perubahan rekomendasi tentang manajemen suhu, angiografi koroner perkutan, extracorporeal cardiopulmonary resuscitation (ECPR), dan manajemen kejang.

Pedoman ACLS 2024 merekomendasikan untuk tidak menggunakan kalsium secara rutin pada kasus henti jantung, melainkan hanya pada kondisi yang memang memerlukan suplementasi kalsium seperti overdosis calcium channel blocker. Di sisi lain, pedoman terbaru ini merekomendasikan strategi pengendalian suhu tertarget (targeted temperature control) pada pasien yang tidak bisa mengikuti instruksi pasca return of spontaneous circulation (ROSC).[1]

Cpr,,First,Aid,And,Healthcare,With,Hands,On,Chest,Of

Tabel 1. Tentang Pedoman Klinis Ini

Penyakit Henti jantung mendadak
Tipe Penatalaksanaan
Yang Merumuskan

American Heart Association (AHA)

Tahun 2024
Negara Asal Amerika Serikat
Dokter Sasaran Dokter Jaga IGD, Dokter Umum, Dokter Anestesi dan Rawat Intensif

Penentuan Tingkat Bukti

Rekomendasi ditentukan melalui tinjauan sistematik yang dievaluasi oleh kelompok penulis. Strategi pencarian yang digunakan disusun atau diadaptasi dari ILCOR (International Liaison Committee on Resuscitation), dan dilaksanakan pada basis data Medline, Embase, dan Cochrane CENTRAL. Artikel yang diidentifikasi lalu diseleksi secara independen oleh dua anggota kelompok untuk ditinjau Setiap artikel yang dipilih akan dianalisis untuk mengembangkan rekomendasi, kemudian ditinjau secara kolektif.

Tingkat bukti (Level of Evidence/LOE) dan Kelas Rekomendasi (Class of Recommendation/ COR) ditentukan berdasarkan kekuatan, konsistensi, dan kualitas bukti yang tersedia. LOE mengevaluasi jumlah, relevansi, dan konsistensi bukti, sedangkan COR mempertimbangkan dampak pada pasien dan masyarakat, serta faktor etis, ekonomi, dan sistem kesehatan. Selanjutnya, pedoman kasar yang sudah selesai diajukan untuk dilakukan blinded peer review.[1]

Rekomendasi Utama untuk Diterapkan dalam Praktik Klinis Anda

Beberapa rekomendasi klinis utama yang perlu diperhatikan dari pedoman ACLS 2024 ini antara lain:

  • Hindari penggunaan kalsium secara rutin pada pasien dengan henti jantung. Kalsium digunakan hanya dalam situasi tertentu yang memerlukan, seperti overdosis calcium channel blocker.
  • Pemberian magnesium tidak meningkatkan ROSC, kelangsungan hidup, ataupun luaran neurologis apapun jenis ritme jantung yang dialami pasien, sehingga tidak direkomendasikan.
  • ECPR, atau sering juga disebut ECMO, dapat dipertimbangkan untuk pasien tertentu dengan henti jantung refrakter jika dilakukan oleh personel yang terlatih dan dikerjakan dalam sistem layanan kesehatan dengan sarana dan prasarana memadai.
  • Angiografi koroner darurat tidak direkomendasikan dibandingkan strategi tertunda atau selektif pada pasien dengan ROSC setelah henti jantung tanpa adanya elevasi segmen ST, syok, instabilitas konduksi jantung, tanda kerusakan miokard yang signifikan, dan iskemia jantung yang sedang berlangsung.
  • Semua orang dewasa yang tidak responsif pasca ROSC sebaiknya menjalani pengendalian suhu dengan target suhu berkelanjutan 32-37,5°C. Pencegahan demam lebih diutamakan dibandingkan berkonsentrasi pada penurunan suhu, sedangkan pada kasus hipotermia maka suhu dinaikkan maksimal 0,5°C/ jam.
  • Profilaksis kejang tidak perlu diberikan secara rutin pada orang dewasa yang mengalami henti jantung, tetapi obati kejang jika terjadi.
  • Elektroensefalografi (EEG) dapat dilakukan berkala (bukan kontinu) pada pasien yang tidak responsif pasca ROSC. Selanjutnya, jika ditemukan gelombang iktal atau interiktal, dapat dipertimbangkan pemberian antikejang non-sedasi.[1]

Perbandingan dengan Pedoman Klinis di Indonesia

Di Indonesia, pedoman klinis untuk penanganan henti jantung masih merujuk pada pedoman ACLS versi terdahulu. Oleh sebab itu, pembaruan yang ada di pedoman ACLS 2024 ini belum dimasukkan dalam pedoman di Indonesia.[2]

Serupa dengan di Indonesia, pedoman penanganan henti jantung yang dikeluarkan oleh European Resuscitation Council (ERC) juga belum mengalami pembaruan. Pedoman ini kemungkinan baru akan dipublikasikan pembaruannya pada tahun 2025.

Dalam pedoam ERC yang ada sekarang, penurunan suhu sudah menggunakan pengendalian tertarget, yakni dengan target 32-36°C. Rekomendasi untuk pencegahan kejang juga sama dengan pedoman ACLS 2024, yakni pencegahan tidak dilakukan secara rutin melainkan hanya jika kejang muncul secara klinis atau pada EEG.[3]

Kesimpulan

Pembaruan pedoman advanced cardiac life support (ACLS) ini dipublikasikan oleh American Heart Association pada tahun 2024. Perubahan utama dalam pedoman ini antara lain:

  • Kontrol suhu ketat dalam rentang 32-37,5°C dianjurkan untuk pasien non-responsif pasca return of spontaneous circulation (ROSC).
  • Penggunaan kalsium dianjurkan untuk dibatasi pada keadaan tertentu yang memang memerlukan saja, misalnya pada overdosis calcium channel blocker.
  • Magnesium tidak terbukti meningkatkan luaran klinis pasien, terlepas dari ritme jantung yang dialami pasien.
  • Extracorporeal cardiopulmonary resuscitation (ECPR) direkomendasikan pada henti jantung refrakter tertentu, dengan syarat adanya sarana dan prasarana memadai.

  • Angiografi koroner darurat pasca henti jantung dapat dipertimbangkan pada kasus dengan indikasi tertentu.
  • Pencegahan kejang tidak diberikan rutin, melainkan hanya jika ada kejang secara klinis atau pada EEG.

Referensi