Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Gangguan Panik general_alomedika 2024-05-16T11:42:45+07:00 2024-05-16T11:42:45+07:00
Gangguan Panik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Gangguan Panik

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Berbagai hipotesis telah dikemukakan sebagai etiologi gangguan panik. Kebanyakan hipotesis ini menyatakan ketidakseimbangan kimia otak sebagai faktor utama, termasuk abnormalitas gamma aminobutyric acid (GABA), kortisol, dan serotonin.[1]

Faktor Risiko

Faktor lingkungan dan genetik merupakan faktor resiko untuk timbulnya gangguan panik. Pengalaman masa kecil yang buruk (misalnya paparan terhadap kekerasan fisik atau seksual) bisa memicu timbulnya gangguan panik di masa dewasa.[3,4]

Genetik

Gangguan panik juga mempunyai faktor genetik yang kuat. Penelitian menunjukkan adanya risiko sebesar 40% untuk mengalami gangguan panik bila ada keluarga derajat pertama (first degree relative) mengalami gangguan ini.[1,2] Kandidat gen yang diperkirakan bertanggung jawab bersifat multifaktorial, diantaranya adalah gen COMT dan SLC6A4.[6]

Faktor genetik yang mendasari gangguan panik untuk setiap kelompok pasien. Pasien dengan karakteristik tertentu mungkin mempunyai faktor risiko genetik yang berbeda (misalnya gangguan panik familial dan non-familial, gangguan panik dengan onset usia dini dan onset usia tua).[15]

Temperamen atau Kepribadian

Faktor psikologis yang bisa mempengaruhi timbulnya gangguan panik adalah paparan pengalaman situasi eksternal (misalnya keramaian) dan internal (misalnya takikardia) yang berulang dan tidak menyenangkan, kecenderungan/ kebiasaan misinterpretasi negatif gejala-gejala fisik, sensitivitas terhadap stress.[4]

Kepribadian tipe pencemas, sensitivitas terhadap cemas, dan behavioural inhibition juga merupakan faktor risiko gangguan cemas. Kepribadian cemas ditunjukkan oleh adanya resiliensi yang buruk terhadap stress, reaktivitas terhadap stressor, dan manifestasi berbagai gangguan cemas lainnya.

Sensitivitas terhadap cemas ditunjukkan oleh mudahnya seseorang gejala-gejala fisik cemas (misalnya takikardi, palpitasi, takipneu) dan melakukan misinterpretasi gejala tersebut (misalnya takikardi diinterpretasikan sebagai serangan jantung).[15]

Behavioural inhibition adalah karakteristik pada anak yang menunjukkan reaktivitas kuat terhadap hal-hal baru sehingga anak menghindari orang atau lingkungan baru yang tidak familiar.  Hal ini berhubungan dengan gangguan pada hipokampus, sesuai dengan hipotesis mengenai patofisiologi gangguan panik.[4,15]

Stres dalam Kehidupan

Meskipun serangan bisa terjadi kapan saja dan tanpa pemicu spesifik, namun biasanya serangan panik muncul pada konteks tertentu. Oleh karena itu biasanya ada faktor lingkungan yang memicu timbulnya serangan, misalnya riwayat mengalami stress atau trauma yang tidak bisa diprediksi sebelumnya dan tidak bisa dikendalikan.

Kurang lebih 80% pasien dengan gangguan panik melaporkan riwayat peristiwa kehidupan negatif sebelumnya.[4] Pasien dengan serangan panik dilaporkan seringkali mengalami berbagai stressor/trauma dalam 12 bulan sebelum serangan, khususnya dalam satu bulan terakhir.[14]

Trauma Masa Kanak-Kanak

Penelitian menunjukkan bahwa riwayat trauma pada masa kanak-kanak, misalnya riwayat kekerasan fisik atau seksual meningkatkan risiko gangguan panik pada masa dewasa. Riwayat merokok atau asma pada masa kanak juga meningkatkan risiko onset gangguan panik pada masa dewasa.[15]

Neurobiology

Faktor risiko biologis untuk timbulnya gangguan panik dibagi menjadi faktor risiko neuroanatomis dan neurotransmitter. Faktor risiko neuroanatomis adalah sensitivitas area-area peka stress di otak terhadap stimulus stressor internal maupun eksternal.

Area sensor stress mencakup amigdala, thalamus, hipokampus. Area respons terhadap stress yang mencakup thalamus, korteks sensorik, korteks frontalis, locus coeruleus, dan periaqueductal gray matter.[15]

Faktor neurotransmitter adalah akibat perubahan pada sistem reseptor GABA-benzodiazepine dan serotonin. Proses ini biasanya berhubungan dengan proses fear conditioning.[15]

Referensi

1. Cackovic C, Nazir S, Marwaha R. Panic Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430973/
2. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders: DSM-5. 5th edn. Washington, D.C.: American Psychiatric Publishing. 2013.
3. Drissi N, Ouhbi S, Janati Idrissi MA, Ghogho M. An analysis on self-management and treatment-related functionality and characteristics of highly rated anxiety apps. Int J Med Inform. 2020;141:104243. doi:10.1016/j.ijmedinf.2020.104243
4. Sawchuk CN, Veitengruber JP. Panic disorders - Symptoms, diagnosis and treatment. BMJ Best Practice US. 2023 https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/121
14. Panic attack. Elsevier patient education. 2022. https://elsevier.health/en-US/preview/panic-attack
15. Roy-Byrne PP. Panic disorder in adults: Epidemiology, pathogenesis, clinical manifestations, course, assessment, and diagnosis. Uptodate. 2024. https://www.uptodate.com/contents/panic-disorder-in-adults-epidemiology-pathogenesis-clinical-manifestations-course-assessment-and-diagnosis#H1041967

Patofisiologi Gangguan Panik
Epidemiologi Gangguan Panik

Artikel Terkait

  • Olahraga Sebagai Terapi untuk Gangguan Cemas
    Olahraga Sebagai Terapi untuk Gangguan Cemas
  • Hendaya Kognitif pada Gangguan Cemas
    Hendaya Kognitif pada Gangguan Cemas
  • Pengaruh Durasi Tidur Anak pada Risiko Gangguan Jiwa
    Pengaruh Durasi Tidur Anak pada Risiko Gangguan Jiwa
  • Penatalaksanaan Nonfarmakologis untuk Gangguan Kecemasan
    Penatalaksanaan Nonfarmakologis untuk Gangguan Kecemasan
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 01 Februari 2025, 08:46
Terapi insomnia dan ansietas pada pasien usia kerja
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, mhn arahan dan step terapi mengenai pasien usia kerja 30-35 thn dg kecenderungan insomnia dan ansietas....jika mungkin ada gangguan psikotik,...
dr.Wilda Florentina S
Dibalas 04 April 2024, 14:43
Hubungan serangan cemas akut pada penurunan saturasi oksigen
Oleh: dr.Wilda Florentina S
2 Balasan
Izin Bertanya kepada Dokter Spesialis dan Dokter umum, saya pernah menemukan pasien dengan serangan cemas akut dgn keluhan merasa seperti tercekik di tempat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.