Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Trikomoniasis monika-natalia 2023-01-19T15:37:37+07:00 2023-01-19T15:37:37+07:00
Trikomoniasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Edukasi dan Promosi Kesehatan Trikomoniasis

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan trikomoniasis dilakukan untuk pasien dan pasangan seksualnya. Setelah terdiagnosis dengan trikomoniasis pasien perlu diterapi bersama dengan pasangan hingga tuntas untuk mencegah gagal terapi ataupun reinfeksi.[1-4]

Edukasi Pasien

Pasien perlu diedukasi bahwa kekambuhan atau transmisi dapat terjadi jika pasien aktif secara seksual dan pasangan seksual tidak diobati, sehingga penting untuk pasien dapat terbuka kepada pasangan seksual mengenai penyakit yang diderita serta mendorong pasangan seksual untuk konsultasi dan mendapat terapi juga.

Pasien dan pasangannya dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual hingga terapi selesai dan tidak ada gejala lagi, terutama pada pasien/pasangan ibu hamil karena jika terinfeksi berisiko menularkan pada anak saat persalinan.[1,2,3,4]

Pasien yang sedang menyusui perlu diedukasi bahwa nitroimidazole diekskresikan ke dalam ASI. Meskipun dosis yang diekskresikan tidak mencapai level terapetik pada bayi, ibu tetap dianjurkan untuk tidak menyusui selama terapi hingga 12-24 jam setelah selesai terapi metronidazole, atau hingga 3 hari setelah selesai terapi tinidazole, atau hingga 4 hari setelah selesai terapi secnidazole.[2,4]

Pasien perlu diedukasi untuk tidak minum alkohol selama terapi dengan nitroimidazole karena dapat menyebabkan reaksi seperti disulfiram (disulfiram-like reaction). Pasien dianjurkan untuk tidak minum alkohol selama terapi hingga 24 jam setelah selesai terapi metronidazole atau hingga 72 jam setelah terapi tinidazole.[1,2]

Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan follow up 3 bulan setelah terapi selesai untuk mengkonfirmasi kesembuhan, terutama untuk wanita yang aktif secara seksual.[1,2]

Trikomoniasis berkaitan erat dengan koinfeksi infeksi menular seksual lain sehingga perlu dipertimbangkan pula untuk melakukan konseling, pemeriksaan, dan terapi terhadap infeksi menular seksual lain.[1,2]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Satu-satunya cara untuk mencegah infeksi menular seksual adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual berisiko, termasuk hubungan seksual oral dan anal. Pada individu yang aktif secara seksual, resiko trikomoniasis dapat dicegah dengan hanya melakukan hubungan seksual dengan 1 pasangan tetap yang tidak menderita trikomoniasis, atau menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks. Penggunaan kondom yang tepat secara konsisten dapat secara efektif mencegah infeksi selama kontak seksual.[3,6]

Pengendalian trikomoniasis dilakukan dengan memutus transmisi berkelanjutan, yaitu dengan tidak melakukan hubungan seksual selama terapi dan mendorong pasangan seksual untuk diterapi juga.[1-3]

Skrining Trikomoniasis

Secara global, tidak ada rekomendasi untuk pemeriksaan skrining trikomoniasis. Hal ini dikarenakan belum ada data yang cukup untuk dapat menunjukkan efek skrining terhadap penurunan kejadian penyakit, kesenjangan di bidang kesehatan, maupun beban infeksi komunitas.

Pemeriksaan skrining lebih disesuaikan dengan epidemiologi lokal masing-masing daerah. Skrining tahunan mungkin dapat dipertimbangkan pada kondisi beresiko tinggi seperti wanita pekerja seksual, pasangan seksual lebih dari satu, penyalahgunaan obat, riwayat infeksi menular seksual, dan narapidana.

Skrining tahunan rutin terhadap trikomoniasis dapat dilakukan pada pasien terutama wanita dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV) mengingat trikomoniasis berkaitan erat dengan infeksi HIV.[4]

Vaksinasi

Hingga saat ini belum ada vaksin untuk penyakit trikomoniasis.[2,4]

Referensi

1. Schumann JA, Plasner S. Trichomoniasis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534826/
2. Smith DS. Trichomoniasis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/230617-overview
3. Centers For Disease Control And Prevention. Trichomoniasis. 2021. https://www.cdc.gov/std/trichomonas/default.htm
4. Centers For Disease Control And Prevention. STI Treatment Guidelines: Trichomoniasis. 2021. https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/trichomoniasis.htm
5. Centers For Disease Control And Prevention, Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern: Trichomoniasis. 2017. https://www.cdc.gov/dpdx/trichomoniasis/index.html
6. World Health Organization. Trichomoniasis: Frequently Asked Questions. 2019. https://www3.paho.org/hq/index.php?option=com_content&view=article&id=14939:trichomoniasis-frequently-asked-questions&Itemid=0&lang=en#gsc.tab=0

Prognosis Trikomoniasis
Panduan E-Prescription Trikomoni...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.