Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Graft Versus Host Disease general_alomedika 2022-08-15T10:42:39+07:00 2022-08-15T10:42:39+07:00
Graft Versus Host Disease
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Graft Versus Host Disease

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Etiologi graft versus host disease atau GVHD adalah munculnya inflamasi berlebihan akibat interaksi reaksi imun donor dengan resipien. GVHD dapat terjadi pada situasi di bawah ini:

  • Setelah transplantasi sumsum tulang allogenik
  • Setelah transplantasi organ padat yang kaya akan sel limfoid, misalnya transplantasi hati

  • Setelah transfusi darah

Untuk memungkinkan GVHD terjadi, sel yang kompeten secara imunologis harus ditransplantasikan ke dalam resipien, dimana sel yang ditransfer dikenali oleh alloantigen resipien.[5,7]

Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keparahan Graft Versus Host Disease

Kejadian dan keparahan dari graft versus host disease (GVHD) dipengaruhi oleh faktor resipien dan donor, faktor sumber sel punca, dan modulasi imun.

Faktor Resipien-Donor

Insiden GVHD meningkat seiringan dengan ketidakcocokan transplan donor, kesenjangan HLA, dan ketidakcocokan seks.

Faktor Sumber Sel Punca

Cryopreservation dari sumsum tulang sebelum tindakan dan penggunaan darah tali umbilikal telah dilaporkan dapat menurunkan insiden GVHD.

Faktor Modulasi Imun

Insiden GVHD dilaporkan lebih rendah dengan pemakaian regimen profilaksis yang mencakup siklosporin, methotrexate, dan prednison.

Terapi Kemoterapi dan Radiasi

Kemoterapi dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan jaringan secara lokal dan meningkatkan kadar sitokin yang bersirkulasi, sehingga menyebabkan badai sitokin. Hal ini telah dikaitkan dengan peningkatan insiden dan keparahan GVHD.[7]

Faktor Risiko

Peningkatan risiko terjadinya graft versus host disease (GVHD) dipengaruhi oleh jenis tindakan dan faktor intrinsik donor ataupun resipien. Faktor tersebut antara lain usia donor atau penerima, tingkat kecocokan human leukocytes antigen (HLA), jenis kelamin antara donor dan resipien, serta apakah resipien dan donor memiliki hubungan keluarga atau tidak.

Graft Versus Host Disease Akut (aGVHD)

Faktor risiko paling penting dalam perkembangan aGVHD adalah tingkat perbedaan antigen sistem HLA antara donor dengan resipien. Jika donor berasal dari saudara kandung, maka setidaknya diharapkan harus ada 6 HLA sesuai. Sementara itu, bila sumber donor bukan berasal dari saudara kandung, maka diperlukan setidaknya ada 8 HLA yang sesuai.

Faktor risiko lain adalah asal sel punca hematopoietik yang ditransplantasikan. Risiko yang lebih besar telah dikaitkan dengan sel yang diperoleh dari darah perifer dibandingkan dengan yang diperoleh dari sumsum tulang. Sel yang diekstraksi dari tali umbilikal telah dilaporkan memiliki risiko.

Jumlah sel T pada inokulum yang lebih besar juga dikaitkan dengan peningkatan risiko. Faktor risiko lainnya mencakup donor atau resipien lanjut usia, perbedaan seks antara donor dan resipien, serta adanya perbedaan golongan darah.[8]

Graft Versus Host Disease Kronis (cGVHD)

Faktor risiko cGVHD adalah adanya riwayat aGVHD. Faktor risiko lain mencakup pasien lanjut usia, donor wanita dengan resipien pria, donor yang bukan saudara tingkat perbedaan HLA, dan allogenic hematopoietic stem cell transplant (HSCT) yang diperoleh dari darah dan bukan sumsum tulang.[6,8]

Tabel 1. Prosedur dan Faktor Risiko Graft Versus Host Disease

Prosedur Kelompok Risiko Tinggi
Allogenik HCT

Pasien yang tidak mendapat regimen profilaksis GVHD

Usia lebih tua

Penerima sel induk nonidentik HLA

Penerima cangkok dari donor allosensitized

Penerima cangkok dari donor yang bukan keluarga

Transplantasi organ solid Resipien transplantasi usus halus
Transfusi darah

Neonatus

Terdapat sindrom imunodefisiensi kongenital

Pasien yang mendapat kemoradioterapi imunosupresif

Sumber: dr. Mia Amelia, Alomedika. 2022.[5]

Referensi

5. Mandanas RA. Graft versus host disease. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/429037-overview#a1
7. Justiz Vaillant AA, Modi P, Mohammadi O. Graft Versus Host Disease. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538235/
8. Moreno DF, Cid J. Graft-versus-host disease. Med. Clínica Engl. Ed. 2019;152:22–8.

Patofisiologi Graft Versus Host ...
Epidemiologi Graft Versus Host D...

Artikel Terkait

  • Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
    Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
  • Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
    Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
  • Seberapa Seringkah Aman Melakukan Donor Darah
    Seberapa Seringkah Aman Melakukan Donor Darah
  • Efek Penggunaan Tabung Sampel Darah yang Lebih Kecil Terhadap Kebutuhan Transfusi pada Pasien ICU – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Penggunaan Tabung Sampel Darah yang Lebih Kecil Terhadap Kebutuhan Transfusi pada Pasien ICU – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 23 November 2024, 04:36
Syarat tekanan darah pada pasien dengan CKD untuk dilakukan transfusi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok mohon share ilmunya, saya sering mendapatkan pasien di IGD dengan CKD Anemia pro trabsfusi sekian kolf, terkadang ada yang diberi premed ada yg tidak,...
Anonymous
Dibalas 01 Oktober 2024, 08:50
Pemberian ca gluconas pada pasien transfusi PRC masif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya dan mohon koreksi, saya dulu pernah diajari ketika iship oleh dokter IGD kalau transfusi PRC hanya boleh dilakukan maks 4...
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibalas 04 Juli 2024, 08:55
Mengapa Donor Darah Rutin Penting? Temukan Manfaatnya!
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
1 Balasan
🩺 Pentingnya Donor Darah Secara Rutin: Manfaat dan KeamanannyaMenurut pernyataan dari American Red Cross, proses mendonorkan darah adalah aman dan bermanfaat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.